mengeja
TS
mengeja
Londo Ireng, Belanda Hitam Dalam Arti Sesungguhnya


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Shalom, salam sejahtera. Om swastiastu. Namo buddhaya. Wei de dong tian.

Hai, GanSis apa kabar?

emoticon-I Love Indonesia


Kopral Jan de Leeuw (kanan), seorang serdadu Afrika yang bertugas di KNIL.
Sumber

Londo Ireng atau Orang Belanda Hitam adalah sekelompok orang Afrika mayoritas berasal dari Ashanti dan Akan, Gold Coast (Ghana) yang menjadi anggota KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Legeratau Tentara Kerajaan Hindia Belanda).

Banyak orang Indonesia yang masih salah kaprah tentang istilah Londo Ireng, menyamakan mereka dengan kaum Indo berkulit coklat (Mestizo) yang mengadopsi nilai-nilai budaya Eropa (khususnya Belanda) pada zaman kolonial.

Antara tahun 1831-1872, lebih dari 3.000 orang Afrika bertugas di Hindia Belanda. Belanda merekrut para serdadu Afrika sebab kehilangan banyak personel setelah Perang Diponegoro (1825-1830). Kemerdekaan Belgia di Eropa turut menyusutkan populasi Belanda, sedangkan perekrutan tentara pribumi (terutama Maluku dan Manado) hanya memenuhi setengah komposisi kekuatan dengan kekhawatiran pengkhianatan di masa depan.


KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda).
Sumber

Belanda menganggap para serdadu Afrika itu lebih loyal daripada pribumi. Diharapkan juga mereka tahan terhadap iklim dan penyakit tropis di Hindia Belanda dibandingkan prajurit Eropa yang lebih rentan.

Perekrutan pertama berasal dari Elmina, Gold Coast (Ghana). Dari 150 terdaftar, 44 orang di antaranya adalah keturunan Eropa-Afrika. Belanda mengirim mereka pertama kali ke Sumatra Selatan. Di luar dugaan, para serdadu Afrika itu kurang tahan dengan iklim dan penyakit tropis. Walaupun begitu, tampilan fisik mereka yang tinggi besar membuat warga lokal terkesan.

Pada tahun 1836, sebuah kelompok kecil lanjutan yang terdiri dari 88 tentara tiba di Hindia Belanda. Sejak saat itu, Belanda fokus merekrut para serdadu Afrika dari Ashanti, Gold Coast (Ghana). Ketika itu Inggris telah menghapus perbudakan sehinga Belanda lebih berhati-hati dalam perekrutan. Bak gayung bersambut, Raja Ashanti menawarkan budak dan tawanan perang untuk bertugas di dinas militer Belanda. Mereka tak menyebut nominal dan mengajukan diri sebagai sukarelawan. Meskipun begitu, mereka berhak menerima gaji sebab berstatus dinas militer Belanda.


Potret pasukan KNIL dalam Perang Aceh Kedua (1873-1874), terlihat beberapa serdadu Afrika.
Sumber

Pada tahun 1842, Inggris megajukan keberatan atas perekrutan yang lumayan sukses, tapi pendaftaran terus berlanjut karena hubungan positif Belanda dan Afrika Barat. Pada tahun 1873-1874, meletus Perang Aceh Kedua. Di antara unit militer non-Eropa, terdapat para serdadu Afrika dengan jumlah relatif kecil, hanya sekitar 230 orang dari total 13.000 tentara. Mereka memiliki reputasi yang baik dalam komando militer dan menerima bayaran lebih banyak daripada tentara pribumi. Kerasnya perlawanan rakyat Aceh membuat jumlah serdadu Afrika berkurang menjadi 176 orang pada tahun 1875.

Sebelumnya pada tahun 1871, Gold Coast jatuh ke tangan Inggris yang menyebabkan berakhirnya perekrutan para serdadu Afrika oleh Belanda. Pada tanggal 20 April 1872, kapal terakhir membawa mereka bertugas ke Jawa. Untuk mengisi kekosongan, antara tahun 1876-1879, KNIL merekrut 30 orang Afro-Amerika yang berasal dari Liberia, sebuah negara bentukan Amerika Serikat yang baru saja merdeka. Tahun berikutnya sebanyak 189 orang Liberia berangkat ke Jawa, tapi mereka kembali ke Afrika karena ketidakpuasaan kontrak kerja.

Tanpa perekrutan baru, KNIL masih memiliki Londo Ireng sampai tahun 1890-an. Mereka adalah keturunan para serdadu Afrika dari Gold Coast (Ghana) yang dikirim Belanda antara tahun 1830-1872. Setelah dinas militer selesai, banyak dari mereka yang menetap di Hindia Belanda dan menikahi wanita pribumi.


Londo Ireng yang telah berasimilasi dengan budaya Jawa.
Sumber

Hal itu menciptakan komunitas Indo-Afrika yang akrab dengan masyarakat kampung di Jawa. Mereka terkonsentrasi di Batavia, Salatiga, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, dan permukiman khusus Indo-Afrika bernama Kampung Afrikan di Pangen Juru Tengah, Purworejo.

Selain itu, ada pula yang kembali ke Afrika, terbukti dengan permukiman bernama Java Hill (Bukit Jawa) di belakang benteng Sint George di Elmina, Gold Coast (Ghana) untuk mengenang tempat mereka bertugas dulu. Mereka juga mengembangkan teknik membatik untuk dipasarkan ke Afrika Barat melalui pabrik tekstil Vlisco milik Belanda.

Kejatuhan kolonial Belanda disusul masuknya Jepang ke Nusantara membuat posisi mereka terjepit. Banyak dari mereka yang menjadi budak Jepang dan dibawa ke Burma untuk kepentingan perang. Sebagian besar Londo Ireng hijrah ke Belanda setelah Perang Kemerdekaan Indonesia (1945-1949) sebab mereka lebih memiliki ikatan emosional dengan Belanda dibandingkan Indonesia.

emoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesia

Sumber Referensi:
1 | 2 | 3 | 4

emoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesia

Sekian thread dari ane. Ambil bagusnya, buang buruknya. Semoga bermanfaat. Bye.

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Blue Guy Cendol (L)
Gimi96sinxzakabacodot.1
codot.1 dan 156 lainnya memberi reputasi
155
15.2K
189
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & Xenology
icon
6.5KThread10.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.