napelogini
TS
napelogini
Dibilang Sejuta Umat Kok Marah?


Istilah kendaraan "sejuta umat" sepertinya sudah sangat familiar di telinga kita.

Mulai dari ustadz sejuta umat hingga kendaraan sejuta umat yang jumlahnya tumpah ruah di jalanan. Tak perlu saya sebutkan mereknya khawatir ada yang tersinggung.....

Lantas kenapa disebut kendaraan sejuta umat? Salah satunya karena yang menggunakan kendaraan tersebut sangatlah banyak.

Saya sering memperhatikan orang-orang di sekitar lingkungan saya ketika mereka membeli kendaraan khususnya sepeda motor.

Dalam satu rumah saja ada yang sampai punya motor lima. Padahal orangnya cuma dua atau tiga. Malah banyak juga yang tiap setahun sekali kerjaannya cuma gonta ganti merek motor....

Apalagi di zaman sekarang, motor itu seperti barang mainan. Ibarat kacang goreng, hampir semua orang di republik punya.

Cuma anehnya, merek dan jenis motor yang mereka beli ya itu itu saja. Cuma beda stiker dan lampu doang.....


Dibilang sejuta umat malah marah



Kebetulan saya punya teman yang pernah tersinggung dan marah ketika motor hasil modifikasinya dibilang "masih motor sejuta umat".

Padahal dia sudah ganti knalpot, ganti ban, sampai ganti stiker (vinyl) biar merek aslinya tidak kelihatan.....

Faktanya, toh, motor teman saya itu memang motor sejuta umat yang banyak dibeli orang. Jadi walau dimodifikasi segaya apapun basisnya ya tetap saja sejuta umat. Lalu kenapa harus marah?

Lucunya, motor sejuta umat yang dia modif itu meniru salah satu motor skutik asal pabrikan Italia.....

Kalo memang motornya ingin mirip seperti Vespa, Lambretta atau Peugeot, dan tak mau dibilang pasaran. Kenapa tidak membeli motor aslinya saja?



Jadi menurut pendapat teman saya, sebagus dan semahal apapun motor hasil modifikasi kalau basisnya diambil dari motor sejuta umat ya tetap saja pasaran.....

Lain halnya jika membeli Django, Vespa, Lambretta, Kymco, atau Italjet.


Pabrikan pandai memainkan psikologi orang Indonesia



Melihat fenomena semacam itu kadang saya suka berpikir.....

Kenapa orang Indonesia mudah sekali di iming-imingi oleh perubahan nihil sebatas facelift?

Asal diberi iklan "All New"pasti orang berbondong-bondong untuk membelinya.


Contoh :

Pada tahun 2019, anda membeli sepeda motor baru merek Ngemek, Cukupy atau Mbit

Belum setahun motor itu anda beli, tiba-tiba muncul lagi model baru dengan merek yang sama. Perubahannya hanya sebatas ganti warna, stiker, tampilan speedometer, dan lampu saja. Sisanya 100% sama saja.

Pertanyaannya adalah : Kenapa harus beli motor baru lagi jika yang dibeli model dan mereknya itu-itu juga?

Ada lagi kasus lain yang sering saya lihat. Di satu daerah ada masyarakat yang hobinya membeli sepeda motor baru buat gengsi-gengsian. Motor yang dibeli biasanya motor sejuta umat juga.

Namun hanya karena muncul model baru, mereka akan menjual motor yang lama lalu menggantinya dengan yang baru.

Padahal usia rata-rata motor mereka tidak lebih dari dua tahun. Hanya karena tergoda oleh lampu belakang yang baru, mereka rela ngangsur lagi. Padahal yang lama juga belum lunas.....

Dan ketika ditanya, kenapa beli motor yang sama lagi? Mereka menjawab.....

"Ini model baru lihat saja lampu belakangnya!"


Bayangkan! Hanya karena iklan lampu belakang model baru mereka rela beli lagi......

emoticon-Leh Uga




Saya, napelogini.........Terima kasih

Photo : Google

anasabilasebelahblog4iinch
4iinch dan 58 lainnya memberi reputasi
51
16.5K
200
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.