Pengajian akbar dalam rangka Harlah NU ke-94 yang rencananya digelar di Masjid Gede Kauman Yogyakarta mendapat penolakan dari Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Kota Yogyakarta. Menurut Pemuda Muhammadiyah, pihaknya keberatan diadakannya pengajian tersebut di Kauman karena dihadiri Gus Muwafiq sosok yang pernah menuai kontroversi. 

Menanggapi hal ini, Sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Jogja, Abdul Suud mengatakan heran dengan sikap dari Pemuda Muhammadiyah. Pasalnya, menurutnya pengajian umum yang diperkirakan akan dihadiri sekitar 1000 sampai 2000 masyarakat ini sudah mendapatkan izin dari pihak keraton Yogyakarta.



Dilansir dari Harianjogja.com, Suud mengaku sudah mendapat izin penyelenggaraan pengajian dari kepolisian maupun Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat selaku pemilik Masjid Kauman atau Masjid Gedhe Kauman. PCNU juga sudah berkomunikasi dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jogja.

Ia kaget adanya penolakan warga sekitar masjid dan segera menemui takmir masjid setempat, NU tak punya pretensi apapun ketika menggelar acara. [Kalau] Dikatakan basis Muhammadiyah, masjid itu masjid umum milik Kraton, kami sudah dapat izin Kraton ditembuskan ke takmir, kata Suud, saat dihubungi Harian Jogja melalui sambungan telepon, Minggu (1/3)



Sebelumnya, Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Kota Jogja mengatakan keberatannya akan pengajian Gus Muwafiq melalui surat yang dikirimkan kepada Kapolda DIY, Kapolresta Jogja, Kapolsek Gondomanan, Wali Kota Jogja, Ketua DPRD Jogja, Pimpinan Cabang NU Jogja, Takmir Masjid Gedhe Kauman, dan media massa.

Dalam surat tersebut Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Jogja, Sholahuddin Zuhri mengatakan imbauan itu didasarkan atas beberapa pertimbangan, yakni kontroversi yang pernahy ditimbulkan Gus Muwafiq beberapa waktu lalu dan penolakan warga Kauman yang mayoritas Muhammadiyah atas rencana peringatan Harlah NU di wilayah tersebut.

Agar perayaan harlah berjalan kondusif, selayaknya [perayaan harlah] diselenggarakan di tempat yang tidak menimbulkan kontroversi,” kata Sholahuddin dalam surat tersebut.

Nahi Munkar

Subhanallah