• Beranda
  • ...
  • Cilacap
  • Tradisi Penyambutan Ramadhan di Cilacap Lenyap! Kenapa Bisa Begitu Ya?

anna1812Avatar border
TS
anna1812
Tradisi Penyambutan Ramadhan di Cilacap Lenyap! Kenapa Bisa Begitu Ya?


Cilacap adalah salah satu kota yang kaya akan adat tradisi. Di beberapa wilayah, ada penganut Kejawen yang melakukan suatu tradisi turun temurun dari zaman nenek moyang hingga kini. Salah satunya adalah ketika menyambut bulan suci Ramadhan. Dalam adat tersebut, ada suatu kebiasaan yang dinamakan kepungan nyadran, yaitu suatu kegiatan saling berkunjung dan berkeliling dari rumah ke rumah di suatu kampung, lalu berdoa bersama atau tahlilan di rumah masing-masing anak putu /pengikut kejawen. Tradisi tersebut rutin dilakukan tiap tahun menjelang bulan suci Ramadhan.

Spoiler for berkeliling dari rumah ke rumah:

sumber gambar


Spoiler for berdoa dan makan bersama:

sumber gambar


Akan tetapi, seperti yang kita tahu, situasi dan kondisi saat ini sangat tidak memungkinkan untuk menggiatkan tradisi tersebut. Pandemi yang tengah menyerang dunia, mengharuskan kita mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap di rumah saja dan menjaga jarak dengan orang lain. Begitu pun dengan kegiatan atau aktivitas yang rutin dilakukan sebelum pandemi ini menyerang yang notabene mengumpulkan banyak orang.

Demi kebaikan bersama dan mencegah penyebaran virus Covid-19, menurut salah satu tetua pelestari adat Kejawen Anak Putu Kalikudi, Adipala, Cilacap, untuk sementara waktu, tradisi kepungan nyadran ditiadakan. Sebagai gantinya adalah para anak putu / pengikut tradisi kejawen, dihimbau supaya membagikan makanan kepada tetangga sekitar saja dan tahlilan diadakan di rumah masing-masing.

Spoiler for makanan untuk tetangga:

sumber gambar


Selain tradisi kepungan nyadran yang sudah ane sebut di atas, ada juga tradisi resik kubur dan bekten atau yang lebih kita kenal dengan ziarah makam. Kegiatan ini juga dilakukan secara bersama-sama oleh para penganut kejawen, yaitu membersihkan makam dari kotoran dan rumput liar. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan pembacaan tahlil dan ditutup makan bersama di makam.

Spoiler for resik kubur:

[URL=https://ecs7.tokopedia.net/blog-tokopediaS E N S O R/uploads/2016/06/Bersih-bersih-Makam-dan-Baca-Doa-356x220.jpg]sumber gambar[/URL]


Spoiler for bekten:

sumber gambar


Spoiler for makan bersama di makam:

[URL=https://ecs7.tokopedia.net/blog-tokopediaS E N S O R/uploads/2016/06/Acara-Makan-Bersama-696x395.jpg]sumber gambar[/URL]


Kegiatan di atas bertujuan untuk menjaga kerukunan antar pengikut dan melestarikan adat tradisi yang telah puluhan tahun dilakukan oleh nenek moyang secara turun temurun. Selain itu juga untuk mengingatkan akan kematian. Namun, kebiasaan tersebut untuk saat ini, sementara juga ditiadakan demi mencegah penyebaran virus yang sudah memakan korban jiwa sebanyak 250 ribuan lebih di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri sudah mencapai 943 kasus kematian yang disebabkan oleh virus ini. Kegiatan bekten dan resik kubur hanya dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh juru kunci dan tetua adat. Adapun bekten hanya digelar oleh kyai kunci dan beberapa tetua adat dengan jumlah orang terbatas.

Spoiler for bekten oleh tetua adat:

sumber gambar


Menurut ane nih, GanSis, apa yang dilakukan oleh para pelestari adat kejawen itu sudah benar. Apabila kegiatan kumpul-kumpul seperti tradisi rutin tahunan di atas tetap digiatkan, bisa jadi pasien positif Covid-19 akan bertambah. Sebab kita kan tidak tahu siapa saja yang sehat dan siapa pula yang berpotensi menularkan virus.

Walaupun suasana menyambut bulan suci Ramadhan saat ini berbeda dari tahun sebelumnya, ane yakin itu tidak mengurangi kesakralan bulan suci Ramadhan itu sendiri. Para pelestari adat dan pengikutnya masih tetap bisa mengirim doa dari rumah kepada para leluhur yang sudah meninggal, tanpa perlu berkerumun di pemakaman. Dan untuk tradisi nyadran sendiri bisa dilakukan dengan berbagi dengan tetangga tanpa perlu berkeliling dari rumah ke rumah di suatu kampung tertentu. Toh itu sama saja artinya. Malah akan semakin memperkuat kerukunan dan tali silaturahim antar tetangga.

Meskipun kedua adat di atas tidak ada dalam ajaran agama Islam, tapi patut dicontoh sebagai bentuk saling menghargai keberagaman adat istiadat yang ada dalam masyarakat Cilacap dan mempererat tali persaudaraan walau berbeda keyakinan.

Oke, GanSis, kiranya hanya itu yang bisa ane tulis mengenai tradisi Ramadhan di kota Cilacap. Kurang dan lebihnya, mohon dikoreksi bagi Agan dan Sista yang lebih tahu akan akan hal ini. Mari tetap ikuti himbauan pemerintah supaya di rumah saja. Dengan begitu, kita sudah membantu pemerintah dalam memutus penyebaran Covid-19. Kesucian bulan Ramadhan akan tetap terjaga meski tradisi rutin tahunan ditiadakan.

Buat GanSis yang sudah mampir, ane ucapkan banyak terima kasih. Tetap semangat menjalankan ibadah puasa walau di tengah pandemi seperti saat ini, ya.

Penulis : @anna1812
Referensi : opini pribadi plus di sini

emoticon-Shakehand2emoticon-Shakehand2emoticon-Shakehand2
nona212
embunsuci
istijabah
istijabah dan 49 lainnya memberi reputasi
50
1.4K
43
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Cilacap
Cilacap
icon
461Thread176Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.