herrypengarang
TS
herrypengarang
Ngapain Kuliah, Sarjana Banyak yang Menganggur Kok!

Foto:  google - onoini.com


Jumpa lagi denganku, yang suka nulis apa aja untuk mengisi waktu luang. Daripada bengong melompong, tulis aja apa yang ingin ditulis. Nah, malam ini, karena saya masih fokus pada mempersiapkan anak untuk kuliah, saya ingin tuliskan topik ini. Bisa kita lihat dalam judul tuh! 

Ngapain kuliah? Terang benderang kita melihat dan mendengar banyak sarjana jadi penganggur. Untuk apa repot-repot nguliahin anak tinggi-tinggi, toh pada akhirnya, sulit juga cari kerja.

Obrolan seputar pesimisme itu tak sulit kita jumpai. Hampir tiap saat bisa kita lahap dengan cepat, baik itu lewat gosip-menggosip ringan maupun benar-benar lewat tulisan yang super serius dengan banyak data atau grafik, yang menunjukkan satu hal: banyak pengangguran di tingkat sarjana.

Apakah pandangan pesimisme itu mampu menggoyahkan semangat saya untuk memberi bekal pendidikan setinggi mungkin kepada anak? Tentu saja tidak. Ini alasan sederhananya.

1. Tanggung jawab orangtua untuk mendidik anak dengan baik
Salah satu bentuk tanggung jawab itu adalah memberi bekal yang cukup kepada anak untuk mengenyam pendidikan. Kalau bisa sampai universitas, kenapa nggak? Semula saya memang ragu apakah sanggup menyekolahkan anak sampai kelak sarjana, apalagi biaya kuliah tidaklah sedikit.

Tapi keraguan itu cuma sesaat. Sebagai bentuk tanggung jawab, berbagai cara harus diusahakan untuk bisa membiayai anak hingga sarjana kelak. Saya masih percaya bahwa anak punya rezekinya sendiri, punya jalannya sendiri nanti di kemudian hari. Saya berusaha mempersiapkannya sebaik mungkin. Jadi, sebagai bentuk tanggung jawab dalam mendidik anak maka anak saya harus sekolah, harus kuliah.

2. Pendidikan tidak melulu harus dikaitkan dengan sulitnya cari kerja
Banyak manfaat jika kita pintar. Bekal pengetahuan yang cukup sangat penting bagi kita untuk mengisi hidup. Orang-orang yang berpendidikan, termasuk jika berkesempatan untuk kuliah, punya daya analisis yang baik. Punya logika berpikir yang lebih jernih. Ini dapat membantu kita dalam menyikapi persoalan hidup.

Jika pun pada akhirnya harus menghadapi kesulitan dalam mencari pekerjaan, dengan bekal pendidikan yang kita dapatkan, kita dapat berkreasi untuk tetap mengisi hari demi hari dengan baik. Kreativitas pun mudah muncul dalam situasi sulit jika kita punya bekal ilmu yang memadai.

3. Orang tamat kuliah pasti dapat kerjaan
Aliran pesimisme tentu tidak setuju dengan pendapat saya tersebut. Tapi, saya tetap berada pada jalur optimisme bahwa orang tamat kuliah pasti dapat kerjaan. Itu yang membuat semangat saya selalu besar untuk membekali anak dengan pendidikan tinggi.  Habis kuliah, pasti dapat kerjaan.

Proses mendapatkannya bisa cepat bisa juga lambat. Tapi, tetap optimistis dapat pekerjaan. Kalau bisa, ciptakan pekerjaan sendiri dan membuka lapangan kerja untuk orang lain. Apalagi di masa kini begitu banyak ragam pekerjaan. Ada yang bisa dikerjakan di kantor, bisa dikerjakan di rumah, juga bisa dikerjakan di jalanan.

Terbuka banyak peluang kerja jika kita berani berpikir, berani optimistis, berani terjun di arena persaingan, daripada berdiam diri dalam kepasrahan. Jangan sampai kalah sebelum bertanding lalu terus-menerus mengeluh dan... pesimistis!

4. Bagaimanapun, pendidikan itu penting!
Ini hanya penegasan saya saja. Bagaimanapun, pendidikan itu penting! Meski banyak orang bilang, “Ngapain tinggi-tinggi sekolah, toh pada akhirnya kerjaannya itu-itu juga.” Apalagi ketika orang yang mengatakannya memberikan beberapa contoh orang sukses yang tidak punya latar belakang pendidikan memadai. Pertanyaan saya, berapa sih yang sukses tapi tidak berpendidikan? Lebih banyakan mana dengan orang sukses tapi punya latar belakang pendidikan yang memadai? Apakah sudah ada perbandingan jumlah pastinya?

Tak perlu repot memikirkannya. Keyakinan orang bisa berbeda. Silakan jika masih berpendapat tak perlu sekolah tinggi-tinggi, tapi kalau bisa jangan sampai pandangan tersebut diterapkan kepada anak. Orangtua yang baik tetaplah harus berusaha mendidik anak dengan ilmu yang cukup, setinggi mungkin.

“Gapailah cita-citamu setinggi mungkin, Nak.

Raihlah bintang gemintang.

Getarkan duniamu dengan tekad yang kuat untuk meraih sukses.

Robohkan dinding-dinding pesimisme,

tuntut ilmu dalam suka maupun dukanya.

Anggap kesulitan sebagai pemompa semangat

menuju masa depan yang lebih baik.” 


eddiesangadjiesaidatulllhugomaran
hugomaran dan 198 lainnya memberi reputasi
199
14.5K
386
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Education
Education
icon
22.4KThread13.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.