Tak terasa, bulan Ramadhan sebentar lagi akan meninggalkan kita, ditengah peliknya persoalan pandemik Covid19 yang masih menghantui negeri ini. Segala kekhawatiran menjadi batu penghalang silaturahmi dengan sesama, kerabat dan handai taulan. Bahkan mudik sebagai wacana pulang kampung pun terhalang karena wabah corona yang ditakutkan akan menimpa keluarga di kampung.

Entahlah, di Bulan Ramadhan ini kita lalui dengan segala kebersahajaan dan penuh sukacita, meski harus terbatas dengan aturan pemerintah yang semuanya dilakukan demi kemaslahatan bersama. Di tahun-tahun sebelumnya, suasana Ramadhan sangat kental terasa, setiap mesjid dan tempat ibadah lainnya akan selalu ramai oleh sesaknya jamaah tarawih dan diramaikan juga dengan acara bukberbersama.

Namun di tahun ini terasa berbeda. Suasananya yang khidmat terasa berkurang, apalagi jelang momen lebaran dimana ada larangan pemerintah untuk tidak mudik/pulang kampung, semakin menambah kurang khidmatnya bulan Ramadhan tahun ini, tetapi apapun itu ... semoga semakin membuat kita menjadi lebih membumi dan lebih menengok nasib saudara seiman kita yang terdampak pandemi Covid19 di masa sekarang.


Dalam threadini, ane ingin membahas tentang kegiatan amal yang bernilai pahala yang dilakukan dalam Bulan Ramadhan, terkait dengan musibah wabah Corona yang setiap saat menimpa kita ataupun sanak family dan semoga setelah pandemi Covid19 usai kegiatan ini bisa terus dilakukan berkesinambungan hingga di tahun-tahun berikutnya.
Tak lain dan tak bukan adalah adanya kegiatan sosial membagikan bantuan berupa sembako ke warga yang terdata kurang mampu/fakir miskin.



Adanya pandemik Covid19 yang kian merebak, maka peningkatan bantuan ini meningkat menjadi bantuan sosial(bansos) untuk warga kurang mampu yang terdata terkena dampak Covid19, seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang memperluas publikasi data para penerima bantuan sosial (bansos) bagi warga miskin terdampak Covid-19. Publikasi tersebut tidak hanya dipampangkan di kantor desa atau kecamatan, tetapi juga di sejumlah tempat ibadah, seperti mesjid dan gereja.

Tempat ibadah dipilih agar mudah diakses warga untuk mengetahui data tersebut. Data penerima bansos itu di antaranya dipampang di Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi, Masjid Besar Baiturrahman Genteng, Masjid KH Ahmad Dahlan, Klenteng Hoo Tong Bio, Gereja Kristen Jawi Wetan dan sejumlah tempat ibadah lain.



Hal ini dilakukan, agar terjadi transparansi data para warga, sehingga pembagian bantuan tersebut terbagi secara merata, meski tidak dibagikan secara serentak mengingat adanya larangan pemerintah untuk mencegah terjadinya kerumunan massa.

Hal ini disambut positif oleh setiap warga dan tidak menimbulkan kerancuan data karena publikasi ini didukung dengan program pelaporan online, sehingga jika ada warga terdata, tetapi belum menerima bantuannya bisa segera melaporkan diri mereka dengan menggunakan website yang berbasis NIK (Nomer Induk Kependudukan).



Selain dari pemerintah kabupaten Banyuwangi, pembagian bantuan berupa sembako ini dilakukan oleh ibu-ibu dari Dharma Wanita Kemenag Kabupaten Banyuwangi dengan melakukan kegiatan swadaya mandiri dengan menggunakan dana khusus. Sehingga Bulan Ramadhan tetap bisa dinikmati oleh mereka yang memang benar-benar membutuhkan bantuan tersebut.



Beda lagi dengan kegiatan amal yang dilakukan oleh pihak sekolah MTsN Banyuwangi yang gedung sekolahnya berada di bilangan jalan Mawar, Kelurahan Penataban, Kecamatan Giri, Banyuwangi, Jawa Timur. Sejumlah 50 kaum dhuafa ibu-ibu yang berada di seputar atau tetangga gedung MTsN, mendapat paket sembako. Sedang santunan anak-anak Yatim dan Piatu, personilnya dari murid SD dan MI di Kecamatan Giri, sejumlah 130 anak, dilakukan pihak sekolah.

Semua berasal dari sumber dana kas sekolah yang merupakan sumbangan dari bapak/ibu siswa-siswi, dari para guru dan karyawan tata usaha sekolah. Sehingga dana yang terkumpul bisa membantu kegiatan amal di bulan penuh berkah ini.


Hal ini patut dicontoh oleh lembaga pendidikan lainnya, bahwa dengan kerjasama yang ikhlas hanya mengharap ridho Ilahi, maka sekecil apapun jumlah yang dikeluarkan bisa membantu meringankan beban keluarga tidak mampu di sekitar lingkungan kita berada.

Sungguh, menjalani aktifitas Ramadhan ditengah situasi yang belum kondusif di saat ini tentu sangat rentan dengan pemenuhan kebutuhan pokok rumah tangga, sehingga sedikit banyaknya bantuan yang diberikan diharapkan bisa sedikit mengurangi dampak ekonomi yang terjadi akibat adanya PSBB yang bertepatan pula dengan bulan Ramadhan, dimana kebutuhan pokok yang diinginkan sangat susah dipenuhi.


Ramadham 1441 H, merupakan Bulan berkah, bulan yang tepat untuk berbagi kepada sesama, menyantuni fakir miskin dan menyambangi tetangga yang tidak berkecukupan, membuka ladang pahala dengan menyisihkan sebagian dari rezeki untuk menolong meringankan beban bersama-sama, sehingga berkah Ramadhan bisa kita nikmati dengan hati yang dilimpahi dengan penuh kebaikan dan rasa syukur



Semoga krisis ekonomi ini segera berlalu dengan berlalunya wabah Covid19 di tengah-tengah masyarakat kita. Sehingga pada akhir Ramadhan kita masih bisa merasakan nikmatnya silaturahmi dengan sesama, meski tak harus saling berjabat tangan setidaknya bisa saling bertatap muka dengan saling menangkupkan jari jemari di dada sambil saling memberi salam damai "Taqobbalallahu minna wa minkum, minal aidin wal faidzin".


Sekian ulasan threaddari ane, semoga adanya Covid19 ini semakin mempererat tali ukhuwah islamiyah di antara kita dan tidak saling mengacuhkan tetangga yang lebih membutuhkan uluran tangan dan kebaikan hati kita. Semoga bulan Ramadhan tahun ini membawa banyak pengalaman jasmani dan menambah pengetahuan rohani dengan saling membuka silaturahmi yang semoga saja tidak terputus hanya karena adanya pandemi Covid19 ini.