aldirizaAvatar border
TS
aldiriza
Antara Rasa Dan Logika


Quote:


Quote:






Part 1

Jam menunjukan pukul dua belas siang. Situasi kos-kosan sudah sepi, karena kebanyakan penghuni kos adalah mahasiswa dan karyawan. Jadi sebelum matahari bertengger tepat di atas kepala, mereka sudah memulai hiruk-pikuknya, aktivitasnya, kesibukannya masing-masing. Kebetulan gw masuk shift siang waktu itu. masih dalam keadaan dimana gw bisa menikmati kesunyian di kamar kos.

Tanpa musik underground yang diputar Munyo, tanpa gibahan cewek kuliahan yang suaranya seperti radio pecah dan ataupun kebisingan yang di akibatkan oleh penghuni kos pada umumnya.

Kadang rasa sunyi itu gw suka. Sunyi membuat pikiran lebih jernih. Membuat otak yang bebal menjadi lumer. Membuat pandangan yang kosong menjadi terarah. Iya terarah. Terarah tajam pada satu tujuan.

Gw menatap langit-langit kamar kos yang kusam, dan lagi beberapa bagiannya sudah mengelupas. pikiran gw tertuju pada seorang cewek. Cewek yang gw antar pulang tadi malam.

Sekitar jam sepuluh malam sehabis gw pulang kerja, gw mendapati perempuan itu dipinggir jalan dengan keadaan menangis. Badannya bergetar, dan sesekali ia mengusap bulir air yang jatuh di pipinya. Lengan panjang sweaternya yang menutupi jemarinya iya gunakan untuk mengusap bagian wajahnya yang basah akibat tangis. Entah itu dari matanya atau hidungnya. Kasihan. Gak ada yang jadi pertimbangan gw sehingga gw menghampiri dia dengan maksud memberi bantuan atau semacamnya.

Singkat cerita setelah gw tanya2 soal kenapa perempuan itu bisa menangis dipinggir jalan dan sendirian, akhirnya gw antar dia pulang. Ditengah perjalanan kami tidak banyak mengobrol. Karena gw rasa ga ada hak gw untuk bertanya tanya lebih banyak. Dan melihat kondisi dia yang sedang down parah.

cewek itu berumur sekitar dua puluh tahun. Kulitnya putih, lumayan tinggi, rambut panjang terurai dan gaya berpakaian nya mengikuti tren.

Lamunan gw pun buyar ketika ponsel gw berbunyi, dan bergetar berkali-kali.
Gw raih ponsel yang berada di atas nakas lalu menerima teleponnya.

"Hallo Sal"

" Al, tar berangkat kerja gw nebeng ya" Jawabnya

"Tumben banget, biasanya lo bawa mobil atau gak motor"

"gw lagi males bawa mobil, terus motor lagi di service blm gw ambil"

" oh, yaudah tar gw jemput deh. Jam 2 ya"

" iya, thanks ya sebelumnya"

Telepon terputus.

Sebenernya agak aneh juga gw, kok tumben banget Salma minta bareng. Tapi yaudah gak gw ambil pusing. Sambil menunggu waktu berangkat kerja, gw habisin beberapa batang rokok dan secangkir kopi yang tadi gw seduh.

Setelahnya, gw segera menjemput Salma. Dia udah berdiri di depan gerbang rumahnya ketika gw tiba disana. Lengkung senyumnya ia lempar. Manik matanya membuat gw sedikit gak nyaman ketika ia menatap. Dengan membalas senyumnya, gw berikan helm lain yang berada di gantungan motor.

"Nih" ucap gw seraya memberikan helm.

"Okeeeyy" balas Salma berirama. Lalu mengenakan helm di kepalanya.

Dia lantas lantas naik dan duduk di jok belakang.

"Peluk jangan nih?" Canda Salma.

"Jangan lah"

"Yakiiinn?" Goda-nya lagi.

"Jangan ragu maksudnya" gue terkekeh lalu memacu motor.

Sial, lo lucu Sal..


Sumpah, nikmat mana yang kau dustakan. Ko
Diubah oleh aldiriza 28-05-2020 10:36
aftzack
rinandya
delet3
delet3 dan 61 lainnya memberi reputasi
62
21.3K
252
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.