• Beranda
  • ...
  • Sista
  • [Love Letter 4] Padamu, Kasih yang Kepalanya Mungkin Habis Terbentur

katarock
TS
katarock
[Love Letter 4] Padamu, Kasih yang Kepalanya Mungkin Habis Terbentur


Adinda.

Ini bukanlah surat cinta. Bagaimanapun diri ini sudah bukan lagi di usia remaja. Bukan saat-saat jiwa muda masih menggelora karena induk cinta yang indah sudah beranjak dewasa.

Jikalau pun yang ada di benakku, itu tak ayal hanya puji-puji akan tampilanmu yang selayaknya tercipta simetris, dan ketika dirumuskan benar-benar satu garis lurus dengan tingkah dewi khayangan berikut singgasanamu di atas awan.
Tapi aku berpikir, bukan itu yang seharusnya aku sampaikan.

Aku memang tak mengerti, apa yang hendak dituliskan pada secarik laman maya ini?

Tapi tak paham mengapa, menguat rasa bersalah yang malah ingin dituturkan dalam untaian terima kasih? Ketika baru saja aku pandang lekat-lekat wajahmu yang ayu tapi terlihat layu. Maka terbesit, setidaknya lewat sini bisa kusampaikan terima kasih yang selalu kamu anggap angin lalu.

Untuk membalas budi, itu pengakuanmu. Apa yang sudah kami beri pun, kami tak tahu.

Saat aku mengetik ini, kamu masih menguatkan diri menatap bayi mungil kami, tapi wajahmu tampak kosong. Aku sadar itu karena kamu merasakan lelah.

Sofa tergolek di sudut ruang, bersantai tak ada beban. Karena kamu selalu duduk di lantai sana, di sebelah ranjang ini. Sesekali kamu berbaring saat matamu kekurangan energi, mengatup lelap mendahului.
Setiap kali aku meminta kamu untuk mencari tempat yang lebih nyaman, dengan ceria kamu menjawab : "Biar aku siap siaga dong."

Adinda..... Yang mengalir dalam tubuhmu tidak setetes pun serupa dengan darah kami.
Tempat sejatimu bahkan tak layak kami sandingi.
Tapi kenapa kamu rendahkan diri sejatuh-jatuhnya, duduk di bawah sana bak pelayan ratu?
Kamu sisihkan segala yang dipunya, bahkan hal paling berharga, waktu. Jika diibaratkan potongan harga, kamu obral saja, tapi tak sedikit pun dijajakkan kepada kami kecuali hanya memberi. Semua tidak berharap balas kecuali tetap menerimamu di sini.

Apa yang kamu pikirkan? Apa kepalamu terbentur sesuatu?

Tak pernah kami pikirkan akan jadi seperti ini. Kamu yang justru terkhianati oleh mereka seharusnya lebih paham, jika saudara sendiri pun terkadang tak sesetia ini! Tapi kamu.....
Haha. Sudahlah. Apapun yang aku sampaikan, pasti berbalas canda dengan intonasi gusar yang kamu dramatisir dalam ucapan : "Dasar cerewet!"

Tiga puluh tahun dan baru kali ini mengenal karakter baru, segar, dan cukup menjebakku dalam ambigu.
Ingat pertama kita bertemu?
Hanya tiga hal yang terpikir olehku. Kamu sakit jiwa, atau komplotan penipu yang bersenjatakan kemolekan, atau bahkan istri muda seseorang yang melarikan diri.

Terutama dan yang paling utama, aku bingung dengan yang kamu katakan :
"Yang nggak aku punya cuma cinta....."
Drama macam apa itu? Berlebihan, dan terkesan tak ada isi kecuali hendak memikat lewat hasutan.
Siapa yang tak takut mendengar ucapan itu jika dilafazkan oleh sosok bintang jatuh dari kerajaan di awan yang jauh di sana?

Saat itu, dalam-dalam kuresapi oksigen yang berpadu dengan asap nikotin. Penipu seperti apa kamu, datang menawarkan sesuatu yang menggugah rasa dengan imbalan hanya memintaku menjadi pendengar?

Dalam resapan pengalaman hidup dari tiga pulau dan sembilan kota mempertaruhkan masa depan, aku coba menterjemahkan jurusan matamu. Binarnya redup yang benar sedang mengemis dengan air mata, walau tanpa nafas-nafas tangis.

Ada luka di sana, yang tak mampu aku memahami itu tentang apa?

Terlalu dalam tergores, bahkan lebih berlubang dari tatapan sahabat lama, seorang penjajak cinta.

Dari sanalah seketika aku ambil sebuah keputusan.

Dan sampailah kita pada hari ini. Kami ingin bilang seperti mimpi? Karena keputusan untuk menyambutmu hanya spontanitas yang tak pelik kami pikirkan. Satu - dua hari, mungkin kamu akan hilang sendirinya.
Namun waktu demi waktu membuka niatanmu. Tak lain dan tak bukan, konsistensi sikapmu menunjukan kesungguhan dari segala ucapan yang kamu sampaikan di awal pertemuan.

Lalu di pagi ini, akan sedikit berbeda dari sebelas hari ke belakang. Kamu yang biasa pulang setelah kita santap nasi uduk di pinggir jalan, memilih untuk masih tetap tinggal hingga pagi semakin benderang.
Alasan klasik, ingin menjaga keponakanmu. Walau kami tahu inginmu agar kami lebih fokus untuk tindakan medis hari ini.

Kamu bahkan tak tidur lelap, sudah dua belas kali malam.

Adinda..... Dalam khayalku terbayang tentang Ibumu yang mungkin memiliki rahim dari emas. Melahirkan puteri dengan pekerti bak bertahta berlian.
Walau sejumput kisah yang kamu ungkapkan sudah dengan sendirinya menuturkan. Membuka tabir jika segala kelam yang kamu jajaki sejak belia justru memoles pribadimu hingga berkilauan.

Namun, Adinda..... Jika masih bernilai, aku ingin menjual muka beserta segala urat malunya, untuk hendak membeli satu pinta.
Suatu saat kamu harus kembali.
Kembalilah ke sana, sayang.
Tapi jangan lupa membawa kami. Aku rindu untuk singgah sesaat, ingin menjumpai Ibumu.

Bukan hanya untuk berterima kasih, aku ingin berguru pada beliau. Ingin kudengar ia bertutur akan cara membentuk pribadi tangguh sekeras berlian, semua tekanan hidup justru menjadi polesan-polesan yang membuatmu semakin berkilauan.

Raut dan sikapmu tak ubah seperti namamu,
"Pantai pada malam yang indah"

Ketika laut yang deburnya merayapi tepian pasir, dengan pantulan cahaya rembulan dan bintang-bintang. Terang keperakan kerlap-kerlipnya pada malam gelap beludru, bak untaian lautan berlian.

"Terima kasih sudah merubah persepsi kami akan hal terkonyol di dunia, menggaungkan kesetiaan cinta.
Menyadarkan kami akan betapa naif isi dunia.
Terdengar bodoh dan amat berlebihan, tapi itu keinginan yang diharapkan setiap insan dalam menjalani kehidupan.
Kesetiaan."




Padamu, Adinda B yang kami kasihi,
Satu-satunya bucin yang terasa lurus.....
Dan tulus
18 Pebruari 2020
Diubah oleh vitawulandari 04-03-2020 11:50
ceuhettyRichy211tien212700
tien212700 dan 10 lainnya memberi reputasi
11
2.6K
89
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sista
Sista
icon
3.9KThread7.4KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.