C4lyps0Avatar border
TS
C4lyps0
KRI Soeharso Bersiap Menjemput WNI di Diamond Princess


Karantina Kapal Diamond Princess di Pelabuhan Yokohama sudah berakhir sejak 19 Februari 2020. Dari total 3.711 penumpang, ada 78 WNI yang bekerja sebagai kru kapal, dan 4 di antaranya positif virus corona. Mereka kini dirawat intensif di RS Chiba Jepang. 

Sama seperti Amerika Serikat dan beberapa negara lain, Indonesia akhirnya mengambil opsi untuk menjemput 74 WNI yang dinyatakan sehat. Pemerintah sudah menyiapkan Kapal Republik Indonesia dr. Soeharso di Dermaga Komando Armada II Surabaya sebagai opsi penjemputan.

Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, meyakini KRI Soeharso 990 mampu memulangkan para WNI. Terlebih, kapal itu juga dilengkapi alat-alat medis yang mumpuni.




"Ini kapal rumah sakit yang punya kemampuan melakukan perawatan dan sebagainya. Karena ini kan kapal yang dirancang untuk mengatasi penyakit apa pun," kata Terawan saat meninjau KRI Soeharso di Dermaga Komando Armada II Surabaya, dilansir Antara. 


Terawan menyebut, KRI Soeharso memiliki banyak kelebihan. Misal, terdapat ruangan isolasi, ruangan karantina, dan sistem aliran udara satu arah untuk mencegah terjadinya penularan virus. Saking canggihnya, kapal ini juga kerap disebut RS Apung Soeharso. 

Perwira Staf Operasi Satuan Tugas Evakuasi Kolonel Laut (P), Tony Herdianto, menyampaikan ada 153 orang personel siap menjemput para WNI di Diamond Princess. Personel itu terdiri dari 95 orang awak, 30 anggota medis dari Yonkes 1 Marinir, dua anggota Yonkes 2 Marinir, 22 anggota tim medis Diskes Armada II, dan empat anggota regu penyelam.

Adapun ke-30 anggota tim medis tersebut merupakan tim militer yang juga mengevakuasi WNI di Wuhan dan ikut diobservasi di Natuna, Kepulauan Riau.




Lokasi observasi untuk 74 WNI di Diamond Princess juga kemungkinan akan kembali ditempatkan di Natuna. 

Pembekalan KRI dr Soeharso

Persediaan bahan bakar untuk 27 hari dan persediaan air tawar untuk 60 hari disiapkan untuk KRI dr Sooeharso. TNI juga menyiapkan helikopter untuk mengantisipasi personel yang membutuhkan evakuasi medis darurat ke daratan selama dalam perjalanan.

Masih mengutip Antara, jika sesuai rencana, para WNI nantinya akan ditempatkan di dua dek khusus, yakni dek Bravo dan dek Charlie. Sistem sirkulasi udara pada dua dek telah diubah menjadi sirkulasi udara tekanan negatif, yaitu sistem sirkulasi udara satu arah yang tidak memungkinkan pergerakan udara ke bagian lain di dalam kapal.

Bahkan tak hanya itu, KRI dr Soeharso juga terdapat ruang isolasi, laboratorium, lima ruang tindakan, dua ruang perawatan dengan kapasitas masing-masing 20 tempat tidur, dan dua ruang farmasi.



Ruangan isolasi di KRI dr Soeharso juga bisa digunakan untuk kegiatan perawatan intensif. Sehingga, jika selama perjalanan evakuasi ada WNI yang menunjukkan gejala, tim akan langsung merawat WNI itu dengan prosedur yang benar.

"Alat untuk memindahkan personel yang diduga benar-benar terinfeksi ke ruang isolasi," kata Tony.

Rencana rute penjemputan

Tony mengatakan, rencana penjemputan dilakukan dengan rute Surabaya-Yokohama-Surabaya atau Surabaya-Yokohama-Natuna.

Opsi pertama, KRI Soeharso berlayar dari Dermaga Komando Armada II Surabaya melewati perairan Laut China Selatan, Samudera Pasifik, ke Yokohama. Kemudian kembali ke Surabaya melalui rute yang sama dengan titik henti di Kota Manado, Sulawesi Utara.




Opsi kedua, KRI Soeharso akan berangkat dari Surabaya melewati perairan Laut China Selatan, Samudera Pasifik, menuju perairan Yokohama lalu kembali melalui perairan Laut China Selatan menuju Ranai, Pulau Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, dengan titik henti di Kota Davao, Filipina, saat keberangkatan.

KRI Soeharso ditargetkan tiba di Tanah Air setelah melewati 14 hari masa inkubasi virus corona. Sehingga, WNI yang dijemput nantinya sudah bisa dipastikan aman dari infeksi virus tersebut saat mendarat.

"Diharapkan dari Yokohama ke Natuna akan mengulur waktu lebih dari 22 hari dengan kecepatan 11 knot. Diharapkan sampai Tanah Air sudah melewati 14 hari masa inkubasi. Hal yang sama dilakukan sebelum masuk Surabaya. Selama perjalanan tim medis melakukan tindakan karantina dan evaluasi, diharapkan setelah 14 hari seluruh pasien sudah lewat masa inkubasi," kata Tony dilansir Antara.

Secara teknis, kapal ini punya berat kosong 11.394 ton. Jika terisi penuh, beratnya mencapai 16.000 ton, setara dengan berat 177 lokomotif kereta api.

Panjangnya yakni 122 meter, hampir sepanjang 1 lapangan sepak bola dan memiliki lebar 22 meter. Kapal ini mampu menampung 400 awak kapal dan memuat 3 helikopter.

Saat ini, mekanisme penjemputan 74 ABK WNI masih terus didiskusikan. Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut, mekanisme penjemputan tidak akan jauh berbeda dengan evakuasi 238 WNI dari Wuhan ke Natuna beberapa waktu lalu.

Kumparan



4 WNI positif dirawat di Jepang, 74 WNI yg plng akan diobservasi kbrnya skrng 28 hari, wkt observnya lipat 2 dr sblmnya

Perjalanan 22 hr kmngknan yg sisa 6 hr wkt observasi akan sekalian dihbskan di KRI Dr. Soeharso

Semoga semua nantinya sukses, aman & lancar 

emoticon-Menang
muhamad.hanif.2
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.5K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.7KThread40.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.