adijaya89Avatar border
TS
adijaya89
Jangan Tidur Waktu Maghrib!



Nalaaa sudah maghrib nih, banguuun nak!” Ucap mama sambil menggoyang-goyangkan badan anaknya yang masih terlelap. Seketika Nalaterbangun dan melirik jam di dinding waktu sudah menunjukkan pukul 17:48 WIB.

 

Mama kan bilang kalo tidur menjelangmaghrib itu pamali,” Ucap mama ku

 

 Sebenarnya ada banyak sekali kepercayaan menyangkut waktu menjelang maghrib. Bahkan ketika anak-anak kecil bermain di luar, para orang tua akan segera menyuruh anaknya kembali ke rumah. Termasuk tidur saat maghrib, sebab jika itu dilakukan maka akan ada sesuatu hal yang tidak baik.  Perpindahan waktu dari sore ke malam diyakini banyak orang sebagai waktu terhubungnya gerbang dunia manusia dan dunia lain.

Namun, banyak juga orang yang tidak percaya hal tersebut karena tidak menemukan korelasi antara waktu maghrib dengan hadirnya makhluk-makhluk dari dunia lain. Lain dengan Nala. Sejak kecil Nalasudah mempercayai jika ada hal-hal di luar kemampuan manusia biasa. Ia percaya bahwa manusia hidup berdampingan dengan makhluk lain yang tak kasat mata. Karena seringkali Nala merasakan gangguan oleh makhluk-makhluk tersebut.

Gangguan tersebut paling sering dirasakan oleh Nala saat dia pindah ke rumah barunya sewaktu masih SMA. Rumahnya saat itu memang sudah tua, berukuran sedang, dan remang-remang. Maklumlah itu adalah rumah dinas yang sudah ada dari zaman pembangunan Indonesia kala merdeka. Jadi tidak heran kalau adakalanya mahkluk tak kasat mata seringkali mengganggunya.Dari mulai suara tangisan, suara langkah kaki, bahkan bayangan hitam besar di jendela pun pernah ia lihat. Saat itu pula Nala sadar bahwa ia memiliki kemampuan untuk merasakan dan melihat mereka meskipun tidak lama. Mungkin kala itu, para penghuni rumah tersebut merasa terganggu dengan adanya kehadiran Nala dan keluarganya. Nala tidak bermaksud mengganggu, tapi disinilah keluarganya tinggal. Tidak tahan dengan gangguan-gangguan tersebut, akhirnya Nala cerita kepada kakaknya.

“Kak…masa Nala akhir-akhir ini sering banget ketindihan ya kalo tidur,” kata Nala sambil rebahan di kasur kakaknya, Syifa. Saat itu Syifa sedang sibuk berkutat dengan laptopnya. Tapi karena adiknya tiba-tiba muncul, Syifa berhenti sejenak.

“Ih apaan sih tindihan. Gak tau gue,” Jawab Syifa dengan ketus

“Itu lohh. Kalau pas lagi tidur terus rasanya badan gak bisa bergerak. Kayak setengah sadar gitu. Pengen bangun tapi gak bisa, soalnya ngerasa ada yang gangguin Nala tidur.” Nala menjelaskan kepada kakaknya secara halus, agar kakanya tidak terlalu panik dan menjadi takut.

“Ohh ituu. Itu mah biasa Nala. Nih ya, nama ilmiahnya itu sleep paralysisatau kelumpuhan tidur. Biasanya terjadi kalau lo kelelahan atau gangguan siklus tidur. Coba deh lo google.”

Syifa lalu menunjukkan layar hp-nya ke Nala. Di layar hp tertulis penjelasan mengenai sleep paralysistersebut. Maklum, kakak Nala kuliahnya jurusan Psikologi jadi hal-hal yang mistis pun bisa dijelaskan secara realistis.

“Tapi Kak, Nala tuh udah sering banget begitu semenjak kita pindah ke rumah ini. Bahkan Nala pernah cuma tiduran sebentar aja tiba-tiba langsung tertidur dan tau-tau Nala udah ga bisa gerak.” Nala masih terus mencoba menanyakannya, ia penasaran apakah hanya ia yang merasakan atau kakaknya juga pernah merasakannya.

“Nala.. lo tuh cuma kecapekan. Kurang tidur. Udah sana, gue mau lanjutin kerjaan gue”. Syifa lalu kembali fokus pada laptopnya. Ia sadar kalau kakaknya tidak pernah merasakan apa ia rasakan.

Syifa tidak tahu bahwa gara-gara tindihan itu, Nala takut sekali tidur. Terlebih tidur dengan lampu mati. Takut terlelap dalam gelap dan menemukan sesuatu yang tidak ingin ia lihat.

                                                           

 ****

Tahun 2010, Nala pindah ke Bandung untuk melanjutkan kuliah di salah satu universitas terkenal di Dipati Ukur, Bandung. Bersama ketiga teman baiknya Mayang, Akbar dan Dilla. Mereka menjalani perkuliahan yang cukup berat, karena ini baru pertama kalinya Nala hidup sendiri jauh dari keluarganya. Tapi karena ada teman-teman, Nala melewati harinya penuh dengan semangat dengan pengalaman barunya ini. Kehidupan kampus Nala di Bandung pun sangat menyenangkan. Berbeda jauh dengan kosannya yang cukup angker, pengalaman yang ia alami benar-benar tidak bisa dilupakan olehnya.

 Nala tinggal di sebuah kostan di daerah Dago. Ia tinggal bersama dengan Mayang dan Dilla. Rumah kost yang Nala tinggali seperti rumah biasanya tidak terlalu besar namun rumah tua yang memiliki dua tingkat. Di lantai pertama ada tiga kamar yang berdekatan dengan dapur. Di dekat dapur ada pintu yang menghubungkan kamar-kamar kost dengan kamar milik Bapak dan Ibu Kost. Kemudian di lantai dua, juga ada tiga kamar. Disitulah letak kamar mereka bertiga.

Seperti biasanya, kerjaan anak kostan kalau lagi bosan pasti main ke kamar temannya. Suatu sore Nala dan Mayang berkumpul di kamar Dilla sambil membahas boyband dan girlband Korea yang saat itu lagi hits.

“Duh Dillll, oppaganteng bangeeettt,” Kata Mayang sembari nonton video klip boyband kesayangannya.

“Mana mana mana? Ahh masih gantengan oppague May. Lihat deh tuh. Mana gemes bangettt.” Dilla pun enggak mau kalah membahas idolanya.

“Nalaa, sini dong lihat videonya bareng.” Mayang menoleh ke belakang sambil mencolek Nala yang tiduran di atas karpet.

“Mayang, gak tau kenapa nih rasanya ngantuk banget. Gue tidur bentar yah.” Tidak lama setelah itu, Nala pun tidur terlelap. Sementara Nala sudah tertidur, Mayang dan Dilla yang masih sibuk membahas boyband.

Ketika ia tidur, Nala bermimpi berada di suatu tempat yang ia tidak kenali. Lalu samar-samar dari kejauhan, Nala melihat seseorang melambaikan tangannya. Memanggilnya untuk segera datang. Karena penasaran, Nala pun mendekat. Ternyata yang melambaikan tangannya adalah nenek Nala. Merasa tenang, Nala pun menghampiri neneknya yang tersenyum.

Perlahan ia mendekati neneknya, namun tiba-tiba Nala merasakan ada yang aneh. ia menatap wajah neneknya yang tersenyum, saat ia berada di depannya tiba-tiba wujud neneknya berubah menjadi sosok wanita yang menakutkan dan langsung mencengkram tangan Nala. Wanita dengan rambut panjang terurai, bentuk wajah memanjang, mata hitam legam, raut wajah menyeramkan, seluruh warna kulit pucat, dan yang paling mengerikan ialah kepalanya tak tertopang oleh tulang leher seolah kepala tersebut patah. Sambil berayun-ayun kepala tersebut mendekati wajahku dan berteriak!

“Ayo! Ayo ikut sayaaaaaa! Ayo ikut sayaaa!” Teriak wanita itu dengan suara suara tinggi namun sedikit serak, sembari terus menarik-narik tangan Nala.

Nala yang ketakutan mencoba melepaskan dari cengkraman wanita tersebut, tapi tidak bisa.  Nala merasakan tubuhnya tidak bisa bergerak sama sekali. Bahkan bibirnya ikut mati rasa dan tak bisa mengucapkan satu patah katapun.


diplay dulu sembari baca "sumber youtube"

 

Nala saat itu berusaha melarikan diri dan mencoba berteriak sekuat tenaga sampai akhirnya mata Nala terbuka dan melihat Mayang dan Dilla tertawa-tawa sambil menonton video. Tapi mereka tidak ada yang sadar dengan apa yang terjadi pada Nala. Nala mencoba meminta bantuan teman-temannya agar segera menolongnya dari cengkraman wanita tersebut. Nala mencoba minta tolong namun lagi-lagi ia tidak bisa membuka mulutnya.

 

“Mmmmmm Mmmmm mmmm,” Nala sekuat tenaga untuk menggumam, mencoba menyadarkan temannya bahwa ia membutuhkan bantuan.



Nala merasa bingung dengan apa yang ia rasakan apakah ini mimpi atau kenyataan, ia dapat melihat teman-temannya namun tubuhnya tidak bisa digerakkan,  ia mencoba melihat ke atas dan wanita itu tepat berada di langit-langit kostannya menatap tajam ke mata Nala. Ternyata wanita itu masih mencengkram tangannya, perlahan wajah wanita itu mendekati Nala. Nala sekuat tenaga berontak agar terlepas dari cengkraman wanita tersebut. Air mata Nala menetes, ia benar-benar ketakutan saat itu. Sampai akhirnya ia mencoba membuka mulutnya untuk berdoa, namun lagi-lagi ia hanya bisa bergumam. Ia bergumam semakin kencang sampai akhirnya Mayang dan Dilla mendengar gumaman Nala.

“Dill, Dilla! Itu Nala kenapa?” Mayang ketakutan sambil memegang tangan Dilla.

“Engga tahu May... Nala kenapa itu! Kok dia gumam-gumam gitu. Tapi matanya melek Dill, ini anak ngigo apa gimana sih?”

“Dilla gue takut deh. Sumpah gue takut banget!”.

Nala menatap mata Mayang, berusaha agar ia segera menolongnya dari ketidaksadaran akibat ulah wanita menyeramkan itu.

“Mmmmm mmmmmm mmmm,” Nala sambil menatap Mayang ia terus bergumam memohon pertolongan pada temannya.

Mayang dan Dilla ketakutan melihat Nala. Mereka tidak yakin harus melakukan apa waktu itu. Kepala wanita itu semakin mendekati wajah Nala. Ia terus mencoba berdoa dengan berteriak dan akhirnya mengumpulkan tenaganya untuk membuka mulutnya. Karena satu-satunya jalan agar Nala bisa lepas dari cengkraman sosok yang menyeramkan itu adalah dengan segera teriak dengan doa.

Sampai akhirnya Nala berhasil membuka mulutnya dan mengucap. "Allaaaahuakbar!" Ia terbangun dari posisi tidurnya dan terduduk di samping Mayang dan Dilla yang masih kebingungan.

“Nalaa lo gak apa-apa?? Gue takut banget tadi liat lo melotot sambil nangis,” Kata Mayang sambil memegang lengan Nala.



Nala yang masih shock dengan kejadian yang menimpanya itu hanya bisa terdiam dengan tatapan kosong. Nala merasa takut sampai tidak bisa berkata apa-apa. Ia melihat keatas dan sosok tersebut sudah menghilang. Nala takut apa yang akan terjadi kalau sosok menyeramkan itu akan muncul kembali apakah jiwanya akan dibawa dari dunia manusia.

Malam sudah semakin larut. Mayang yang tidak berani kembali ke kamarnya setelah melihat Nala, ia memutuskan untuk tidur di kamar Dilla.

“Nala..udah tidur. Istirahat lagi ya. Besok pagi kita bahas lo kenapa. Tidur ya,” kata Mayang sambil bersiap-siap untuk tidur.

Namun, Nala sudah tidak bisa tidur lagi. Terlalu takut untuk memejamkan mata dengan kamar yang gelap. Takut kalau-kalau akan ada yang menariknya lagi. Hingga akhirnya Nala terjaga sepanjang malam. Karena perasaannya masih tidak tenang, ia melihat jam sudah menunjukkan pukul 04:00 ia pun memutuskan untuk berangkat kuliah, setelah rapih-rapih dan mandi dengan mata yang masih sayu karena rasa kantuk ia membuka pintu kamarnya dan keluar, sesampainya di gerbang kost tiba-tiba terdengar suara memanggil.

“Teh…  teh Nala,” Panggil mang Abud penjaga kosan.

“Eh iya mang?”

“Tumben dah mau pergi aja subuh-subuh begini, berangkat sendirian aja?”

“Iya mang, yang lain masih tidur, aku mau duluan aja.”

“Lho itu temennya udah bangun.” Sambil menunjuk ke jendela kamar Nala.

“Hah temen saya mang?” Tanya Nala keheranan.




Nala terkaget, ia sadar kalau dikamarnya tidak ada siapa-siapa karena semalam mereka bertiga tidur di kamar Dilla.  Nala langsung menoleh ke atas dan melihat jendela kamarnya, ia melihat sosok wanita tadi malam itu tersenyum menatap mata Nala! 



Diubah oleh adijaya89 17-03-2020 19:50
hasanahchia12
pulaukapok
sicepod
sicepod dan 20 lainnya memberi reputasi
19
9.7K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.5KThread41.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.