l13skaAvatar border
TS
l13ska
Duri Dalam Daging Itu Kusebut Mertua
Martini kesal, semenjak kepindahan ke rumah kontrakan baru. Ibu mertuanya minta tinggal di kontrakan lama Martini. Juminten, begitulah nama ibu mertua Martini. Namun, tindakan Juminten akhir-akhir ini seolah berindikasi tak mau melepas rumah yang sempat dihuni 3 bulan itu..

Dulu, Juminten beralasan rumah yang ditempati Martini dan keluargamya terlalu besar baginya. Padahal, alasan sebenarnya Juminten takut karena kematian Suhendi yang mendadak terjadi di rumah itu. Suhendi adalah ayah Agus sekaligus bapak mertua Martini.

Berkali-kali Martini mengajak tinggal bersama namun ada saja alasan Juminten untuk tak mau tinggal dengan mereka. Para tetangga yang tahu perihal watak asli Juminten justru menasehati Martini di suatu kesempatan.

"Lho, yo biar saja mbak Mar... Biar bu Jum tinggal sendiri saja." Tatapan mata mereka diiringi mimik ngeri yang terpancar dari wajah mereka.

Mereka adalah tetangga yang sangat baik smaa Martini. Tak ada alasan tak percaya omongan mereka karena memang begitulah Juminten. Terlebih semua orang sudah tahu perihal watak asli Juminten yang keras dan tak mau mengalah telah banyak menimbulkan masalah. Benerapa kali Juminten terlibat cekcok dengan beberapanorang termasuk Bu Umi, pedagang gorengan yang sakit hati sama Juminten.

"Aku sama ibu mertua kamu jan loro ati mbak Mar, sewaktu tajlilan pernah aku disuruh makan sisa nasi rawon yang dimakannya. Aku gak mau mbak Mar karena sudah kenyang. Lha kug aku dikatai kalau aku ini udah miskin tapi sombong."

Dhek, Martini trenyuh mendengar cerita itu. Lagi pula siapa juga yang mau makan sisa dari oiring orang lian. Saya pun tidak.


***

"Tidak, aku di rumah kecil itu saja. Lagian Asih masih suka BAB sembarangn"

Begitulah alasan yang dilontarkan tiap kali ajakan tinggal serumah ditawarkan. Asih adalah kakak ipar Martini yang mengalami depresi sejak Agus masih ingusan.

Pikir Agus dengan mengajak tinggal bersama Agus tak perlu lagi mengeluarkan uang untuk biaya sewa kontrakan rumah kecil terlebih tetangga di kontrakan lama sangat rese. Martini khawatir keberadaan Juminten di kontrakan lama justru memperkeruh suasana.

Lucunya, Juminten seolah tak mau kalah. Meski tak berkenan tinggal bersama. Juminten meminta kunci serep rumah yang ditempati Martini dan Agus beserta kedua anak mereka.

"Aneh, kalau sudah ikhlas melepas kenapa mesti minta kunci serep?!" pikir Martini

Awal mula Martini tak menaruh kecurigaan karena beberpa barang ibu mertuanya masih tertinggal di rumah besar. Namun seiring waktu berjalan, perilaku nyleneh Juminten membuat Martinij tidak nyaman.

Sepulang dari bepergian Martini aering mendapati Juminten bersih-bersih rumah. Perbuatan Juminten menyinggung harga diri Martini sebagai perempuan. Ketika rumah kosong, dengan bebas Juminten melenggang masuk ke rumah. Benar-benar tak punya attitude, pikirnya.

Ada rasa tak enak dalam hati Martini karena Juminten selalu berbuat sesuka hati. Saat pulang, rumah sudah dalam kondisi sudah bersih dan beberapa barang raib dari tempatmya. Meski hanya hal kecil seperti beberapa bahan makanan tetap saja mencuri adalah mencuri.

"Kenapa ibu harus jadi duri dalam daging?"

Martini tak pernah mempermasalhkan beberapa receh uang yang raib dari dalam tasnya atau singkong yang hendak digoreng kaka Juminten sudah busuk dan dibuang.

What?! Sejak kapan singkong bisa busuk?? Pikir Martini. Beberapa makanan juga hilang dari tempatnya.

Terakhir kali Juminten mengambil rendah daging beserta bumbu jadi yang ada di meja. Lucunya beberapa kali sebelumnya, Martini sudah menawarkan untuk membawa pulang rendang daging itu dan beberapa kali pula Juminten menolak dengan alasan punya kolesterol tinggi. emoticon-Ngakak

Terakhir kali Martini dan anak-anak senang karena di rumah sudah ada kucing paliharaan yang lucu. Anak-anak pun senang dengan kucing itu. Awal mula Juminten seolah suka dengan kedatangan kucing itu. Namun seiring berjalannya waktu, mulai terlihat tabiat asli Juminten. Ia mulai bawel dan cerewet.

Tiap kali datang dia ngomel karena kucing terlebih pasca ia menyapu kotoran kucing tanpa disuruh Martini.

"Siapa juga yang suruh nyapu kotoran kucing? Kug situ yang rewel sih??"

Alhasil, Martini dna anak-anak harua melepas kucing peliharaan mereka.

"Rasa-rasanya meski sudah rumah sendiri masih gak punya kebebasan. Tau begini mending ngontrak di tempat lain saja." Gerutu Martini

Yah, gimana lagi Martini: nasi sudah jadi bubur

Setiap kali kesal pada mertuanya, Martini berkata pada diri sendiri" Ibu, kenapa sih kamu harus jadi duri dalam dagingku?"



Jangan tinggal dengan mertua
Diubah oleh l13ska 19-02-2020 01:58
nurulnadlifa
NadarNadz
nona212
nona212 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
2.8K
36
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.