ndutsetiawanAvatar border
TS
ndutsetiawan
Hasil Didikan Kepada Anak Bisa Diibaratkan Bola. Ibarat Bola Yang Mana Anakmu?
diolah dari pinterest.com


Ada berbagai cara mendidik anak. Memilih cara mendidik anak, tentu ujung-ujung memberikan hasil yang akan menjadi pribadi atau karakter anak itu.

Lalu, apa hubungannya anak dengan bola?

Mo, tahu? Atau... ? Penasaran?

Eeit... tunggu dulu. Kenalan dulu, yuk! Sama bolanya Ki Jagat Alit.


diolah dari dokumen pribadi



Pernah lihat bola? Iya, bola!

Maskotnya bulat bundar seperti bolaemoticon-Wakakaemoticon-WakakaBukan... bukan.

Pastinya, hampir 90 % laki-laki suka dengan permainan atau olah raga yang ada kaitannya dengan bola.

Seperti sepak bola, bola basket, bola billard, bola tenis atau bola pingpong.


Kembali ke bola, lantas, apa hubungannya antara bola dan pola didik anak?

Nah, mari kita hubungkan cara mendidik anak dengan bola!

diolah dari pinterest.com


Cukup dengan analogi 3 bola saja, yang dapat mewakili prilaku orang tua dalam mendidik anaknya.

3 Jenis Bolainilah yang akan dapat memaksa Anda berpikir ulang untuk merubah cara Anda mendidik anak atau malah sebaliknya Anda sudah merasa puas karena berada di dalam trek yang benar.

Karena Anda sudah menyadari bahwa jenis Bola itulah yang merupakan hasil akhir dari didikan Anda untuk masa depannya.


diolah dari pinterest.com


Yuk, kita lihat 3 Jenis Bola itu.

1. Bola Besi


Bola yang berat, sangat berat bahkan. Sulit untuk diangkat dan jika jatuh akan mampu menimbulkan kerusakan. Bisa saja lantai tempatnya jatuh menjadi rusak dan pecah atau bisa Anda bayangkan jika bola besi itu menimpa kaki Anda.

Anak jenis bola besi ini, selama hidupnya  menerima didikan tanpa kasih sayang.
Ia selalu menerima didikan secara kekerasan, mendapatkan cubitan, tak pernah alpa dengan pukulan, paksaan, hukuman, dihina dan dicemoohkan.


Perasaan dan keluhannya tidak pernah didengar. Protesnya tidak pernah ditanggapi.

Ia tumbuh sebagai pribadi penuh ketakutan, trauma, rendah diri, tertutup atau bahkan sebaliknya ia akan tumbuh sebagai pribadi pemberontak, selalu melawan, pemarah, bandel dan tidak pernah memakai perasaannya. Hidupnya penuh dendam, nihil rasa kasih sayang.

Anak cocok diibaratkan sebagai bola besi, sekali " jatuh " ia akan menimbulkan kerusakan. Hancurnya hubungan, biang kerusuhan, perusak ketenangan. Malapetaka yang setiap saat jika tersulut sumbunya ia meledak dan akan bisa menghancurkan segalanya.



2. Bola Kaca


Bola yang indah, bisa penuh warna namun rapuh.

Anak yang didik dengan segala kemudahan. Tidak sekali pun ia dibiarkan mengalami kesulitan, mengalami kesukaran.

Semua kebutuhannya dipenuhi, tidak pernah mendapatkan hambatan, tantangan atau pun penolakan.


Ia harus selalu gembira, bahagia tidak boleh sekali pun sedih dan menderita.

Akibatnya, kemampuannya menjadi lumpuh. Semangat juang mati. Mati pula daya kreasi dan inovasinya.


Meskipun ia terlihat bahagia namun konsep dirinya tidaklah utuh. Karena ia tidak disiapkan sebagai pribadi pejuang, pribadi yang siap berkompetisi untuk menunjukan jati dirinya.

Ia ibarat bola kaca, kristal warna-warni nan indah, namun sekali ia " jatuh " ia tidak akan mampu bangkit lagi. Ia akan seperti bola kaca yang rapuh, jika jatuh...

Hancurlah dirinya berderai, hanya sisa serpihan kaca yang tak punya makna.

3. Bola Karet


Bola yang liat, fleksibel, mampu bergerak dan memantul secara lincah.

Kasih sayang, percaya dan cinta adalah dasar pokok mendidiknya.
Anak dididik dengan cara mengeksplor segala kemampuannya. Mengolah kekuatan bakatnya
.

Setiap saat ia diberi tantangan dan aral kesulitan untuk mengasah kemampuannya yang tersembunyi. Dibangkitkan untuk menjadi kekuatan pribadi nan tangguh.

Orang tua selalu memberikan bimbingan, pengawasan, keluhannya selalu didengar, protes selalu disimak kemudian dipilah dan dipilih untuk menemukan solusi untuk memecahkan tantangan atau kesulitan yang menghadang.


Orang tua selalu memberikan support, masukan yang positif sehingga mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat, penuh cinta kasih, empati, simpati dan punya iman yang tinggi kepada Tuhan.

Ia tidak akan gampang menyerah. Karena ketika ia gagal atau "jatuh" ia akan berlaku seperti bola karet.
Jika ia jatuh, maka ia akan memantul lebih tinggi.

Kegagalan atau kejatuhan bagai mereka seperti pijakan kuat untuk mencapai keberhasilan lebih tinggi, kesuksesan harga mati.



***

Dari ke-tiga bola itu manakah yang sesuai dengan cara mendidik anak Anda?

Benarkah Anda akan berpikir ulang untuk melanjutkan cara mendidik yang sebelumnya Anda pilih, jika akhirnya Anda mengetahui bahwa jenis bola itulah hasil anak Anda nantinya?

Mari, tetap semangat dan berusaha untuk berbuat lebih baik, demi masa depan anak Anda tercinta.

Tidak ada kata terlambat. Mengulang lebih baik dari pada bertindak masa bodoh.

Jangan sampai seperti pepatah:

Nasi sudah menjadi bubur.

Sesal kemudian tiada gunanya.



Selamat Malam

Jagat Alit

1
Gimi96
makola
tien212700
tien212700 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
2.4K
38
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kids & Parenting
Kids & Parenting
icon
4.1KThread4.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.