sampah.plastik
TS
sampah.plastik
Sejak Kapan Payudara Montok dan Berisi Dianggap Seksi?

Sumber gambar: Google (Model Kylie Jenner)

Suatu hari obrolan di perkumpulan mamah-mamah muda dan calon mamah muda di kantor gue, sebut saja Mawar, Melati dan Dahlia. (nama disamarkan demi kenyamanan dan keamanan komunitas tukang gibah)


Sumber gambar: Google (Ilustrasi Gibah)

Mawar: Eh Sis,  si Mba Tulip tuh body-nya bagus banget ya
Melati: Ya kan dia mah banyak duit, secara dia kan manager
Dahlia: Iya, udah gitu suaminya juga kan salah satu petinggi di bank
Mawar: Perawatan banget ya dia?
Dahlia: Bukan perawatan lagi, Sis. Dia kan operasi benjolan
Mawar: Hah serius?
Melati: Emang bener ya gosip soal itu?
Dahlia: ya sista cek aja di foto-foto jadulnya, benjolannya masih ukuran B atau bahkan A, mungkin.

Mawar dan melati langsung sibuk stalking foto-foto jadul Mba Tulip.


Sumber gambar: Instagram @plainski

Payudara, topik soal payudara ternyata nggak cuma obrolan laki-laki dewasa, tapi dibahas juga di forum gibah mamah-mamah muda dan calon mamah muda. Kalau ditarik persamaannya, inti topiknya sama-sama soal ideal bentuk dan ukuran payudara.

Payudara montok dan berisi merupakan standar ideal yang sedang berlaku sekarang. Tapi, standar ideal payudara dari masa ke masa ternyata terus berubah, bahkan persepsinya pun berubah-ubah, mulai dari dianggap sebagai simbol kesucian, simbol seksualitas sampai ada yang menganggap sebagai objek berbahaya, gerbang iblis.

Sebuah artikel di portal berita online tirto.id yang berjudul Tren Filler Puting & Persepsi terhadap Payudara cukup menarik dan cukup memberi gambaran soal persepsi payudara dari masa ke masa:

“Bentuk payudara besar dan montok sebagai patokan “ideal” ternyata baru-baru saja jadi tren. Pada zaman kuno, payudara menjadi simbol kesuburan, mulai zaman batu (50-100 ribu SM) di Jerman hingga Yunani kuno (100 SM) ia masih dianggap sebagai perlambang kesucian. 

Karenanya, banyak hasil-hasil kesenian dari zaman Yunani hingga Renaisans(1300-1600 M) seperti lukisan dan patung memuliakan payudara dan pinggul perempuan. Beberapa karya seni dari abad pertengahan (500-1500 M) bahkan menggambarkan Maria, dadanya terbuka, menyusui bayi Yesus Kristus. Patung-patung raksasa yang mewakili dewi kesuburan dan penghidupan pun dibangun, menjadi tradisi di Italia pada abad ke-14. 

Meski begitu, di beberapa belahan dunia yang lain, seperti Roma pada abad ke-4 justru mengutuk bentuk-bentuk kefemininan. Mereka menganggapnya sebagai objek berbahaya. Jerome, seorang Bapa dari Gereja Katolik Roma pernah berkata, “Perempuan adalah pintu gerbang iblis, jalan kejahatan, ular berbisa.” 

Setelah masa Renaissance berakhir, gagasan mengenai payudara dan ketelanjangan semakin dianggap tabu untuk diumbar. Payudara dianggap objek yang erotis, selalu berarti seksual. Bahkan, menyusui pun dianggap sebagai hal yang tidak layak dilakukan, sehingga jamak kelas menengah dan atas menitipkan anaknya untuk disusui oleh wanita-wanita yang lebih miskin. 

Marilyn Yalom, peneliti pada Clayman Institute for Gender Research di Stanford University dalam bukunya History of The Breast tak semua kebudayaan melihat payudara sebagai organ yang bersifat seksual. Namun, ada kebudayaan-kebudayaan tertentu, misalnya di benua Afrika, yang melihat payudara sebagai sesuatu yang natural. Ketelanjangan dada pun dianggap biasa saja. 

Pemahaman payudara sebagai sesuatu yang bersifat seksual dilanggengkan oleh kapitalisme, meski persepsi "bagus" dan "seksi" tak selalu sama. Amerika memulainya pada tahun 1950, dimana payudara besar mulai dianggap sebagai ukuran ideal. Tahun tersebut juga merupakan awal dari dekade popularitas majalah Playboy dan boneka Barbie. Bintang-bintang film dengan payudara besar seperti Marilyn Monroe dan Jane Russel menjadi trendsetter bagi kaum perempuan untuk memperbesar payudara mereka.

Untuk menjawab keinginan serta permintanan pasar, akhirnya pada 1962 dilakukan percobaan cangkok payudara pertama pada seorang perempuan. Timmie Jean Lindsey menjadi kelinci percobaan di rumah sakit Jefferson Davis di Houston, Texas. Payudaranya disayat dengan iming-iming operasi cuping telinga gratis. Operasi selama dua jam itu berhasil membikin payudara Lindsey membesar dari cup bra ukuran B menjadi C.

“Aku tak menyadari perubahannya sampai para laki-laki bersiul kepadaku. Rasanya luar biasa menjadi yang pertama [cangkok payudara] di dunia,” ungkap Lindsey, puas.

Setahun berikutnya, prosedur pembesaran payudara tersebut dipresentasikan di konferensi Ahli Bedah Internasional di Washington DC. Amerika geger dan cangkok payudara pun mewabah. Kini, operasi pembesaran payudara, dengan berbagai teknik, menjadi jenis operasi kosmetik paling populer kedua di dunia setelah sedot lemak.” 

Begitulah perjalanan persepsi terhadap payudara dari masa ke masa, hingga akhirnya mulai tahun 1950 ukuran payudara montok dan berisi yang dianggap seksi dan ideal.

P.S.
Ohiya, menurut GanSis apakah ini termasuk bentuk payudara sempurna?

Sumber gambar: Instagram @plainski

Spoiler for Jangan dibuka kalau gak mau kecewa!:

Diubah oleh sampah.plastik 01-03-2020 02:18
anasabilasebelahblog4iinch
4iinch dan 3 lainnya memberi reputasi
4
6.8K
31
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.