inal74
TS
inal74
Hasil Riset Medis Menakjubkan Di Masa lalu Yang Tidak Dianggap

In the treatment of an individual patient, where proven interventions do not exist or other known interventions have been ineffective, the pyhsician, after seeking expert advice, with informed consent from the patient or a legally authorised representative, may use an unproven intervention if in the physician’s judgement it offers hope of saving life, re-establishing health or alleviating suffering. (Deklarasi Helsinki, Amandemen Keenam, 2013).


Ilmuwan adalah sebuah profesi cerdas dan terhormat. Bagaimana tidak, para ilmuwan adalah mereka yang melakukan penelitian atau riset, sehingga hasil riset mereka menuntun masyarakat awam menuju pencerahan pemikiran dan penambahan wawasan tentang baik dan buruknya suatu aspek dalam bidang kehidupan. Meski begitu, suatu riset atau penelitian ternyata tidak selalu berujung pada penghargaan dan ketenaran, meskipun hasil risetnya itu menakjubkan dan berpotensi menyelamatkan nyawa banyak orang.

Beberapa hasil riset di masa lalu membuktikan hal itu:
  • Tahun 1983. Setelah melakukan riset dan uji coba terhadap hewan, Dr. Jewell Osterholm (direktur bedah syaraf di Jefferson Medical College, Philadelphia, Amerika Serikat) menyatakan bahwa kerusakan syaraf akibat penyakit stroke bisa disembuhkan dengan cara menyuntikan suatu campuran obat yang kaya oksigen ke bagian tulang belakang.
  • Tahun 1986. Setelah melalui riset laboratorium dan diuji coba kepada darah hewan selama bertahun-tahun, Medizone (sebuah perusahaan swasta di bidang jasa rumah sakit dan perawatan kesehatan bermarkas pusat di Michigan, Amerika Serikat) menyatakan bahwa semua darah yang disimpan di bank darah bisa dimurnikan darahnya dengan ozone, dan semua virus HIV bisa dilumpuhkan. Namun ketika pihak Medizone meminta ijin untuk riset dan diujicobakan kepada darah manusia, FDA (badan pengawas makanan dan obat di Amerika Serikat) tidak memberikan ijin.
    Dr. Mulyadi Tedjapranata, Pemilik Medizone Clinic di Jakarta Pusat

  • Tahun 1987. Sebuah hasil riset medis tentang gas ozone di Republik Kuba yang dilakukan oleh Cuban National Institute For Scientific Research (sekarang berubah namanya menjadi National Center for Scientific Research) membuktikan bahwa ozone itu tidak akan menyebabkan keracunan, dan tidak akan menyebabkan mutasi sel atau kanker.
  • Tahun 1988. Seorang dokter medis bernama Dr. William Closon yang bekerjasama dengan Basil Wainwright dalam risetnya di Brunswick Blood Laboratories menyimpulkan bahwa takaran ozone di dalam suatu media non-sitotoksik untuk melumpuhkan virus HIV secara maksimal adalah 27 microgram per mililiter.
  • Tahun 1988. Dr. Scott Ricke dan Basil Wainwright (pencipta alat untuk terapi ozone bernama: Polyatomic Apheresis) melakukan riset HIV in vivo dengan melakukan perawatan terhadap 5 orang pasien AIDS di Nogales, Mexico. Dalam perawatan selama 10 hari dengan menggunakan ozone dan proses pengukuran sel monoklonal AIDS yang dikembangkan oleh Epitope Inc., terlihat adanya penurunan aktivitas virus HIV sebesar lebih dari 28%.
  • Tahun 1989. George White, Ph.D (penanggungjawab penyelidikan tentang ozone dari American Red Cross), Basil Wainwright, Dr. Dietz, Dr Doshi, dan Norman Cole (mantan wakil direktur American Red Cross) akhirnya berhasil mengadakan pertemuan dengan seorang pejabat tinggi militer angkatan laut Amerika Serikat (mewakili pemerintah) dan 15 orang pejabat teras lainnya dari American Red Cross (PMI-nya Amerika Serikat) di Washington DC. Pertemuan ini adalah dalam rangka berdiskusi dan mepresentasikan tentang kemampuan ozone dalam memurnikan seluruh stok darah nasional. Setelah George White memasuki ruang pertemuan dan diberitahu bahwa puifikasi darah dengan ozone bisa menjadikan kualitas stok darah nasional menjadi aman dan lebih baik, dia berkata dengan nada suara datar: “Anda tidak mungkin merawat darah dengan ozone”. Lalu dia pun mengutip hasil riset tahun 1963 dan 1976 tentang ozone yang terletak di antara lapisan trofosfer dan stratosfer. Sebelum presentasi ilmiah dilakukan, dan setelah memaparkan tentang 2 kutipan tersebut, George White mengakhiri pemaparannya dengan berkata: “Dengan merujuk pada 2 kutipan ilmiah tadi, American Red Cross tidak tertarik untuk melakukan purifikasi darah dengan menggunakan ozone”. George White pun langsung meninggalkan ruangan pertemuan tanpa ingin melihat presentasi ilmiah yang akan disuguhkan. Padahal Dr. Dietz, Dr Doshi, dan Basil Wainwright akan mempresentasikan tentang purifikasi darah dengan menggunakan ozone yang bisa diproduksi sendiri, bukan mengambi gas ozone dari langit.
  • Tahun 1989. Medizone terus menunjukkan keberhasilan risetnya tentang ozone dengan menguji-cobakannya kepada berbagai hewan. Hasil risetnya: tidak ada efek samping dan semua hewan tersebut malah semakin sehat. Sementara itu, FDA melarang masuknya hasil-hasil riset dari Jerman tentang ozone ke Amerika Serikat, dan tetap melarang ujicoba ozone terhadap manusia.
  • Tahun 1989. George Perez, M.D (Direktur Virologi di Saint Michaels Medical Center, kota Newark, New Jersey, Amerika Serikat dan kepala investigasi dari dewan peninjau Saint Michaels Medical Center ditugaskan untuk melaksanakan protokol: 75 day institutional review board supervised ozone/AIDS. Protokol tersebut adalah pelaksanaan riset medis dan ujicoba perawatan ozone selama 75 hari terhadap 5 orang pasien pengidap AIDS di Saint Michaels Medical Center. Hasil riset ini: dalam perawatan ozone selama 15 hari, terlihat adanya penurunan jumlah inti protein dari virus HIV (p24). Penurunan ini mengindikasikan terjadinya “pembantaian” virus HIV di dalam tubuh 5 orang pasien tersebut. Lalu, jumlah sel limfosit (T4) di dalam 5 tubuh pasien tersebut kembali normal bahkan ada yang meningkat. Memasuki hari ke-16 riset, tiba-tiba muncul tekanan politik agar riset dan ujicoba ini tidak dilanjutkan. Riset medis dan ujicoba ini pun akhirnya dihentikan, dan 5 pasien yang sudah sembuh dari AIDS itu pun dilepaskan.
  • Tahun 1990. Mengkombinasikan ozone dengan 5-fluorouracil terbukti sinergis in vitro dalam melawan sel tumor. Lalu, ozonisasi darah terbukti meningkatkan limfokinesis,
  • Tahun 1991. Beberapa peneliti dari berbagai universitas di wilayah timurlaut Amerika Serikat menjalin kerjasama dengan sebuah lembaga riset eropa dalam rangka melakukan riset selama 2 tahun tentang pembasmian beberapa mikroba dengan menggunakan alat penghasil ozone. Hasil riset ini: ozone berhasil membunuh 100% beberapa mikroba (100% kill in vitro).
  • Agustus 1992. Beberapa peneliti dari berbagai universitas di wilyah timurlaut Amerika Serikat kembali menunjukan hasil riset mereka tentang efektivitas ozone dalam membunuh bakteri, jamur, dan virus dengan rasio keberhasilan 100%. Adanya suatu zat yang mampu membunuh 100% bakteri dan virus tanpa menyebabkan hemolisis (rusaknya sel darah merah) merupakan berita yang menghebohkan kala itu.
  • September-Desember 1992. Dr. Michael J. Ingraham di kota Nassau, Bahamas melakukan riset tentang perawatan ozone terhadap 20 orang pengidap AIDS selama 3 bulan. Hasil dari 3 bulan riset tersebut adalah 5 pasien dari 20 pasien yang diteliti dinyatakan p24 negatif (virus HIV di dalam tubuhnya 100% lumpuh).
  • Tahun 1993. Medizone berhasil melakukan riset teknologi dekontaminasi darah dengan ozone. Riset ini menggunakan monyet Kanada sebagai hewan percobaannya. Keberhasilan ini sepi dari perhatian dan pujian.
  • Tahun 1993. Riset in vitro polyatomic blood milik Dr. Benjamin Lau dari Loma Linda University, California, Amerika Serikat membuktikan bahwa metode polyatomic (metode terapi menggunakan ozone) bisa memurnikan semua darah hasil dari donor darah. Namun Pemerintah Amerika Serikat tidak pernah tertarik mengembangkan lebih lanjut hasil riset ini.
  • Tahun 1993. Beberapa peneliti dari berbagai universitas di wilayah timurlaut Amerika Serikat telah 100% berhasil membunuh bakteri, jamur, dan mikroba-mikroba jahat yang diambil dari 40 jenis penyakit degeneratif dengan melibatkan alat penghasil ozone dalam risetnya. Hasil riset ini tidak menarik perhatian pihak pemerintah.
  • Tahun 1993. Diketahui terdapat 6000 referensi hasil riset medis di Jerman yang membuktikan tentang peranan ozone dalam melumpuhkan 40 penyakit, termasuk kanker.
  • Tahun 1993. Joe McCord (peneliti dari Webb-Waring Institute for Biomedical Research di Denver) mendemonstrasikan hasil risetnya tentang bagaimana virus HIV menekan produksi SOD (Super Oxide Dismutase) di dalam tubuh. SOD adalah enzim yang bertugas menjaga sel-sel tubuh tetap sehat dan virus HIV senantiasa terawasi. SOD bekerja membentuk hidrogen peroksida di dalam tubuh yang kemudian melepaskan oksigen singlet (oksigen dengan kandungan energi tinggi dan lebih reaktif terhadap senyawa-senyawa organik). Oksigen singlet bekerja membunuh virus-virus, termasuk virus HIV.



Semua hasil riset menakjubkan di atas belum pernah ada tindak lanjutnya dari pihak pemerintah dari manapun di dunia ini hingga kini. Padahal deklarasi Helsinki dengan jelas menggambarkan bahwa seorang dokter boleh melakukan suatu unproven intervention(contohnya: terapi ozone) ketika proven intervention (contoh: terapi anti retroviral, kemoterapi, radioterapi) tidak efektif. Lalu mengapa para pemangku kebijakan dan pengambil keputusan tampaknya sangat sulit untuk menerima kenyataan bahwa hasil riset medis yang menunjukkan bahwa terapi ozone sangat potensial untuk menjadi proven intervention dalam menangani suatu penyakit? Entahlah, hanya Tuhan yang tahu.

Sumber:
Ed McCabe, O3 vs AIDS, materi presentasi Ed McCabe di National Institute of Health Office of Unconventional Medicine, Bethesda, Maryland, USA, 18 Juni 1992.

Saul Pressman, The Story of Ozone, Plasmafire Intl, Canada, 2001.

A.M Elvis and J. S Ekta, Ozone Therapy: A Clinical Review, Journal of Natural Science, Biology and Medicine, University College Cork, Ireland, 2011.
Diubah oleh inal74 14-03-2020 15:03
kodokuperdigitaleaglesevenfiveseven
sevenfiveseven dan 15 lainnya memberi reputasi
14
9.9K
70
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & Xenology
icon
6.5KThread10.3KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.