• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Upaya Mencegah Penyebaran Virus Corona, Salam Siku Kini Jadi Trend Dunia

mbak.farAvatar border
TS
mbak.far
Upaya Mencegah Penyebaran Virus Corona, Salam Siku Kini Jadi Trend Dunia

jurnalpatrolinews.co.id

Kisah corona, entah kapan akan berakhir.

Masyarakat dunia tentu menginginkan hal yang sama, agar Coronavirus Disease 2019 atau covid-19 segera musnah dari muka bumi, sehingga tidak ada lagi keterbatasan beraktivitas seperti sedia kala, tidak ada lagi nyawa-nyawa yang terancam direnggut olehnya.

Namun virus memang tak kasat mata telanjang, tetapi peredarannya begitu cepat dan masif. Jumlah kasus virus bernama corona di seluruh dunia bahkan sudah mencapai babak baru, melewati angka 100.000, dilaporan telah menjangkiti lebih dari 90 negara.

Bukan hanya menyerang masyarakat biasa, virus tersebut bahkan berani menyerang pejabat-pejabat tinggi negara.

Di Italia yang notabene menjadi negara di Eropa dengan kasus corona terparah, politisi terkemukanya bernama Nicola Zingaretti dinyatakan positif. Panglima militernya, yakni Kepala Staf Angatan Darat, Salavatore Farine.

Dua anggota parlemen Iran bahkan dilaporkan telah meninggal dunia akibat virus tersebut.

Corona memang menyapa tanpa pandang bulu. Virus mematikan tersebut bahkan sukses mejeng di berbagai media dunia selama beberapa bulan terakhir.

Spoiler for covid-19:


Tentu setiap orang tidak ingin disapa oleh virus tersebut. Dengan berbagai cara mereka melindungi diri, misalnya bersedia membayar mahal masker yang tiba-tiba harga jualnya melonjak naik (meski menurut ahli kesehatan, harusnya yang menggunakan masker adalah korban terpapar, tujuannya biar tidak menular. Bukan yang tidak terpapar), hingga mengonsumsi rempah herbal yang awalnya mulai ditinggalkan dengan tujuan meningkatkan daya tahan tubuh.

Bukan cuma itu. Corona juga telah mengubah kebiasaan masyarakat dunia, yang sebelumnya berjabat tangan serta berpelukan diaggap hal biasa atau formalitas dalam pertemuan antar tokoh, kini beralih sekadar salam siku.

Akibat virus corona yang mewabah, salam siku menjadi trend di kalangan pejabat dunia yang memang kerap saling bertemu.

Salam siku, contohnya telah dilakukan oleh Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional IMF, Kristalina Georgieva, ketika bertemu Presiden Bank Dunia, David Malpass.

Spoiler for salam siku:


Retno Marsudi yang merupakan menteri luar negeri Indonesia juga melakukan salam siku ketika bertemu sejumlah pejabat pada pertengahan minggu lalu.

Di Beijing, ibukota China, billboard besar warna merah berisi bertebaran di banyak tempat, berisi pesan agar jangan berjabat tangan, tetapi pegang lengan sebagai penyambutan.

Sementara seluruh media di Negara Prancis mengimbau agar menghindari jabat tangan, cukup tatap mata dan ucapkan salam.

Menteri kesehatan New South Wales, Brad Hazzard juga menyarankan untuk tidak berjabat tangan dan sebagai ganti saling tepuk punggung.

Spoiler for premier league:


Bahkan, nih. Demi menghindari penyebaran virus ini, pada laga Premier League antara Liverpool dan Bournemouth di Anfield 7 maret kemarin, ritual jabat tangan sebelum pertandingan juga ditiadakan.

Virus corona telah mendorong orang untuk membatasi kontak fisik dan memilih cara komunikasi yang aman.

Ane jadi teringat sebuah nasihat orangtua, "ada hikmah di balik setiap kejadian".

Entah apa hikmah di balik merebaknya covid-19 ini. Mungkin saja agar kita tidak bergaul secara bebas, terutama kebebasan dalam kontak fisik.

Hmm ... Barangkali. Semoga segera berakhir kisah covid-19 di planet bumi. Aamiin ....

emoticon-Angelemoticon-Angel emoticon-Angel


___o0o___

Opini pribadi + referensi!!!!
sebelahblog
4iinch
infinitesoul
infinitesoul dan 21 lainnya memberi reputasi
18
8.9K
104
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.