miniadilaAvatar border
TS
miniadila
Mengenang Jejak Luka Masa Lalu



Sebuah Pengorbanan Berbalas Pengkhianatan


Aku berjalan menyusuri jalan setapak menuju pantai. Sayup terdengar burung-burung berkicau hendak pulang ke sarangnya. Daun-daun kelapa pun tampak melambai tertiup angin.

Perahu-perahu nelayan berbaris rapi di bibir pantai. Aku bergegas menghampiri salah satu perahu yang letaknya jauh menyendiri dari perahu yang lain.

Aku memandang rona saga di ufuk barat yang begitu indah. Sejenak lamunanku mengembara pada seseorang yang pernah mengisi relung hati ini.

Flashback

"Orang tuaku juga tak setuju tentang hubungan kita," ujarku sambil menatap wajahnya.

Hening. Tak sepatah kata pun yang keluar dari bibirnya untuk membalas. Dia menunduk sambil mengacak rambut. Sejenak kemudian mendongak dan menatapku. Ada raut kecewa di iris bola matanya.

Suara gemericik air sungai buatan terdengar sekitar restoran yang berkonsep nuansa alam, tempat kencanku dengannya.

"Meskipun orang tuamu tidak setuju, aku tetap ingin bersamamu. Jika harus mengikuti keyakinanmu, aku siap." Dia meraih tanganku dan menggenggam erat. Aku tertegun, hingga tak terasa kelopak mata berembun.

"Baiklah! Aku juga akan berusaha meyakinkan orang tuaku untuk merestui hubungan kita," balasku seraya mengelus lembut punggung tangannya.

🌺🌺🌺

Waktu berlalu. Dengan kegigihan, aku berhasil meyakinkan hati kedua orang tua agar menyetujui hubunganku dengannya. Dia pun memenuhi janji untuk berpindah agama mengikuti keyakinan yang dianut keluargaku.

Tak ingin berdiam diri dan menganggur, dia berniat mewujudkan mimpi dan cita-citanya bekerja di kapal pesiar asing. Ternyata niatnya terhalang, karena tidak cukup dengan modal ijazah D3 melainkan butuh modal uang yang tidak sedikit untuk keperluan administrasi berangkat ke luar negeri.

"Untuk kekurangannya, inshaallah simpananku cukup," ujarku saat itu.

"Ya udah aku pinjam dulu! Begitu aku udah kerja pasti kuganti."

Dia akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya bekerja di kapal pesiar asing dan menjalani hubungan cinta jarak jauh denganku.

Kontrak pertama bekerja di kapal pesiar asing, ia jalani dengan mulus. Semulus perjalanan cintaku dengannya walaupun hanya via SMS dan panggilan telepon.

🌺🌺🌺

Aku merebahkan tubuh di kasur dan membenamkan wajah di bantal. Ada rasa kecewa, sejak dia menjalani kontrak kerja kedua. Dia mulai sulit dihubungi. Bahkan bertanya kabar seperti saat menjalani kontrak kerja pertama dulu, jarang ia lakukan lagi. Entah apa sebabnya, padahal nomor ponselnya sesekali aktif.

Bunyi notifikasi SMS ponsel terdengar di telinga. Aku bergegas meraih dan menatap layar.

[Hai, mawar merahku]
[Apa kabar, Sayang?]

"Sejak kapan dia manggil aku mawar merah?"

Aku mengernyitkan dahi seolah tak percaya dia mengirim SMS seperti itu. Sejenak kemudian aku membalasnya.

[Aku baik-baik saja]
[Kamu lagi istirahat, ya?]

Terlihat di layar ponsel, balasan SMS-ku tidak dibuka.

Kesal. Aku melempar ponsel sekenanya di atas kasur dan kembali membenamkan wajah di bantal.

Berbulan-bulan, diriku didera rasa penasaran. Dia telah dua kali mengirim pesan yang salah untukku dan berakhir dengan kata maaf.

Saat menanti dia kembali ke tanah air, sering kudengar kabar bahwa dia menjalin hubungan dengan cewek lain di belakangku. Namun, kabar itu tak mudah membuatku percaya. Aku tipe orang yang tidak mudah percaya, jika tidak melihat dengan mata kepala sendiri.

🌺🌺🌺

Aku memberanikan diri untuk menjemput dia di bandara bersama keluarga besarnya. Hal yang belum pernah kulakukan selama menjalin hubungan. Maklum, antara keluargaku dengan keluarganya memang belum sepenuhnya merestui.

Tak banyak yang berubah dari penampilannya, hanya saja terasa sedikit canggung saat menatapku sambil tersenyum.

"Nanti, kita boncengan aja! Biar koper dibawa kakakku," bisiknya saat berjalan menuju area parkir Bandara Adi Sumarmo.

Aku menoleh, lantas mengangguk dan tersenyum.

Dia mengajakku mampir di sebuah kafe pinggir jalan. Kebetulan sekali, aku juga akan menanyakan hal yang membuatku penasaran dan dada terasa sesak.

Menurut pengakuannya pesan yang memanggilku dengan sebutan "Mawar Merah" ternyata ditujukan untukku. Aku menangkap sorot matanya ada kebohongan yang ia sembunyikan.

Tahun berganti. Hubunganku semakin buruk, sejak dia telah sukses bekerja di kapal pesiar asing. Pundi-pundi uang hasil kerjanya dijadikan modal bisnis. Namun, janji untuk mengganti simpanan yang kupinjamkan padanya belum ditepati. Sudahlah, aku ikhlas. Toh, itu untuk masa depannya kelak.

🌺🌺🌺

Sejak kepulangannya, kabar menjalin hubungan dengan cewek lain semakin santer terdengar di telinga. Bahkan menjadi buah bibir seantero komplek.

Aku tak tinggal diam dan berusaha menanyakan kebenaran kabar itu kepadanya.

Suara air gemericik di restoran bernuansa alam itu menambah rasa galau di hatiku saat bertemu dengan dia. Tempat favorit yang sering kukunjungi bersamanya.

"Aku memang udah menjalin hubungan dengan dia selama satu tahun," balasnya tanpa merasa bersalah sedikit pun. Aku terdiam, seolah tenggorokan tercekat. Hanya buliran bening tak terasa meleleh membasahi kedua pipiku.

Plak!

Sebuah tamparan berhasil mendarat di pipinya dan meninggalkan jejak tangan kemerahan.

"Tega, kamu, ya? Aku yang selama ini setia untuk mencintaimu ... nyatanya, begini balasanmu," ujarku seraya terisak.

Aku bergegas meraih tas dan berlalu meninggalkannya. Sepanjang perjalanan pulang, air mata tak berhenti meleleh.

Aku yang ikut berjuang dan berkorban dari awal agar terwujud mimpinya selama ini, ternyata suatu pengkhianatan sebagai balasannya. Sakit dan terluka hatiku. Apalagi cewek yang berhasil merebut hatinya masih satu komplek denganku. Dia juga adik kelas semasa SD.

Hubungan yang terbina selama tujuh tahun akhirnya kandas karena pengkhianatan.

Bulan-bulan pertama sejak putus cinta dengannya, aku mengalami depresi. Apalagi rencana pernikahannya dengan cewek itu telah terdengar di telinga.

🌺🌺🌺

Aku sering patah hati, akan tetapi kisah masa lalu yang ini paling menyakitkan hati dan menggoreskan luka teramat dalam.

Rona merah saga berangsur berubah warna keabuan menuju gelap. Angin menerbangkan kerudung, membuat lamunanku buyar seketika. Saatnya pulang ke rumah, memasak hasil tangkapan laut yang didapat suami.

Quote:


Quote:


Selesai

Sumber : Kisah pribadi
Pict: Dokpri

Diubah oleh miniadila 09-07-2020 10:18
ummusaliha
mrdreofzhongwen
nona212
nona212 dan 89 lainnya memberi reputasi
90
2.6K
177
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread•41.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.