Surobledhek746Avatar border
TS
Surobledhek746
Banjir Jakarta Pun Menenggelamkan Logika

Hampir semua orang di Jakarta berteriak ketika banjir merendam jalan raya. Ketika komplek perumahan mereka banjir, kebencian pada Anies meluap, seperti meluapnya air sungai beserta sumpah serapahnya. Siapa yang salah?

Sebelum Anies jadi gubernur, Jakarta sudah banjir. Sebelum Ahok jadi gubernur, Jakarta pun sudah banjir. Ketika Jokowi menjabat, banjir pun terjadi. Bahkan gubernur-gubernur sebelumnya banjir telah terjadi sepanjang musim hujan setiap tahun.

Mengapa teriakan banjir tetap terjadi dan semakin menjadi-jadi, padahal sudah tahu dan sudah bisa diprediksi kalau nanti musim hujan, Jakarta anak banjir lagi.
Quote:

Sejak Jakarta di pimpin oleh Ali Sadikin, menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dari tahun 1966 - 1977, Ali Sadikin, menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dari tahun 1966 - 1977, Tjokropranolo, menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dari tahun 1977 - 1982, Soeprapto, menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dari tahun 1982 - 1987, Jakarta telah banjir ketika curah hujan tinggi.

Demikian juga ketika Wiyogo Atmodarminto, menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dari tahun 1987 - 1992. Surjadi Soedirja, menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dari tahun 1992 - 1997, Sutiyoso, menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dari tahun 1997 - 2007, Fauzi Bowo, menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dari tahun 2007 - 2012, banjir juga.

Dan, ketika Joko Widodo, menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dari tahun 2012 - 2014, Basuki Tjahaja Purnama, menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dari tahun 2014 - 2017, Djarot Saiful, menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017, dan terakhir Anies Baswedan, menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dari tahun 2017 - sekarang, banjir pun masih menggenang Jakarta ketija musin hujan tiba.
Quote:

Salahnya Anies Baswedan sebenarnya di mana sih? Mungkinkah kekesalan pendukung Ahok yang bermain dan meluapkan kekesalan pada Anies? Bisa iya, bisa juga tidak. Nyatanya semakin setahun wilayah banjir semakin meluas. Lama tergenangnya banjir juga semakin lama.

Atau memang ada sebuah kepentingan terselubung untuk pilpres 2024? Biasanya kandidat yang terlihat seperti tersakiti, dizalimi, akan menarik lebih banyak simpati. Atau mungkin kondisi riil di masyarakat akan ketidakpuasan pada Anies dalam penanganan banjir di Jakarta.

Urusan hujan, memang siapa saja tak bisa menghindarinya. Pun, Anies jua. Anies bukan dewa yang bisa meminta agar hujan dipindahkan ke kalimantan saja. Atau ke pulau lain di Indonesia yang meskupun dihujani berhari-hari tak akan banjir. Tak mungkin bisa. Anies hanya manusia seperti kita. Ketika datang banjir tak kuasa berbuat apa-apa. Banjir ya banjir saja.
Quote:

Berbicara soal banjir, sekarang bukan lagi urusan Jakarta. Bahkan di provinsi lain di Indonesia pun banyak yang tergenang banjir. Tentang ribuan hekter sawah yang lenyap tergenang banjir. Tentang ribuan hektar lahan tambak yang musnah tenggelam karena banjir. Tentang jalan dan jembatan yang rusak karena banjir. Semuanya sudah bukan berita yang istimewa. Banjir ya banjir saja.

Pergantian tampuk pimpinan kelapa daerah juga terjadi di provinsi dan kabupaten di seluruh Indonesia. Nyatanya tiap tahun terjadi banjir juga. Namun, hujatan, cacian, dan makian seakan hanya menerpa pada seorang anies semata.

Proses banding dan membandingkan gubernur yang sebelumnya dengan yang menjabat sekarang. Walikota, bupati, mereka dibanding-bandingkan kinerjanya mengatasi banjir. Memangnya banjir bisa diatasi? Yang bisa diatasi sebenarnya adalah penanganan korban banjir, menanggulangi dampak dan meminimalisir korban.
Quote:

Air hujan yang datang dari hulu adalah penyebab banjir yang utama. disamping memang curah hujan yang sangat tinggi. Mengapa terjadi?

Logikanya, air huja. turun dari langit. Hujan tak pilih-pilih tempat. Mau turun di Jakarta, Bandung, Lampung, Banjarmasin, Aceh, suka-suka hujan mau turun di mana suka. Dan air hujan akan meresap ke dalam tanah atau mengalir ke daerah yang lebih rendah. Hukum alamnya seperti itu.

Tak hanya di Jakarta, banjir juga menggenangi Tangerang, Bandung Barat, Bogor, Lebak Banten, Pinrang dan Pare Pare Sulawesi Selaran, Sikka NTT. Di Kalimantan saja untuk hujan tahun ini, daerah yang ada di Hulu sungai, yang seumur hidup belum pernah kebanjiran tahun ini tergenang banjir. Demikian juga beberapa daerah yang ada di Tabalong, Banjarbaru, Tanah Bumbu tergenang banjir.

Jadi kalau kita cermati, urusan banjir bukan saja urusan kepala daerah, melainkan sudah menjadi urusan negara. Dalam tataran Nasional sudah mulai dipikirkan dan direncanakan dengan matang penjebab banjir secara menyeluruh. Mulai dari halu hingga ke hilir.
Quote:

Tentang hutan yang mulai gundul yang yak mampu lagi menyerap air hujan. Tentang sungai yang dangkal dan sampah yang memenuhi sungai. Tentang repitalisasi pendalam dan pelebaran muara sungai. Bagaimana pun, ketika air tak meresap ke dalam tanah, dan segera mengalir dengan lancar kemana lagi larinya air kalau bukan tergenang dan merendam.

Dam dan bendungan yang banyak pun mungkin tak akan banyak membantu, karena kapasitas bendungan dan dam terbatas. Seperti banjir Karawang akibat bendungan Walahar meluap karena kapasitas bendungan Jatiluhur penuh. Bendungan Kedungbrubus Madiun meluap dan banjir setinggi 70 cm ini menerjang Dusun Telangan dan Dusun Kebonduren, Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Jawa Timur.

Berkaca dari kasus yang terjadi di atas, maka sepertinya tidak bijak jika hanya Anies yang terus-terusan dibully dan dicaci maki. Anies juga manusia sama seperti kita. Sekiranya kebijakannya sekarang dalam mengatasi banjir Jakarta belum memuaskan segala pihak.
Quote:

Pilihannya hanya, pada periode mendatang jangan dipilih lagi apalagi akan menjadi kandidat pada kontestasi pilpres 2024. Atau berusaha membersihkan lingkungan tempat tinggal dengan tidak membuang sampah pada tempatnya.

Bagaimana pun, selokan yang macet, sampah yang memebuhi sungai jadi penyebab banjir. Walau penyebab utamanya tetap saja curah hujan yang tinggi. Memangnya bisa protes pada Tuhan agar curah hujan ditekan? Pasti tak mungkin bisa. Kalau begitu mari dipikirkan kembali bagaimana agar air hujan bisa tertahan dengan resapan berupa reboisasi dan memperbanyak daerah resapan air.

Jangan salahkan hujan ketika banjir datang, tapinsalahkanlah orang yang telah menggunduli hutan dan yang membuang sampah sembarangan.***
anasabila
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 50 lainnya memberi reputasi
9
19.8K
354
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.