• Beranda
  • ...
  • Kekoreaan
  • Gangnam dan Sosialitanya Dilihat dari Sisi Gelap Nafsu Manusia

NeeshaMarettaAvatar border
TS
NeeshaMaretta
Gangnam dan Sosialitanya Dilihat dari Sisi Gelap Nafsu Manusia
Gangnam dan Sosialitanya Dilihat dari Sisi Gelap Nafsu Manusia







GANGNAM SOSIALITA
===================

By : Neesha Maretta

“Aku telah puluhan kali menjalani operasi, hanya untuk menyenangkan laki-laki tua bangka itu.”

Ucap wanita bertubuh tinggi dan langsing yang mengenakan gaun berwarna hitam. Sedangkan wanita bergaun merah hanya mengerling selintas.

Mereka berdiri bersisian di tepi sungai. Memandang ke dalam hitamnya air di hadapan mereka. Hanya ada riak tenang di sana.

“Apa kau yakin? Bukankah kau melakukannya untuk kepuasanmu sendiri?” tanya wanita yang bergaun merah sarkastis.

“Kau tahu, menjadi sosialita kelas atas Gangnam itu tidak mudah. Harus punya penampilan paling menarik, modis, memiliki jutaan Won, kau harus memiliki yang terbaik dari semuanya. Maka...,” ucapan wanita bergaun hitam disela oleh wanita bergaun merah,

“Hal itukah yang paling kau inginkan, Hyeon? Menjadi wanita sosialita kelas atas Gangnam?”

Tanyanya sambil menoleh memandang dingin wanita bergaun hitam yang dipanggilnya, Hyeon.

Hyeon menoleh. Terkejut dengan pertanyaan yang tak diduganya. Bibirnya kelu hendak menjawab apa. Terbayang kembali ingatan tentang berpesiar dengan kapal mewah di laut. Mengendarai ferari spider keluaran terbaru, shopping pakaian di butik terkenal di kawasan Myeongdeong, perawatan kulit di klinik dokter Oh dan segudang kehidupan elit Gangnam. Egonya kembali berputar.

“Aku telah berjuang untuk sampai ke titik ini,” ucapnya dengan bibir bergetar setelah beberapa saat, “aku telah mengorbankan segalanya untuk mendapatkan keinginanku. Ini memang hal yang aku mau.” lanjutnya tegas.

Wanita bergaun merah itu tersenyum satir. Dengan cahaya mata berbinar ia bertanya lagi :

“Apakah kau bahagia, Hyeon? Dengan semua yang telah kau capai selama ini?”

Hyeon terdiam. Benar-benar terdiam. Bibirnya kelu dan hatinya terasa sakit. Ia mengakui, memang tidak bahagia setelah semua yang dicapainya.

Wanita bergaun merah lagi-lagi tersenyum aneh dan mengalihkan pandangan ke air sungai yang menghitam.

“Pembantu, tetaplah seorang pembantu,” ucapnya kejam, “kau tidak akan bisa masuk kelas atas, Hyeon. Tidak bisa bergabung bersama mereka. Kau akan terus menjadi golongan kelas bawah. Itulah yang menjadi pembeda di antara dirimu dan mereka. Seberapapun kerasnya berusaha.” lanjutnya.

“Kau meminta terlalu banyak. Dan akan hancur bila menginginkan yang bukan menjadi milikmu.”

Hyeon menunduk, lalu dengan kesedihan yang dalam ia berujar lirih,

“Setidaknya, aku terus berusaha hingga saat terakhir,” ucapnya pedih.

Wanita bergaun merah itu terus tersenyum ganjil. Rambut hitam panjang dan lurus membingkai wajahnya yang pucat dengan bibir yang semerah darah. Ia menatap datar ke arah sungai yang telah dikerumuni oleh orang-orang.

“Tapi, usahamu untuk menjadi terkenal membuahkan hasil. Besok kau akan menjadi buah bibir di Gangnam, bahkan namamu akan disebut di seluruh Korea. Kau akan terkenal, Hyeon. Seperti yang telah kau impikan selama ini.”

Ujar wanita bergaun merah itu datar.

Hyeon, wanita bergaun hitam, memandangnya sedih, lalu kembali melayangkan pandangannya ke arah sungai penuh dengan orang-orang yang menyemut.

Dengan sedih ia memandang tubuhnya yang ditarik oleh mobil crane keluar sungai. Tubuh itu sudah tidak segar dan cantik lagi. Seperti yang sering ia banggakan dulu.


***




Esok harinya,

Riuh tulisan headline di koran Nasional :

“Jasad Sosialita Gangnam telah ditemukan di Sungai Cheonggyecheon.”

Sedangkan seluruh tabloid gosip di distrik Gangnam, Korea Selatan sibuk mengupas berita sensasional hingga berhari-hari kemudian :

“Min Hyeon, seorang sosialita di Gangnam, merupakan wanita simpanan dari Direktur Baekdan, pemilik perusahaan garmen terbesar di distrik ini. Diketahui ia dulu pernah bekerja sebagai pembantu di rumah keluarga Baekdan.

Kemudian gosip terus menghangat dan berspekulasi :

“Kuat dugaan, ia dibunuh oleh anak-anak Direktur Baekdan dikarenakan perebutan harta waris milik Tuan Baekdan yang sebelumnya telah diklaim oleh nona Min Hyeon sebagai miliknya, tepat sehari Tuan Baekdan wafat karena serangan jantung.”


TAMAT

Lubuklinggau, 23 Oktober 2018.


Please visit my channel youtube on :


katabukuneesha


Or wattpad :

@Nisa_maretta


Thankyou.

I will back soon for another hot thread for ya 😘


Agan n Sista boleh mampir ke cerpen saya yang lain DI SINI 😘😘😘
Diubah oleh NeeshaMaretta 05-05-2020 01:06
infinitesoul
risman88
valruss
valruss dan 14 lainnya memberi reputasi
15
831
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kekoreaan
Kekoreaan
10.8KThread2.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.