Fresh Chapter of 【Dear Diary】

Hari ini belanja 4x. Biasa manfaatin voucher gratis ongkir dan cb. Ga gede cb-nya kali ini jadi yah belinya juga barang2 kecil dan cemilan.

Tadi dah baca lagi sedikit IG yang kucurigai dan membuatku senyum2 sendiri. Bikin tambah kangen.. tapi tetep sudah ambil keputusan kalau sampai akhir tahun ga nemui aku juga, berarti dia memang ga segitu sayangnya sama aku.

Menunggu yang ga pasti itu capek. Lebih produktif kalau memang dah pasti dia ga mau, ya sudah ga usah nunggu lagi dan hidup fokus jalani ke depan. Menunggu itu menyerap banyak energi. Ditambah mikir, ditambah, mencari dan membaca pola. Masih bisa waras juga udah berkat Tuhan banget. 11 th lho.

Berdoa dia akan datang segera karena kalau dia ga datang, ya sudah berarti memang takdir untuk hidup sendiri. Kenapa ga ambil risiko coba dgn yg lain? Terus terang aku ga yakin ada orang dengan kualifikasi seperti dia. Orang yang mau menolong orang lain walaupun dia dalam kondisi sulit, susah bgt ditemukan. Banyaknya yang ngaku baik tapi ga bener2 baik. Lagipula kalau memang ada pilihan lain, kenapa Tuhan selama ini diam aja dan ga ngasih petunjuk yang lain?

Mungkin aku idiot ya, tapi memang aku percaya dia takdirku. Bukan orang lain. Kalau memang percaya, lantas kenapa kasih deadline? Ya balik lagi, menunggu itu menguras energi. Menunggu yg pasti sih oke, dapat diatasi. Ringan menunggu yg pasti. Nunggu yg ga pasti, itu sulit... Lebih baik bagi jiwa kalau bisa hidup tenang tanpa harus menganalisis lagi apa itu dia? Mencari jejak dll itu bikin aku capek...