raaaaud20Avatar border
TS
raaaaud20
BARISTA MERACIK CINTA


🎉
Selamat membaca gan sis🎉

“Bella, kakak nemu barista yang cocok untuk kafe ini,” ucap Zidan—Kakak Bella—sembari memegang bahu Bella yang sedang fokus meracik kopi. Bella menyadari kehadiran Zidan dengan cepat dia menyelesaikan pekerjaannya.

“Kak, kan aku udah bilang gak perlu nyari,” ucap Bella sambil menurunkan kedua tangan Zidan dari bahunya, kemudian dia meletakkan dua cangkir kopi hitam yang sudah disajikan dengan penuh cinta di atas nampan yang sudah disiapkan, kemudian waitress mengambilnya dan memberikan kepada pelanggan.

“Tapi Dek, kamu juga perlu pengganti, kan?” kekeh Zidan, dirinya merasa kasihan terhadap adiknya yang bekerja sebagai barista sendirian sedangkan karyawan lain hanya bisa membuat kopi yang enak tapi bukan kopi hitam. Karena ciri khas kafe ini adalah kopi hitam.

Kemudian, Bella mengajak Zidan keluar dari dapur menuju lantai dua—ruangan kerja sekaligus tempat istirahat Bella—sesampai di ruangan tersebut keduanya diam. Hanya suara gelak tawa pelanggan yang mengisi keheningan.

Bella, sudah lelah dengan Zidan yang terus menerus mencarikannya barista. Meski sebenarnya dia juga butuh tapi untuk saat ini dia bisa mencari sendiri tanpa bantuan kakaknya, dia sangat tahu betul maksud kakaknya baik tapi dirinya ingin mencari sendiri dengan begitu tahu kemampuan yang dimiliki oleh calon baristanya ini.

Zidan, dia berusaha keras mencarikan barista adiknya agar dia juga mendapatkan sesuatu yang diinginkan selama ini. Di balik wajah tampannya, tersimpan pikiran busuk.

“Ayolah Dek, kamu tahu kan kalo kakak yang carikan pasi barista berkualitas, ga mungkin yang abal-abal,” cecar Zidan dengan muka memelas, Bella hanya memutar bola matanya jengah.

“Aku udah nemu baristanya Kak, maaf ya.” Kemudian Bella pergi meninggalkan ruangan itu dengan penuh kekesalan, kadang terbesit pikiran siapa juga yang mau jadi barista di kafe kecil ini.

Saat di dapur tiba-tiba Keenan—karyawan Bella—datang membawa seorang pemuda di sampingnya sambil membawa map berwarna coklat, Bella menebak dia ingin melamar kerja.

“Kak Bel... kenalin ini Genta. Dia di sini mau ngelamar kerja,” ucap Keenan kemudian yang disebut namanya melontarkan senyum kepada Bella sebagai tanda hormat.

“Oh oke, Ken kamu boleh pergi,” perintah Bella kemudian Keenan pergi dari dapur, kini tinggal Bella dan Genta.

“Interview-nya di sini gapapa, kan?”

“Iya gapapa kok Bu,” balas Genta sambil memamerkan deretan gigi putihnya yang tertata rapi.

“Panggil aja Kak. Ohiya kamu bisa meracik kopi hitam? Kalo bisa coba buat sekarang, itu kopinya di dalam toples sebelah coffee maker,” perintah Bella, Genta dengan cekatan meracik kopi dengan luwes. Berkat pengalamannya di desa yang pernah menjadi buruh sekaligus meracik kopi hitam yang sangat nikmat.

Genta berharap, dirinya bisa diterima kerja di sini karena Keenan mengatakan kalau bosnya butuh barista. Setelah selesai, Genta menyajikan kopi hitam di depan Bella.

Bella memerhatikan cara kerja karyawan barunya itu dengan seksama, mulai dari meracik dan menyajikan kopi. Sangat luwes. Bella menebak jika Genta pernah menjadi barista.

“Gen, kamu pernah jadi barista?” tanya Bella penasaran saat Genta meletakkan secangkir kopi di depannya.

“Pernah Kak, jadi dulu aku buruh di kebun kopi milik pamanku, memelajari proses produksi kopi, dan membuat kopi hitam yang sangat nikmat.” Sembari mendengarkan Genta bercerita tentang pengalamannya, Bella menyesap kopi buatan Genta.

Bella merasakan nikmatnya kopi saat melewati rongga mulutnya. Sangat nikmat dari kopi buatannya. Bella menyeruput secangkir kopi hingga tandas, karena tak suka kopi yang sudah hangat. Rasanya sudah berbeda.

“Kamu diterima jadi barista! Enak banget kopimu!” puji Bella sambil mengacungkan jempol.

“Makasih Kak Bel, ini surat lamarannya bagaimana?”

“Ohiya ya, lupa kalo kamu bawa surat lamaran,” ucap Bella sembari menerima surat lamaran kerja dari tangan Genta.

Kemudian dari luar dapur Zidan melihat adiknya sedang bercengkrama dengan seorang lelaki, karena penasaran Zidan menghampiri adiknya. Saat mendekat mata Zidan melotot kaget melihat wajah Genta, ini kan cowok itu.

“Siapa ini Dek?” tanya Zidan memasang wajah tenang—walau sebenarnya dia khawatir lelaki itu tahu dan ingat dirinya.

“Barista aku, namanya Genta. Genta kenalin ini Zidan kakakku. Ini bakalan jadi barista kafe COFFEE BREAK.” Kemudian keduanya saling berjabat tangan sambil tersenyum, Bella tersenyum puas.

“Dek, aku pulang dulu,” pamit Zidan buru-buru. Genta memerhatikan wajah Zidan sambil mengingat-ingat, sepertinya dia pernah bertemu di suatu tempat.

“Iya Kak, hati-hati di jalan.” Kemudian Zidan menghilang dari dapur, Genta langsung bekerja hari itu karena pelanggan hari ini banyak dan sepertinya Bella kelelahan karena dari semalam belum tidur.

“Gen kamu boleh kerja mulai sekarang, aku mau ke atas dulu, capek mau istirahat,” ucap Bella sambil berjalan menuju ruangannya. Sesampainya, Bella menjatuhkan tubuhnya di sofa empuk dan perlahan matanya menutup.

Sudah satu Minggu Genta kerja di sini, dia mulai disibukkan oleh pekerjaannya. karena pelanggan membludak sejak baristanya Genta, ya terkadang Bella membantunya saat Genta istirahat.

Selama seminggu itu pula, Genta sering bertemu dengan Zidan—ya meskipun terkadang Zidan selalu menghindar darinya—namun itu membantu memorinya mengingat Zidan dan di mana dirinya pernah bertemu.

Sebenarnya Genta ingin mengatakan kepada Bella. Namun, di sini posisinya hanya sebagai karyawan baru. Dirinya tidak ingin merusak hubungan keluarga majikannya. Jadi, untuk saat ini dia simpan. Saat akan mengambil biji kopi di gudang belakang, tiba-tiba ponsel-nya berbunyi, ternyata Jo temannya di desa.

“Apa Jo?” ucap Genta sambil mengapit ponsel-nya di antara bahu dan telinganya.

“Aku ditawari jadi barista lagi sama Mas Adam, bayarannya gede.”

“Tolak aja, mendingan kamu jadi buruhnya paman aja, gak boleh bantuin orang jahat.” Kemudian Genta meletakkan ponsel-nya di meja kecil dan meloudspeker, karena dirinya salah mengambil biji kopi.

“Tapi Mas aku di sini bosen kerja sama Paman Kerto, aku juga pingin toh kayak Mas Genta jadi barista di kota. Mas udah tahu persyaratannya, kan?”

“Udah tahu, kamu gak perlu jadi barista di kota hanya ingin membantu orang jahat kayak dia, dia pingin ngambil alih kafe milik adiknya. Kamu tahu, sekarang Mas kerja di kafe milik adiknya ini, tapi berkat bantuan Keenan.” Tanpa sadar di luar gudang ada gadis mungil yang mendengar percakapan antara Genta dan Jo. Ternyata kertas yang ditemukan seminggu yang lalu itu milik kakaknya. Jadi ini alasannya membantunya mencari barista.

Gadis mungil itu kemudian masuk ke dalam gudang untuk memastikan siapa yang berbicara itu. Ternyata, Genta. Genta terkejut dengan kehadiran majikannya, dia takut kalau majikannya mendengar percakapannya barusan.

“Kak Bel ada apa?” tanya Genta sambil tersenyum kaku, beruntung Jo sudah mematikan panggilannya.

“Apa maksud percakapan kamu tadi?” Genta menghela napas pelan, dan menjelaskan semuanya agar tidak terjadi kesalah pahaman antara dirinya dan majikannya.

Bella terisak mendengar cerita Genta, Bella berpikir salah apa dirinya? Kenapa kakaknya tega ingin membunuhnya dengan cara yang sangat licik. Tanpa sadar Bella memeluk Genta sambil terisak, dengan gerakan kaku Genta mengelu-elus punggung majikkannya sekaligus orang yang dicintainya sejak pertama kali bertemu.

“Oh! Jadi gini kelakuan kamu di sini? Berduaan dengan barista sok pahlawan ini?” teriak seseorang membuat Genta dan Bella terkejut. Bella membelalakkan mata melihat seorang lelaki berdiri di ambang pintu sambil berkacak pinggang.

“A-“ ucapan Bella menggntung, dengan cepat lelaki itu menyela.

“GAK MAU TAHU POKOKNYA KAMU GAK BOLEH NGURUS KAFE INI LAGI! KALO GAK MAU PERNIKAHAN KITA BATAL!” teriaknya kalap, dan menyeret lengan Bella keluar gudang.

“Eh Mas, kalo sama cewek halus dikit dong!” peringat Genta tak terima jika gadis pujaannya diseret dengan kasar.

“GAUSAH IKUT CAMPUR!”

Setelah kejadian itu, Bella sangat dilarang keras untuk mengurus kafe oleh David—calon suaminya—padahal Bella sangat ingin menyesap kopi buatan Genta yang sangat nikmat itu. Entah kenapa akhir-akhir ini Bella mulai memikirkan Genta, kadang Bella meminta Keenan untuk menceritakan tentang Genta, bagaimana pekerjaannya. Katanya Genta akhir-akhir ini sering murung, tapi itu tidak berpengaruh terhadap pekerjaannya.

Sudah sebulan Zidan mengambil alih kafe milik adiknya berkat bantuan David. Meskipun awalnya Bella tidak terima kafenya diambil alih kakaknya, tapi dirayu akan dibuatkan kafe setelah menikah dengan David nanti.

“David terimakasih atas bantuannya, kini kamu tinggal minta tanda tangan Bella untuk mengurus ambil alih kafe ini,” ucap Zidan sembari menyerahkan map.

“Baiklah, nanti sore aku akan ke rumahmu,” balas David sambil mengecek isi map.

Kemudian keduanya berbincang rencana busuk, tanpa sadar di luar ruangan ada seseorang yang merekam obrolan dua orang tersebut. Kemudian, dia mengirim kepada seseorang dan kembali bekerja sembari menunggu balasan dari sang penerima.

Sepuluh menit kemudian seseorang masuk ke dalam kafe dengan napas yang memburu, seluruh pengunjung kafe melihatnya dengan tatapan kebingungan tak terkecuali karyawan kafe ini—karena mereka sudah tahu masalahnya jadi hanya diam saja.

“Gen mereka masih di tempat?” tanya seseorang itu sambil menetralkan jantungnya.

“Masih Kak Bel,” balas Genta sambil tersenyum penuh arti, kemudian dia melanjutkan meracik kopi sedangkan Bella berlari ke lantai atas menuju ruangannya bekerja, dulu.

BRAK!

Dengan kasar Bella membuka pintu menimbulkan debuman yang sangat kencang membuat dua orang yang ada di dalam terkejut. Melihat yang di ambang pintu adalah Bella, dengan cepat Zidan menyembunyikan map yang tadi diberikan kepada David.

“Oh jadi gini ya sebagai kakak yang baik? Itu ga perlu diumpetin aku udah tau semuanya bahkan isi map itu aku sudah tau! Kamu juga! Apa ini alasan kamu nerima perjodohan kita? Cuih! Pengecut! Aku juga gak sudi menikah dengan pengecut!” cecar Bella membuat keduanya terpojokkan, terutama Zidan.

Merasa sudah tertangkap basah, Zidan tersenyum licik, “Heh! ADIK ANGKAT! KAMU SUDAH TERLAMBAT KAFE INI SUDAH JADI MILIK AKU!”

“Hahaha, punya otak buat apa Kak? Itu surat palsu, yang asli ini ada di tanganku,” ucap Bella sambil mengacungkan map. Keduanya melotot kaget tak percaya.

“Kak Bel udah dateng,” bisik Genta dan dibalas anggukan oleh Bella. Genta mundur satu langkah dari belakang Bella untuk menjaga takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan menimpa gadis pujaannya.

“Terimalah balasan dariku.” Setelah mengucapkan kalimat tersebut, empat orang polisi masuk sambil mengacungkan pistol ke arah David dan Zidan. Keduanya digiring menuju kantor polisi dengan tatapan marah ke arah Bella.

“Ehm, sebelumnya aku mau mengatakan sesuatu Kak Bel.” Sebelum Bella menjawab Genta berbalik mengambil secangkir kopi hitam kesukaaan Bella.

“Aku ingin seperti kopi ini.... yang menjadi kesukaanmu, yang bisa membahagiakanmu, menenangkanmu, dan selalu menemani kala senang dan susah. Aku tidak ingin menggantikan posisi kopi dalam hidupmu, tapi aku mau menjadi pendampingnya agar kamu tidak sendirian kala meminumnya,” ucap Genta dengan suara yang lembut dan menenangkan membuat Bella secara tak sadar menitikkan air mata bahagia. Inikah yang dinamakan cinta tulus?

“Bagaimana? Bolehkah aku menjadi pendamping kopimu?” tanya Genta sambil tersenyum manis membuat Bella tak bisa menahan kebahagiaannya, diambilnya secangkir kopi dari tangan Genta dan menyesapnya.

“Aku tak mau kamu jadi pendamping kopi-“ ucapan Bella menggantung membuat Genta was-was takut perasaannya tak terbalas, tapi dirinya sudah siap akan hal itu.

“Tapi jadi pendampingku,” sambung Bella sambil tersenyum lebar, entah kenapa senyum dibibirnya tak mau tenggelam.

“Oh thanks god!” teriak Genta kemudian memeluk Bella dengan perasaan bahagia, senyum keduanya tidak bisa luntur meskipun tadi ada pengkhianatan tak membuat kebahagiaan mereka luntur.

“Kau barista yang meracik cinta,” bisik Bella membuat Genta tertawa.

Kedunya tertawa bahagia, keluar sambil memancarkan senyum yang indah kepada semua karyawan di COFEE BREAK.

Sepertinya mereka semua tahu yang terjadi antara Bella dan Genta, semua karyawan tersenyum penuh arti melihat majikannya bahagia menemukan seseorang yang tulus mencintainya.

💢SELESAI💢



😂
Cr: canva & pinterest

Jangan lupa cendol segar, rate dan bagikan. Belajar Bersama Bisa dan Terimakasih
Diubah oleh raaaaud20 09-07-2020 09:17
trifatoyah
mr.b3k
yuki26
yuki26 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
1.9K
34
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread•41.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
Š 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.