agustinaakdsAvatar border
TS
agustinaakds
Simbah Penghuni Lompongan
Met malem GanSist, baca cerita horor yuuuk,
Kisah ini berdasarkan kisah nyata. Jangan lupa berbagi cendol seger, sharing pengalaman horor kalian di coment, atau share yaaaa...





🕸Simbah Penghuni Lompongan🕸

Aku tidak akan pernah percaya, bahwa di lompongan, begitulah kami menyebutnya, yaitu lorong selebar setengah meter yang memanjang dari depan hingga belakang di samping rumah, bersemayan nenek berpunggung bungkuk, dengan rambut penuh uban, berkebaya lengkap dan kegiatannya adalah menyapu sepanjang lorong, hingga aku mendengar suara ayunan sapunya sendiri, malam itu.
Mataku belum juga terpejam, tatkala telingaku menangkap suara yang menjadi rumor beberapa bulan ini. Irama hempasan lidi menyentuh tanah, mengeluarkan bunyi khas seolah menggelitik rongga telinga.
Srek, srek, srek.
Seketika telingaku menajam, kurasakan cupingnya beberapa senti terangkat ke atas, mataku menyipit, dan keningku berkerut. Siapa yang menyapu dengan menggunakan sapu lidi selarut ini. Tengah malam tepatnya. Jam dua belas lebih dua puluh dua menit, itulah yang tertangkap netraku saat melirik handphone yang sedari tadi ku pegang.
Srek, srek, srek.
Suara khas itu terdengar lagi. Aku yakin, itu adalah suara sapu lidi beradu dengan tanah.
---

Beberapa bulan lalu,
"Mbak, semalam dengar sesuatu nggak?"
"Suara apa dek?" Aku balik bertanya.
"Suara sapu kerik," Bisiknya pelan. Dengan mata yang melirik ke kanan dan ke kiri sarat kengerian. Kami biasa menyebut sapu lidi dengan sapu kerik.
"Sapu kerik? Di lompongan?" Keningku berlipat tanda heran dan tak faham dengan apa yang ditanyakan adik sepupu di depanku.
Rumah kami bersebelahan, dipisahkan sebuah lorong selebar setengah meter yang kami sebut lompongan. Lorong itu memanjang dari depan hingga belakang, mengular mengikuti panjang rumah. Menciptakan rongga yang diapit rumah kami.
Oh iya, yang paling krusial adalah, jendela kamar kami nyaris berhadapan. Kami bahkan sering bertukar apa saja melalui jendela itu. Baik makanan, sekedar cemilan, juga buku PR hingga majalah. Bahkan kami sering saling ngobrol dengan memposisikan diri di jendela masing-masing, seperti saat ini. Bedanya, jendela kamarku berteralis besi, sedangkan jendelanya tidak.
"Mbak, kok malah ngelamun sih, tau nggak? Semalam aku dengar embah menyapu di lompongan," Lanjutnya.
"Apa?" Mataku membelalak.
"Iya. Beneran!"
"Ah, ada-ada saja kamu, gak mungkin lah," Cibirku walau dadaku deg-degan.
"Bener mbak! Aku yakin sekali. Semalam ada sekitar empat kali bunyinya. Kebetulan semalam itu aku susah tidur."
Aku masih mendengarkan dengan seksama.
"Jadi mbak, tau sendiri kan, kalau jendelaku itu tidak bisa tertutup sempurna. Ada sela kecil dan tipis. Di situ lho mbak, aku intip ada siluet bayangan simbah."
" Iya kah?"
"Iya mbak, ih, kok gak percaya sih! Ini sudah kesekian kalinya lho mbak. Masa mbak nggak pernah dengar? Jendela kita kan berhadapan. Dan aku rasa, suara sapu kerik itu, tepat di bawah jendela kita."
Kurasakan tengkukku mulai dingin. Apalagi saat adik sepupuku mendeskripsikan bayangan yang diintipnya. Seorang nenek dengan ikatan rambut cepol agak ke atas, berkebaya, dan berjarik membungkuk memegang sapu kerik dengan sebelah tangan di pinggang belakangnya. Benar-benar gaya simbah saat masih hidup.
Namun aku tetap tak percaya. Mana ada orang yang telah meninggal masih bisa melakukan hal yang sering dilakoninya semasa hidup. Menyapu lompongan, apalagi di tengah malam. Jelas itu bukan simbah. Seingatku simbah biasa menyapu lompongan saat pagi selepas shubuh atau sore hari setelah ashar.
Namun, cerita sepupuku cukup membuat hatiku tergerak untuk menutup rapat jendela kamar lebih awal dari biasanya. Tak peduli walau senja belum sempurna turun, aku selalu memastikan jendela telah aman terkunci.
---

Di lain hari di kesempatan berbeda, dua orang teman datang berkunjung dan menerima ajakanku untuk menginap di rumah. Karena jumlah kami bertiga, maka aku memutuskan untuk mengajak mereka tidur di lantai dua. Di sana ada tiga kamar, dengan kasur king size di salah satu kamarnya.
Selepas makan malam, kami bercerita di kamar. Entah mengapa salah satu dari temanku tergerak untuk melongok ke bawah melalui jendela yang kebetulan belum tertutup.
"Eh, Nia neneknya siapa itu yang menyapu di lorong samping rumah? Dari depan dia menuju ke belakang, lalu balik ke depan lagi, kemudian balik ke belakang lagi. Begitu terus bolak-balik depan belakang." Pertanyaan temanku itu seketika membuatku terjengat.
Aku buru-buru menarik tangannya agar menjauhi jendela, lalu segera kututup dan memancing mereka untuk bercerita asyik lagi. Walau jauh di dalam hatiku kebat-kebit teringat cerita adik sepupuku beberaapa hari lalu.
Benarkah, simbah masih menyapu lompongan walau beliau telah berpulang. Aneh, sungguh aneh.
---

Hingga di suatu malam, ketika ingatanku nyaris tak menyimpan memori tentang kejadian itu, tugas yang menumpuk memaksaku untuk tak segera tidur. Segalanya baik-baik saja walau sepi dan hening menyelimuti. Hingga kudengar suara khas itu, suara sapu kerik menyentuh tanah.
Srek, srek, srek.
Aku mengabaikannya.
Srek, srek, srek.
Lalu detak jantungku memacu lebih cepat.
Srek, srek, srek.
Baiklah, tak salah lagi, itu suara sapu kerik simbah. Aku mengenal irama ayunannya. Kuberanikan diri untuk melirik ke arah jendela. Ya tuhan, kenapa harus malam ini jendelaku lupa kututup, dia bahkan masih terbuka lebar. Di sana, di pendar cahaya lampu kamarku yang memantul ke tembok rumah sebelah, kulihat jelas siluet bayangan seorang nenek dengan ikatan rambut cepol agak ke atas, berkebaya dan berjarik, membungkuk memegang sapu kerik dengan salah satu tangan di pinggang belakangnya. Benar, itu bayangan simbah. Aku begitu mengenalnya.
Srek, srek, srek.
Suara khas itu semakin mendekat bersamaan dengan rasa kebas yang melingkupi seluruh tubuh. Kakiku seolah terpaku, tanganku terbelenggu, lidahku kelu. Aku hanya ingin segera berlari menjangkau pintu, keluar kamar sambil berteriak,
"Ibuuuuuuuuuuuuuuuuu."

End.

_Kumala_

NadarNadz
nona212
g3nk_24
g3nk_24 dan 52 lainnya memberi reputasi
51
3.6K
41
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.