si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Mengenal Tjakrabirawa,Pasukan Elite Pengawal Presiden Soekarno


Sumber


Semasa hidupnya Presiden Soekarno telah mengalamai banyak percobaan pembunuhan,salah satunya terjadi tanggal 14 Mei 1962.Waktu itu sedang dilakukan salat Idul Adha dihalaman Istana,kegiatan itu dipadati masyarakat.


Presiden Soekarno turut hadir bersama beberapa pejabat negara,saat sedang khusu dalam salat.Tiba-tiba terdengar suara rentetan tembakan dari seorang pria,dan diarahkan ke Presiden.Untungnya tembakan itu meleset,dengan cepat Presiden Soekarno diamankan dari kerumunan jemaah salat Idul Adha.


Setelah kejadian itu Menteri Pertahanan dan Keamanan Jenderal Abdul Haris Nasution,mengusulkan dibentuknya pasukan khusus untuk melindungi dan mengawal Presiden Soekarno beserta keluarganya.Akibat seringnya beliau menjadi target percobaan pembunuhan.


Awalnya Soekarno menolak,karena waktu itu sudah ada DKP (Detasemen Kawal Pribadi).Yang bertugas menjaga keamanannya,dan dia pikir pasukan itu sudah cukup untuk mengawalnya.


Jenderal Nasution tidak menyerah begitu saja,setelah beberapa kali dibujuk,Presiden Soekarno akhirnya setuju untuk membentuk pasukan pengawal khusus.Tnggal 6 juni tahun 1962,pasukan khusus pengawal presiden pun dibentuk.Tepat pada ulang tahun Soekarno yang ke-61.


Bahkan Soekarno sendiri yang memberi nama pasukan tersebut,namanya adalah Tjakrabirawa.Nama itu diambil dari senjata tokoh pewayangan Kresna gan sist,total pasukannya adalah 3000 personel.




Sumber


Tjakrabirawa sendiri diperkuat oleh empat matra,dipilih dari para personel terbaik waktu itu.Terdiri dari anggota TNI (AD,AU dan AL),ditambah pasukan dari Polisi.


Mereka mengirim pasukan terbaik mereka saat itu.Angkatan Darat mengirimkan Batalyon Banteng Raiders,Angkatan Laut mengirim Korps Komando Operasi (KKO), Angkatan Udara mengirim Pasukan Gerak Tjepat (PGT) dan Polisi mengirim Resimen Pelopor.


Pasukan Tjakrabirawa sendiri kemudian dibagi menjadi empat batalyon,dan ditempatkan diberbagai tempat.Batalyon I dan II bertugas di Jakarta sementara Batalyon III dan IV bertugas menjaga Istana Bogor,Cipanas (Cianjur),Yogyakarta dan Tampaksiring (Bali).



Pasukan Tjakrabirawa mendapaat hal istimewa yang tidak dimiliki kesatuan lain pada waku itu antara lain pemberian seragam dan kaus baru.Bahkan,para istri pasukan elit ini memperoleh jatah biaya sewa rumah jika tak hidup bersama di asrama.


Hal inilah yang membuat iri kesatuan lain pada waktu itu,resimen ini juga mendapat jatah logistik makanan yang berbeda dengan kesatuan lainnya.
Kunjungan kepresidenan juga memungkinan anggota Tjakrabirawa menikmati berbagai fasilitas kelas satu,hotel berbintang dengan makanan-makanan lezatnya.Hal yang langka pada zaman itu,berbanding terbalik dengan kesatuan TNI lainnya.


Salah satu perbedaannya adalah sepatu,bisa jadi para kesatuan TNI diluar Tjakrabirawa mereka hanya punya sepasang sepatu,begitu pula seragam yang tak mesti setiap tahun ganti.Kala itu kondisi ekonomi Indonesia memang buruk,menyebabkan negara tak mampu memberikan jaminan hidup layak untuk para tentara




Logo Tjakrabirawa gan sist

Sumber


Dulu markas Batalyon I berada di Jalan Tanah Abang (kini Markas Paspampres) dan Batalyon II menempati asrama Kwini (sekarang ditempati Marinir angkatan Laut).
Resimen ini dipimpin oleh ajudan senior Presiden Soekarno bernama Kolonel Sabur,ia menjadi komandan pertama Tjakrabirawa setelah pangkatnya dinaikkan menjadi Brigadir Jenderal.Dan yang menjadi wakilnya adalah Kolonel Maulwi Saelan.




Brigjen Sabur,Komandan Resimen Tjakrabirawa yang pertama gan sist.

Sumber


Resimen Tjakrabirawa sendiri memiliki semboyan Dirgayu Satyawirayang berarti pasukan setia berumur panjang.
Sayang pasukan elit ini justru tidak berumur panjang dan malah berkhianat,tidak seperti semboyan kebanggaannya gan sist.Nama pasukan ini tercoreng akibat ulah beberapa personelnya sendiri,yang turut andil dalam serangan G30S.


Masih ingat pelajaran sejarah disekolah ?.Tentang serangan G30S,nama Letnan Kolonel Untung sering kali disebut dalam sejarah,karena menjadi otak dari penculikan dan pembunuhan para Jenderal Angkatan Darat.Waktu itu Letkol Untung menjabat Komandan Batalyom I Tjakrabirawa.
Setelah kejadian G30S/PKI,resimen ini dibubarkan dan anggota yang terlibat dijatuhi hukuman mati.Salah satunya Letkol Untung yang dieksekusi mati di Cimahi Jawa Barat,setahun setelah meletusnya G30S.




Letkol Untung bin Syamsuri

Sumber


Tepat pada tanggal 28 Maret 1966 di lapangan Markas besar Direktorat Polisi Militer Jalan Merdeka Timur, Jakarta.Resimen Tjakrabirawa resmi dibubarkan.Dengan ini berakhirlah kisah pasukan khusus pengawal presiden ini,yang usianya hanya seumur jagung.Tugas pengamanan Presiden Soekarno yang semula dipegang oleh Pasukan Tjakrabirawa kemudian diambil alih oleh Batalyon Para Pomad,dikomandani oleh Letkol CPM Norman Sasono.Sekarang pasukan pengawal khusus presiden ini lebih kita kenal dengan nama Paspampres.


Beberapa anggota Tjakrabirawa yang terlibat pun ditahan selama rezim orde baru.Mereka adalah Johannes Surono komandan peleton III kompi C batalyon Untung di Tjakrabirawa,Norbertus Rohayan sebagai penembak Mayor Jenderal Raden Soeprapto,Simon Petrus Solaiman orang yang diberi tugas oleh Letnan Satu Dul Arif untuk memimpin penculikan petinggi AD.Satar Suryono komandan peleton II Kompi C Batalyon II Kawal Kehormatan Tjakrabirawa,yang tinggal di Asrama Tanah Abang.Satar memimpin penculikan Mayor Jenderal Suwondo Parman.Ke empatnya pernah mengajukan banding dan grasi,namun semuanya ditolak oleh pemerintahan Soeharto.Dan pada akhirnya mereka dijatuhi hukuman mati.


Selain mereka ada juga prajurit bernama Anastasius Buang,serta Sersan Dua Gijadi Wignjosuhardjo,mereka menjadi eksekutor operasi penculikan sama seperti Rohayan.Selain itu ada nama Sersan Mayor Soekardjo yang memimpin penculikan Brigadir Donald Izacus Panjaitan,juga turut dijatuhi hukuman mati.Gijadi dan Soekardjo dieksekusi mati pada Oktober 1988,sementara Buang sendiri meninggal secara misterius pada bulan September tahun 1989.


Menyusul dua tahun kemudian parade kematian berikutnya dari mantan anggota Tjakrabirawa,pagi tanggal 16 Februari 1990 adalah hari terakhir bagi empat orang mantan pasukan elite ini.Saat itu usia mereka sudah lanjut usia.Johannes Surono (60 tahun), Paulus Satar Suryanto (57 tahun),Simon Petrus Solaiman (60 tahun), dan Norbertus Rohayan (49 tahun) dijemput dari selnya di Penjara Cipinang.Hanya Rohayan yang mendapat kunjungan keluarga sebelum dieksekusi.Setelah puluhan tahun menjadi tahanan rezim orba mereka akhirnya dieksekusi mati dihadapan regu tembak,menyusul dua atasan mereka Letnan Kolonel Untung dan Letnal Satu Dul Arif menuju alam kubur.





Referensi: 1|2|3|4|5
Diubah oleh si.matamalaikat 14-04-2020 15:54
damar7
darmawati040
banditos69
banditos69 dan 114 lainnya memberi reputasi
115
14.8K
212
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.