https://www.netralnews.com/news/nasi...-yang-terpapar
![Plasma Darah Orang yang Sembuh Covid-19 Bisa Bantu Penyembuhan yang Terpapar]()
"Plasma darah orang yang sudah sembuh bisa membantu penyembuhan orang lain yang sedang terpapar," Ratri Anindyajati
Buat yang belum tahu, "plasma darah" adalah bagian darah yang berupa cairan, tanpa sel-sel darah (sel darah merah, sel darah putih, trombosit). Isinya sebagian besar air, protein (termasuk antibodi), glukosa, faktor pembeku darah, dan gas terlarut. Antibodi anti-SARS-CoV2 bisa ditemukan di darah orang yang pernah terinfeksi virus tersebut, dan diduga bisa berperan melawan virus yang sama di pasien terinfeksi.
Saya sudah baca laporan penelitian dari Wuhan yang mendukung gagasan bahwa terapi plasma darah bisa membantu kesembuhan pasien COVID-19. Judulnya "Effectiveness of convalescent plasma therapy in severe COVID-19 patients", Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America, 6 April 2020 (https://www.pnas.org/content/early/2.../02/2004168117 ). Rangkumannya sebagai berikut.
10 pasien parah COVID-19 (umur 34 sampai 78) di satu RS di Wuhan RRT pada Januari/Februari 2020 diikutkan dalam ujicoba transfusi plasma darah dari 10 pasien COVID-19 lain yang sudah sembuh. Kepada tiap pasien dilakukan 1 kali transfusi 200 mL plasma.
Hasilnya:
-Semua gejala (demam, batuk, sesak, nyeri dada) di ke-10 pasien membaik atau hilang dalam 1-3 hari sesudah transfusi. Sebelumnya, 3 pasien diventilator; sesudah transfusi, dua di antaranya bisa dilepas dari ventilator.
-CT scan menunjukkan kerusakan (lesion) di paru-paru para pasien mengalami perbaikan.
-Sesudah transfusi, dalam waktu 1-3 hari, RNA SARS-CoV2 tidak lagi terdeteksi di serum darah ke-10 pasien
-Hasil akhir 10 pasien yang ditransfusi vs 10 pasien kelompok kontrol (tanpa perlakuan, di RS yang sama, dicari yang umur, jenis kelamin, dan keparahan penyakitnya sebanding):
Perlakuan: 3 pasien boleh pulang, 7 membaik sampai siap pulang
Kontrol: 3 meninggal, 6 stabil, 1 membaik.
Pembahasan:
-Hasil awal ini memberi kesan bahwa transfusi plasma darah dari orang yang sudah sembuh dari infeksi SARS-CoV2 bisa membantu pasien COVID-19.
-Efeknya belum bisa dipastikan sepenuhnya karena ke-10 pasien yang ditransfusi juga diberi berbagai obat lain termasuk obat antivirus.
-Hasil awal ini layak dilanjutkan dengan uji klinis acak yang lebih luas.
Makalah PNAS ini statusnya sudah direview, jadi relatif lebih mapan posisinya.
Sepertinya RSPAD mencoba melakukan penelitian serupa untuk mencari tahu apakah hasil di Wuhan bisa diulang di sini. Mari kita lihat perkembangannya.

"Plasma darah orang yang sudah sembuh bisa membantu penyembuhan orang lain yang sedang terpapar," Ratri Anindyajati
Quote:Plasma Darah Orang yang Sembuh Covid-19 Bisa Bantu Penyembuhan yang Terpapar
Selasa, 21 April 2020 | 11:30 WIB
JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Salah seorang pasien yang sembuh dari Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Ratri Anindyajati membagikan kisah proses pengambilan plasma darahnya.
Dia mengaku proses pengambilan plasma darah berhasil dan lancar. Dia juga mengaku, ternyata prosesnya tidak sebegitu menyeramkan dari yang dia bayangkan.
"Aku katro banget karena penakut banget sampai Ibu harus pegangin tangan sebelah kiri supaya aku tenang dan santai," kata dia, dikutip dari unggahan di Instagramnya (
), Selasa (21/4/2020).
Dia mengaku, total proses pengambilan 200 cc plasma darah berjalan selama hampir 1 jam. Itu dilakukan dengan alat khusus yg menyaring plasma darah dari darah merah.
"Ternyata memang sesuai penelitian tentang Covid-19 per hari ini, plasma darah orang yang sudah sembuh bisa membantu penyembuhan orang lain yang sedang terpapar," jelas dia.
Dia lantas mengajak teman-teman yang sudah sembuh atau akan sembuh, dan sudah benar-benar pulih untuk berkenan menyumbangkan plasma darahnya. "Kalian juga bisa!," sambung dia.
Dia katakan, untuk teman-teman sesama Covid-19 survivor yang tertarik bisa hubungi dirinya untuk tanya-tanya. Apabila berminat ingin tahu bagaimana prosesnya, bisa juga disarankan hubungi Unit Transfusi Darah di RSPAD Gatot Subroto.
"If we can help each other, why not, right?," kata dia.
Reporter : Martina Rosa Dwi Lestari
Editor : Nazaruli
Selasa, 21 April 2020 | 11:30 WIB
JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Salah seorang pasien yang sembuh dari Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Ratri Anindyajati membagikan kisah proses pengambilan plasma darahnya.
Dia mengaku proses pengambilan plasma darah berhasil dan lancar. Dia juga mengaku, ternyata prosesnya tidak sebegitu menyeramkan dari yang dia bayangkan.
"Aku katro banget karena penakut banget sampai Ibu harus pegangin tangan sebelah kiri supaya aku tenang dan santai," kata dia, dikutip dari unggahan di Instagramnya (

Dia mengaku, total proses pengambilan 200 cc plasma darah berjalan selama hampir 1 jam. Itu dilakukan dengan alat khusus yg menyaring plasma darah dari darah merah.
"Ternyata memang sesuai penelitian tentang Covid-19 per hari ini, plasma darah orang yang sudah sembuh bisa membantu penyembuhan orang lain yang sedang terpapar," jelas dia.
Dia lantas mengajak teman-teman yang sudah sembuh atau akan sembuh, dan sudah benar-benar pulih untuk berkenan menyumbangkan plasma darahnya. "Kalian juga bisa!," sambung dia.
Dia katakan, untuk teman-teman sesama Covid-19 survivor yang tertarik bisa hubungi dirinya untuk tanya-tanya. Apabila berminat ingin tahu bagaimana prosesnya, bisa juga disarankan hubungi Unit Transfusi Darah di RSPAD Gatot Subroto.
"If we can help each other, why not, right?," kata dia.
Reporter : Martina Rosa Dwi Lestari
Editor : Nazaruli
Buat yang belum tahu, "plasma darah" adalah bagian darah yang berupa cairan, tanpa sel-sel darah (sel darah merah, sel darah putih, trombosit). Isinya sebagian besar air, protein (termasuk antibodi), glukosa, faktor pembeku darah, dan gas terlarut. Antibodi anti-SARS-CoV2 bisa ditemukan di darah orang yang pernah terinfeksi virus tersebut, dan diduga bisa berperan melawan virus yang sama di pasien terinfeksi.
Saya sudah baca laporan penelitian dari Wuhan yang mendukung gagasan bahwa terapi plasma darah bisa membantu kesembuhan pasien COVID-19. Judulnya "Effectiveness of convalescent plasma therapy in severe COVID-19 patients", Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America, 6 April 2020 (https://www.pnas.org/content/early/2.../02/2004168117 ). Rangkumannya sebagai berikut.
10 pasien parah COVID-19 (umur 34 sampai 78) di satu RS di Wuhan RRT pada Januari/Februari 2020 diikutkan dalam ujicoba transfusi plasma darah dari 10 pasien COVID-19 lain yang sudah sembuh. Kepada tiap pasien dilakukan 1 kali transfusi 200 mL plasma.
Hasilnya:
-Semua gejala (demam, batuk, sesak, nyeri dada) di ke-10 pasien membaik atau hilang dalam 1-3 hari sesudah transfusi. Sebelumnya, 3 pasien diventilator; sesudah transfusi, dua di antaranya bisa dilepas dari ventilator.
-CT scan menunjukkan kerusakan (lesion) di paru-paru para pasien mengalami perbaikan.
-Sesudah transfusi, dalam waktu 1-3 hari, RNA SARS-CoV2 tidak lagi terdeteksi di serum darah ke-10 pasien
-Hasil akhir 10 pasien yang ditransfusi vs 10 pasien kelompok kontrol (tanpa perlakuan, di RS yang sama, dicari yang umur, jenis kelamin, dan keparahan penyakitnya sebanding):
Perlakuan: 3 pasien boleh pulang, 7 membaik sampai siap pulang
Kontrol: 3 meninggal, 6 stabil, 1 membaik.
Pembahasan:
-Hasil awal ini memberi kesan bahwa transfusi plasma darah dari orang yang sudah sembuh dari infeksi SARS-CoV2 bisa membantu pasien COVID-19.
-Efeknya belum bisa dipastikan sepenuhnya karena ke-10 pasien yang ditransfusi juga diberi berbagai obat lain termasuk obat antivirus.
-Hasil awal ini layak dilanjutkan dengan uji klinis acak yang lebih luas.
Makalah PNAS ini statusnya sudah direview, jadi relatif lebih mapan posisinya.
Sepertinya RSPAD mencoba melakukan penelitian serupa untuk mencari tahu apakah hasil di Wuhan bisa diulang di sini. Mari kita lihat perkembangannya.