• Beranda
  • ...
  • Inspirasi
  • Mari Memaknai Ramadan melalui Inspirasi Seni Kintsugi dari Jepang Ini, Gansist!

qoni77Avatar border
TS
qoni77
Mari Memaknai Ramadan melalui Inspirasi Seni Kintsugi dari Jepang Ini, Gansist!



Banyak cara untuk menjadi baru. Mari kita di bulan Ramadan penuh berkah ini membentuk diri kembali, mengutuhkan jiwa dari kehampaan kemarin. No One's Perfect, kok. Ane baca juga buku itu karena takdir mempertemukan kita.

Kamu gak sendiri, masih ada Ane, dia, mereka, dan kami. Menyesal boleh, bodoh jangan. Tiap manusia yang lahir ke bumi selalu diawali dengan rasa sakit yang dialami ibu, kan?



Quote:


 
Filosofi Kintsugi mengajak kita untuk memahami hakikat kehidupan loh. Ane sangat dibuat kagum oleh seni asal Jepang ini. Jadi ingat saat tinggal di Surabaya. Saat itu Ane banyak masalah (menurut Ane ini, Gansist😂) larilah diri ini menuju telepon umum warna biru di dekat pertigaan. Dulu pakai telepon dengan mamasukkan koin adalah hal yang sangat luar biasa.

"Ah, Ts ini mau ngomong apa sih?"

Sabar-sabar, Gansist. 😂
Ane yang lagi downkelas dewa itu menghubungi teman yang kuharap mampu membantu menerangi gelapnya hidupku. Inspirasi memang datang dari mana saja, bisa benda, hewan, alam, atau bahkan teman meski dia gak seagama dengan kita kok. Ane gak mau ngukur teman dari ini semua, karena yang kurasakan hanyalah ketulusannya. Tulus saat dia ngumpat, tulus saat dia memberikan bahunya, iya ... bahu untuk tempat menangis.😢


Aish, jadi nangis kan Ane ini? Busheet! Bisa batal nih puasa.😂

Teman : Nik, kita diciptakan dari tanah, bukan?
Ane : Iya ... (sambil nangis)
Teman : Kamu tahu kan, Nik tanah itu hanya diinjak oleh makhluk di atas bumi ini?
Ane : Iya, (Sambil ngangguk, padahal mana mungkin dia lihat Ane, secara kita via telepon. Lol😂)
Teman : Kamu tahu tembikar?
Ane : Iya, (Dalam hati mulai gak sabar😂)
Teman : Tembikar itu dari tanah kan, Nik?
Ane : - (Baik banget dia dari tadi interview Ane yang lagi mewek, berasa nglamar kerja😑)
Teman : Tembikar itu dibuat dengan cara dibakar lo, Nik. Dibakar itu sakit kan?
Ane : (Ngangguk)
Teman : Itu mengajarkan kita buat kuat. Tanah yang awalnya gak ada harganya, diinjak itu kemudian diambil, dicampur air dibentuk sedemikian rupa, lalu dibakar agar indah. Akhirnya tanah yang hina tadi jadi punya nilai dan harganya jadi mahal. Banyak mata terkagum akan keindahan tanah tadi. Proses emang gak mudah tapi kita pasti bisa melewatinya kok. Aku, Nik. Di sini untukmu!
Ane : (Kehabisan kata😷)



Mungkin cerita Ane hanya selingan hidup namun kejadian itu belum mampu untuk sekedar dilupakan begitu saja. Iya, teman adalah dia yang selalu ada memeluk dan menjaga. Semoga kalian, Gansist juga dikaruniakan Tuhan teman yang demikian. Rasanya sangat nyaman berkeluh kesah bersama.😊


Quote:



Ekspektasi manusia selalu berpengharapan yang indah-indah. Bagi Ane hal ini sangatlah manusiawi kok. Impian, cita-cita akan selalu menjadi khayalan yang diperjuangkan, tak peduli backgroundkita seperti apa juga.

Banyak orang berharap dihormati orang lain karena prestasi kerja, harta, karya, dan seterusnya. Tak jarang ada yang menghamburkan waktu hanya untuk pansos. Barangkali, menurut hemat Ane, tujuannya hanya untuk diterima.

Sayang, kehidupan memiliki siklus untuk menghadapi serangkaian musim berupa pukulan. Tak jarang, kenyataan hidup mengajak untuk meninggalkan mimpi indah kemarin. Hidup kadang itu lucu banget memang, ngajakin becanda menyisakan fragmen yang hancur dan tidak berharga.

Boleh dan bagus banget jika kita mau belajar mengalihkan rasa kekecewaan hidup loh. Salah satunya belajar dari konsep filsafat Jepang ini, seni kintsugi ini berasal dari pendekatan Buddha Zen ke keramik. Menurut sejarah, selama ratusan tahun para guru Zen mengembangkan argumen bahwa panci, cangkir, dan mangkuk yang telah rusak seharusnya tidak diabaikan atau dibuang begitu saja. Mereka harus tetap menarik perhatian dan diperbaiki dengan sangat berhati-hati. Menjalani proses perbaikan ini melambangkan rekonsiliasi dengan kekurangan dan kecelaan sang waktu lho. Tema besar yang digagas guru Zen pada tradisi perbaikan keramik ini kemudian dinamakan kintsugi.
 
Quote:


Secara harfiah kintsugi berarti bergabung dengan emas. Dalam estetika Zen, pecahan keramik yang telah hancur berkeping haruslah diambil dengan sangat hati-hati, dipasang kembali lalu direkatkan dengan pernis dan dibubuhi dengan bubuk emas yang merupakan logam mulia. Ditekankan untuk tidak menyamarkan retakan, karena tujuannya adalah untuk membuat garis indah dan kuat. Terdapat nadi emas yang berharga untuk menekankan bahwa istirahat memiliki nilai filosofi yang kaya.


Quote:


 


Derasnya laju modernnya zaman ternyata seni kintsugimampu mempertahankan kearifan tertentu loh. Hal ini bisa kita jadikan inspirasi dalam hidup. Kepedulian dan cinta kiranya mampu untuk menjadikan kita menghargai apa yang sudah rusak. Marilah menghargai ketidakberdayaan orang lain di sekitar kita juga.

Mengibaratkan diri dengan cangkir/mangkuk keramik yang rusak, rentan, dan tidak sempurna. Mari bangkit untuk menjadi lebih indah lagi.

Salam ya Ramadan. Ramadan ya Salam. Ramadan Kareem untuk sahabatku semuanya. Tetap kuat. Tetap semangat ya, Gansist!






Sumber kintsugi


Ngawi, 29 April 2020/ 6 Ramadan 1441 H
With Love,

Warna_Senja


Spoiler for cendol kebaikan Ramadan:
Diubah oleh qoni77 29-04-2020 11:24
rasyha03
nona212
gustiarny
gustiarny dan 206 lainnya memberi reputasi
203
6.9K
141
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Inspirasi
Inspirasi
icon
10.5KThread6.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.