RifanNazhifAvatar border
TS
RifanNazhif
Pembontakan Guru, Pelecehan Profesi Berkelanjutan


Amat miris sekali melihat nasib guru dari dulu sampai sekarang. Itu bukan berarti saya guru, atau orangtua guru. Saya murni karyawan swasta.

Puluhan tahun lagu, memang profesi guru tak begitu diminati. Bahkan rata-rata orang seperti memandang hina bila kita masuk IKIP (universitas keguruan di jamannya). Terlebih, guru lelaki akan sulit laku bila suka pilih-pilih calon istri. Mungkin itulah sebabnya Iwan Fals menelurkan lagu  berjudul “Oemar Bakri” yang merupakan gambaran kondisi pada jamannya.

Mungkin anggapan orang, selain tak menjamin dari segi  finansial, guru juga tak memiliki otak keren semacam sarjana teknik. Padahal guru itu rata-rata harus memiliki kejeniusan tinggi. Meskipun ada yang barangkali tak memilikinya, tapi mustahil seorang guru memiliki mental tempe. Karena bukan mudah menghadapi tingkah polah anak didik.

Ketika sekarang persoalan finansial guru mulai meningkat (bagi yang sudah PNS), sebaliknya penghargaan terhadap mereka menurun drastis. Dulu, ketika dihukum guru karena nakal, jangankan ngadu, anak didik malahan berusaha menyembunyikannya dari para orangtua. Sebab, apabila orangtua tahu, hukuman malah akan ditambah.

Berbeda sekali dengan sekarang. Saat anak didik dihukum guru karena nakal, dan orang tua mereka tahu, alamat si guru akan “dihajar”. Bahkan bisa dimutasi ke kota lain. Apakah perlakuan (melecehkan) terhadap guru berakhir di situ. Tentu saja tidak.

Mungkin kamu mengetahui insiden pada kegiatan pramuka susur sungai di Sungai Sempor, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Sleman, yang menewaskan 10 siswi SMPN 1 Turi. Insiden ini akhirnya mejadikan tiga orang guru menjadi tersangka karena dianggap lalai sehingga menyebabkan orang lain meninggal atau luka-luka.

Kondisi menjadikan tersangka ini masih bisa diterima akal. Tapi manakala ketiga tersangka itu akhirnya dibotaki, maka muncul unsur pelecehan. Pembotakan ketiga guru  memang tak menyakiti fisik, tapi sangat menyakitkan hati. Pada dasarnya sakit hati dibotaki itu lebih terasa ketimbang menjalani hukuman. Apakah mereka yang membotaki para guru itu tidak ingat bahwa guru itu ibarat ibu mereka? Bila anak hanya bisa lahir dari rahim seorang ibu, maka kesuksesan hidup mestilah dari hasil didikan seorang guru.

Sekarang mari kita telaah, apakah yang dilakukan guru itu sebuah kejahatan? Tentu tidak. Insiden yang terjadi hanya karena faktor kelalaian. Sama seperti seorang sopir yang tak sengaja menabrak orang hingga tewas.

Masing-masing mereka, seratus persen tak ingin mencelakakan orang lain. Mustahil mereka menggulingkan periuk nasi, padahal nasi yang di dalamnya akan dimakan. Lalu kenapa harus dibotaki?
Perlakuan yang timpang terjadi ketika pelaku kejahatan menjadi amat disanjung semisal  koruptor. Perbuatan mereka dilakukan mestilah dengan sangat sadar, dan sangat sadar pula bahwa itu memang salah. Tapi coba kita bandingkan tampilan mereka ketika “digelandang”. Para koruptor masih bisa tertawa-tawa dan main dadah-dadah di depan kamera. Dan yakinlah mereka hanya pindah dari rumah gedong ke hotel prodeo imitasi.

Sementara yang bukan pelaku kejahatan (hanya faktor tak sengaja), bermuram durja seakan mereka pelaku kejahatan maha berat, bahkan digunduli pula. Sepertinya dunia kita sudah sungsang.

Adalah  kewajaran ketika pengurus PGRI geram dan cuitannya ramai di media sosial. Hal ini yang akhirnya membuat pihak aparat akan memberi sanksi kepada oknum yang melakukan itu. Lalu, apakah ini akan selesai begitu saja? Sekali lagi, tentu saja tidak. Selama kita masih mementingkan ego ketimbang kebenaran, maka yakinlah kita akan tetap melihat tontonan gratis bagaimana perlakukan  tidak sopan bangsa ini terhadap guru, Sekian.

------

Diubah oleh RifanNazhif 27-02-2020 05:17
sebelahblog
4iinch
tien212700
tien212700 dan 55 lainnya memberi reputasi
20
11.6K
241
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.