danymarta.Avatar border
TS
danymarta.
MISTERI VILLA HIJAU


MISTERI VILLA HIJAU


*****

Kilau matahari di siang menyilaukan mataku ketika mobil yang membawa kami menelusuri jalan di daerah Puncak Bogor. Kemacetan sudah terasa di mulai dari tol Ciawi menuju Puncak, Bogor. Di mobil ini aku beserta kelima temanku sedang menuju ke villa kepunyaan salah satu temanku di daerah Puncak, Bogor. Menerawang dari jendela mobil, aku teringat kembali percakapan kami dua hari yang lalu di dalam kelas ketika usai mata kuliah statistik.

Namaku Siti Komariyah, biasa teman - temanku memanggilku SitKom. Kelima orang sahabatku bernama Lia, Ika, Tatik, Mira dan Tyas. Kami merencanakan hari sabtu ini akan menginap di villanya Mira.

Terdengar suara penyanyi Vina Panduwinata mengalun dari radio mobil. Mendengar lagu itu entah mengapa aku memiliki firasat buruk. Aku berdoa didalam hati, semoga nanti kami semua dalam lindungan Tuhan dan tidak akan terjadi apapun selama menginap disana.

Quote:


3 jam perjalanan yang membosankan, akhirnya kami sampai di villa kepunyaan Mira. Sebelum mobil memasuki villa, Mira sempat berbicara sendiri, sepertinya villa tersebut sudah ada yang datang menginap. Kami semua turun dari dalam mobil.

Quote:


Singkat cerita akhirnya kami berhasil mendapatkan sebuah villa yang jaraknya tidak jauh dari villa Mira. Villa itu bercat hijau sehingga namanya villa hijau. Villa berlantai dua dengan banyak kamar terlihat begitu angkuh berdiri. Teman - temanku berlarian memasuki villa hijau itu. Aku masih berdiri melihat bangunan villa hijau ini. Tiba - tiba di lantai dua aku melihat pada jendela besar, ada sesosok yang berdiri melihat kearah kami. Aku tidak begitu jelas melihat wajahnya karena tertutup tirai tipis. Aku dipanggil oleh Mira sambil berjalan, setelah itu aku mengalihkan pandanganku kembali ke jendela tadi, ternyata sosok itu telah hilang.

Kami telah mendapatkan kamar kami masing - masing, semuanya berada di lantai atas. Aku berjalan menyusuri tiap - tiap ruangan didalam villa ini, dilantai atas ada empat kamar, aku mendapat kamar di tengah sendirian, sebelah kananku Mira sebelah kiriku Tyas dan Tatik. Sebelah kanan kamar Mira, itu kamar Lia dan Ika. Dilantai satu, ada Kamar mandi terletak disebelah kamar kosong yang tidak ditempati.


Dari lantai satu juga, ternyata ada untuk ruang makan dan ruang keluarga. Aku berjalan ke kamar yang di tempati oleh Lia dan Ika. Kamar yang cukup besar dan jendela - jendela lebar bertirai putih tipis. Sehingga dari dalam kamar bisa melihat pemandangan di luar villa. Aku berdiri di dekat jendela melihat kebawah, terlihat mobil avanza hitam yang tadi membawa kami ke villa ini. Seketika aku teringat bukankah tempatku berdiri ini adalah tempat dimana sosok misterius yang kulihat dari bawah tadi.

Tiba - tiba tengkukku merinding, ada rasa dingin menyapu lembut kulit leherku, seperti hembusan nafas seseorang yang berada tepat di belakangku. Padahal ku tahu pasti saat itu aku sedang sendirian berada dalam kamar ini. Aku secepatnya meninggalkan kamar tersebut, ku mencari teman - temanku yang ternyata ada di taman belakang villa. Mereka semua bersama bapak penjaga villa ini yang belakanganku tahu bernama mang Entis.

Kami semua bercakap - cakap sampai mang Entis berpamitan untuk mempersiapkan makan malam kami. Lama di saung sampai adzan magrib terdengar. Kami semua masuk ke dalam villa sambil bersiap - siap untuk mandi, sholat dan makan malam.

Aku dan Mira berada di ruang makan setelah terlebih dahulu selesai mandi dan sholat. Dari atas ruang makan terdengar banyak langkah - langkah kaki, karena lantai atas dari villa ini lantainya terbuat dari bilah - bilah papan kayu tebal. Sehingga suara kaki orang yang berjalan di lantai atas suaranya terdengar di ruang makan. Aku dan Mira sedang bercakap - cakap sampai terdengar jeritan suara Ika dan suara kaki semua teman - temanku berlarian dari kamar Lia dan Ika. Aku dan Mira saling memandang terheran - heran, tidak lama semua teman - temanku yang di atas tergopoh - gopoh menuruni tangga ketempat kami berdua sedang duduk. Aku dan Mira bertanya, ada apa sehingga mereka ketakutan.

Lia, Ika, Tyas dan Tatik saling berpandang - pandangan, mereka tidak menceritakan apa yang terjadi di atas barusan. Ika dan Tatik mengajak kami semua untuk segera makan karena mereka sudah sangat lapar. Mira memanggil mang Entis untuk segera menyiapkan makan malam. Akhirnya kami semua makan malam dengan tidak banyak berbicara. Tidak sengaja aku melihat ke jendela di depan meja makan yang berhadapan dengan ku. Aku kaget karena melihat seseorang dari luar jendela mengintip ke dalam ruangan. Walau tidak terlihat jelas, itu adalah separuh dari sosok seorang perempuan berambut sangat panjang memakai baju putih. Aku tidak berani memandangnya lama, mataku tertunduk sambil berusaha mengunyah makanan yang tiba - tiba terasa hambar dan susah untuk ku telan. Selesai kami semua makan malam, kami sepakat untuk langsung tidur karena kami sudah sangat lelah dari lamanya perjalanan tadi siang.

Tak berapa lama didalam kamarku, dari luar jendela kamar terdengar seperti suara anak ayam yang ramai berciap - ciap, aku terjaga. Aku teringat omongan nenekku bahwa jika tengah malam terdengar suara ramai ciap - ciap anak ayam itu bertanda sosok kuntilanak dekat dengan kita. Suara ciap - ciap masih terdengar dan aku kembali terkesima ketika tercium wewangian bunga kamboja. Mulutku membaca ayat - ayat kursi dengan suara agak lantang. Terdengar suara - suara teriakan dan langkah - langkah kaki dari luar kamarku. Secepatnya aku berlari menuju pintu kamar dan membukanya dan mendapati teman - temanku turun ke bawah. Aku memang yang sudah takut sedari tadi ikut turun kebawah ke tempat teman - temanku berada. Semuanya berbicara dengan nada cepat dan keras, semua saling berebut dan menceritakan apa yang telah terjadi pada diri mereka. Lia menangis sesegukan sambil berucap aku ingin pulang sekarang, begitu juga dengan Tatik. Sedangkan Tyas dan Ika lebih meributkan ketakutan mereka dengan menceracau banyak hal. Aku menenangkan mereka semua sambil berusaha membuat mereka semua diam. Aku baru tersadar karena pada saat itu Mira ternyata tidak berada diantara kami. Tiba - tiba dari atas pintu kamar Mira terbuka dengan keras, kami semua terkejut dan memandang ke atas ke pintu kamar Mira. Dari dalam kamar keluar sosok perempuan yang ternyata itu adalah Mira. Dari atas Mira berteriak dengan menggunakan bahasa sunda.

Quote:


Kami semua saling berpandangan, suara yang keluar dari mulut Mira itu bukan suara Mira, dan kami tahu semua jika Mira tidak bisa berbahasa sunda, karena Mira asli orang betawi. Ditengah kekacauan itu, Mang Entis menerobos masuk ke dalam villa. Malam itu Mang Entis berupaya mengeluarkan sosok yang masuk kedalam diri Mira.

Setelah beberapa lama, semua kembali tenang, Mira sudah sadar kembali. Kami semua sepakat malam itu kembali ke jakarta. Dalam perjalanan pulang kami kembali berbicara tentang kejadian di villa tersebut. Ternyata sebulan yang lalu anak perempuan pemilik dari villa tersebut, yang bernama Euis, di rudapaksa dan di bunuh oleh sekumpulan perampok, yang sedang merampok villa Euis. Semenjak itu villa tersebut menjadi angker.
Bersyukurnya kami semua selamat dari kejadian tersebut. Pengalaman di villa itu tidak akan pernah aku lupakan seumur hidupku.

Quote:


TAMAT


Penulisan berdasarkan pengalaman teman
Sumber gambar link
Diubah oleh danymarta. 26-03-2020 23:20
a9r7a
tien212700
sulkhan1981
sulkhan1981 dan 17 lainnya memberi reputasi
16
10.2K
420
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.