i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Masjid Digembok Dibuka Pakai Palu, Warganet: Susah Banget Disuruh Ngerti


Masjid Digembok Dibuka Pakai Palu, Warganet: Susah Banget Disuruh Ngerti

Suara.com - Video masjid digembok dibuka paksa pakai palu viral di media sosial. Dalam video tampak seorang perempuan membuka paksa pagar masjid yang telah digembok menggunakan palu.

Salah satu yang membagikan video viral ini adalah akun Instagram @ndorobeii.

"Turut prihatin dengan video ini. Gara-gara masjid digembok, seorang ibu-ibu terlihat membuka paksa dengan cara dipukul pakai palu," tulis @ndorobeii via Instagram, Jumat (24/4/2020).

Dalam video tersebut, perempuan yang mengenakan baju berwarna ungu itu tampak memukul gembok pagar dengan berani. Ia juga ditemani dengan dua orang berbaju hitam dan putih di dekatnya.

Suara palu saat digunakan untuk memukul terdengar sangat nyaring. Pagar pun akhirnya berhasil dibuka hingga beberapa orang terlihat masuk.

Belum cukup merusak gembok, seorang pria yang mengenakan baju hitam kembali menjebol pintu masuk masjid dengan palu.

Sontak, kejadian tersebut mengundang beragam reaksi warganet. Banyak yang menyayangkan aksi tersebut mengingat penutupan masjid dilakukan untuk kebaikan bersama dalam mengantisipasi penularan virus corona.

"Cuma bisa berdoa semoga pandemi virus buruk COVID-19 ini segera menghilang dari bumi nusantara," kata @ndorobeii.

"Kadang pintar aja enggak cukup, kita juga harus jadi orang yang pengertian. Susah banget disuruh ngerti," kata @zakhrufa.

"Giliran lagi viral masjid/mushola ditutup, sok-sok ribet enggak bisa ibadah. Giliran dibuka lapang enggak ribut mau ibadah. Menurut gue pribadi mah enggak usah begitu. Ibadah mah di mana aja juga bisa yang penting niat. Di hutan aja bisa ibadah," kata @theosetiawan22.
sumber

*******

Andai mereka tinggal di hutan rimba, pasti mereka akan berjalan menyusuri bukit, menuruni lembah, menyeberangi air terjun, agar dapat menemukan masjid untuk beribadah. Dan selama mereka tak menemukan masjid, maka mereka akan menunda ibadahnya.

Sebenarnya bukan agama yang membuat mereka mereka sulit, akan tetapi merekalah yang membuat beragama jadi terkesan sulit. Padahal agama ada untuk menata hidup manusia, menjadikan manusia saling mengenal satu sama lain, saling menghormati, saling menghargai. Bisa memakai otak, akal, dan hati mereka dalam mengimani sebuah agama.

Tuhan yang menciptakan mereka tak akan pernah mempersulit mereka untuk berdoa dimanapun juga, bahkan ditengah lautan, didalam samudera, diperut gunung, atau diluar angkasa sekalipun. Lantas kenapa mereka masih berpikir bahwa beribadah di rumah menurunkan kadar ibadah mereka? Apakah mereka yang menentukan amal baik mereka sendiri?

Sebenarnya siapapun juga yang beragama sama dengan mereka harus mempunyai rasa malu. Begitu bebalnya mereka menerima anjuran dan himbauan yang sebenarnya baik bagi mereka. Begitu keras kepalanya mereka menerima sebuah anjuran dari para Ulama. Lantas siapa yang jadi panutan mereka, jika Nabi merekapun telah memberi contoh yag terbaik bagi ummatnya beribadah ditengah wabah?

Apa lantas yang suka teriak kafir itu akan menuduh para Ulama juga kafir ketika mereka beribadah dirumah?
Apakah mereka yang suka teriak kafir itu akan menuduh negara-negara Arab kafir juga ketika semua Masjid-masjid suci sepi dari jamaah?
Siapakah sebenarnya yang mereka jadikan Imam mereka jika Nabi mereka saja tak mau mereka turuti?

Sejarah sudah dipaparkan.
Dalil sudah dikemukakan.
Amal ibadah tak akan tertunda atau tertukar.
Tapi begitu sulitkah akal menerima?

Situ manusia atau monyet?

Diubah oleh i.am.legend. 25-04-2020 17:45
wenzzForaLL
zachwaadzromare
libidibap
libidibap dan 320 lainnya memberi reputasi
317
15.3K
345
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.