TheNinetiesKid
TS
TheNinetiesKid
Kasus pembunuhan yang menjadi inspirasi film "Parasite"
Tahun 2019 kemarin, sebuah film Korea Selatan yang berjudul "Parasite" dirilis dan sukses besar, baik dari segi komersial maupun kritis. Sutradaranya, Bong Joon-ho, mendapat inspirasi untuk membuat film ini dari berbagai hal. Salah satunya, adalah kasus pembunuhan yang dilakukan oleh dua wanita asal Prancis, Christine dan Léa Papin. Apa yang terjadi di kasus ini? Dan apa bedanya dengan ribuan kasus pembunuhan lain, sehingga dapat menjadi inspirasi cerita film ini?

Para pelaku

Christine dan Léa Papin adalah dua saudari asal Prancis. Christine lahir pada tanggal 8 Maret 1905. Setelah kelahirannya, Christine langsung diberikan kepada paman dan bibinya. Ia hidup nyaman dengan mereka selama 7 tahun, sebelum ia masuk ke panti asuhan Katolik, dimana ia diajak menjadi seorang biarawati. Ibunya melarang hal tersebut dan menyuruh Christine bekerja. Christine disebut sebagai seorang pekerja keras, walaupun kadang sering membangkang. Sedangkan Lea lahir pada tanggal 15 September 1911, dan ia pun diberikan langsung kepada paman dari keluarga ibunya. Lea tinggal bersamanya hingga pamannya tersebut meninggal. Setelah itu, ia dikirim ke panti asuhan yang sama dengan Christine. Léa merupakan seorang yang pendiam dan penurut, ia dianggap kurang cerdas dibandingkan Christine. Mereka berdua bekerja sebagai pembantu di sejumlah rumah di kota Le Mans, Prancis.


Christine dan Léa Papin.

Pada tahun 1926, Christine dan Léa mendapatkan pekerjaan sebagai pembantu untuk keluarga Lancelin: René Lancelin, istrinya Léonie, dan anak kedua mereka Genevieve (anak pertama mereka sudah menikah). Beberapa tahun setelah mereka bekerja disana, Léonie mulai mengalami depresi. Christine dan Léa pun seringkali menjadi target dari perilaku melenceng Léonie. Bahkan, ia sering membenturkan kepala mereka ke dinding.

Kejadian pembunuhan

Pada malam Kamis, tanggal 2 Februari 1933. René Lancelin dan keluarganya berencana untuk makan malam di rumah teman. Léonie dan Genevieve pergi berbelanja siang itu, dan ketika pulang, rumah mereka ternyata sedang mati lampu. Christine dan Léa menjelaskan bahwa itu terjadi karena kabel setrikaan mereka korslet. Léonie langsung mengamuk dan memukuli kedua saudari itu. Christine pun melawan dan menyerang Genevieve dengan mencongkel matanya. Atas perintah Christine, Léa melakukan hal yang sama dengan Léonie. Christine pergi mengambil sebuah pisau dan palu untuk menyerang Léonie dan Genevieve. Mereka juga memukuli majikan mereka dengan sebuah teko timah yang berat di bagian kepala.

Beberapa jam setelah kejadian itu, Réne pulang dan setelah melihat rumahnya yang gelap tanpa ada lampu yang menyala, ia mengira istri dan anaknya sudah lebih dulu pergi ke acara makan malam. Ia pun ikut pergi. Namun setelah melihat bahwa Léonie dan Genevieve tidak ada disana, ia langsung pulang mengajak menantunya. Mereka tiba sekitar pukul 18:30 - 19:00, dan rumah masih gelap kecuali di kamar Christine dan Léa, dimana lampunya hidup. Pintu depan rumah dikuci dari dalam sehingga mereka tidak bisa masuk. Mereka curiga dan memanggil polisi untuk meminta bantuan. Seorang petugas berhasil masuk kedalam melalui jendela. Didalam rumah, ia menemukan mayat Léonie dan Genevieve dalam keadaan yang mengenaskan. Mereka sampai hampir tidak bisa dikenali. Polisi tersebut mengira kedua saudari Papin mengalami hal yang sama, dan ia pun naik ke atas. Pintu mereka terkunci rapat. Sang polisi mengetuk tapi tidak ada jawaban. Ia pun memanggil seorang tukang kunci untuk membuka pintu tersebut. Didalam kamar, ia menemukan Christine dan Léa di kasur tanpa busana, dan sebuah palu berlumuran darah dan rambut terletak di sebuah kursi didekat mereka. Ketika ditanyai, mereka langsung mengaku bahwa merekalah pelaku pembunuhan tersebut.

Kelanjutan kasus

Kedua saudari itu pun dijebloskan ke dua penjara yang berbeda. Christine mengalami stres berat karena tidak bisa bertemu dengan adiknya dan alhasil ia pun berulah. Para penjaga akhirnya memberikan kesempatan untuk mereka bisa bertemu. Pada bulan Juli 1933, Christine berusaha mencongkel bola matanya sendiri. Usaha itu berhasil dihentikan. Christine pun lalu menjelaskan bahwa sebelum ia pembunuh dua majikannya, ia sempat mengalami hal serupa. Meskipun begitu, Christine dan
 Léa tetap dianggap sehat jiwanya untuk terus menjalani persidangan.


Di akhir persidangan, juri sidang memerlukan waktu sebanyak 40 menit untuk memutuskan bahwa kedua saudari ini bersalah atas pembunuhan Léonie dan GenevieveLéa, yang dianggap terpengaruh oleh kakaknya, diberi hukuman 10 tahun penjara. Christine awalnya diberi hukuman mati dengan guillotine, namun hukuman tersebut dikurangi menjadi kurungan penjara seumur hidup. Terpisah dari adiknya, Christine mulai depresi dan mogok makan. Ia dirawat di sebuah rumah sakit jiwa di kota Rennes, dengan harapan kesehatan jiwanya akan membaik. Tetapi ia tetap menolak untuk makan, hingga akhirnya ia meninggal dunia pada tanggal 18 Mei 1937.


Léa dan Christine di persidangan, September 1933. Foto: Keystone France

Léa bernasib lebih baik, ia dikeluarkan dari penjara 2 tahun lebih awal. Setelah bebas, ia pindah ke kota Nantes, dimana ia tinggal bersama ibunya. Ia menggunakan identitas palsu dan kembali bekerja sebagai pembantu. Di beberapa sumber Léa disebut telah meninggal pada tahun 1982, namun seorang produser film bernama Claude Ventura mengaku ia bertemu dengan Léa pada tahun 2000 ketika sedang ingin membuat film dokumenter. Wanita yang ia klaim sebagai Léa ini tidak bisa berjalan dan bicara, dan ia telah meninggal dunia pada tahun 2001 silam.

Meskipun Christine dan Léa dinilai waras dan bisa menjalani sidang, komunitas psikologi masih bingung akan keadaan kejiwaan mereka. Setelah banyak pertimbangan, disimpulkanlah bahwa mereka sebenarnya mengalami "Shared Paranoid Disorder", yang biasanya terjadi ketika sekelompok orang terisolasi dari dunia luar, mulai paranoid, dan satu orang mendominasi yang lain. Ini sungguh sesuai dengan keadaan Léa, yang memiliki kepribadian yang lembut dan terdominasi oleh Christine yang bandel.

Bukan hanya "Parasite", kasus ini telah menjadi inspirasi belasan karya-karya lain. Contohnya sebuah drama berjudul "Les bonnes" (Para Pembantu) oleh Jean Genet. Kasus pembunuhan ini terbilang unik dan berbeda dari yang lain, karena kasus ini adalah hasil dari eksploitasi kaum pekerja, karena kedua pelaku bekerja selama 14 jam setiap harinya, dan hanya diberi waktu istirahat sebanyak setengah hari per minggu. Parahnya lagi, mereka juga disiksa fisiknya oleh majikan mereka. Para kaum terpelajar merasakan empati terhadap kedua pelaku yang tertindas dalam hidup mereka, meskipun pembunuhan tersebut tetap tidak dibenarkan.

Sumber: Wikipedia
Diubah oleh TheNinetiesKid 04-05-2020 23:20
alphajoe.y4ns4nkicquck
kicquck dan 188 lainnya memberi reputasi
187
13.2K
116
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & Xenology
icon
6.5KThread10.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.