Tak berbentuk bukan berarti tak ada, apa contohnya?
Ya, Virus Corona.
Meski pun tak nampak mata, namun mampu menghilangkan ribuan nyawa.
Tentu Agan dan Sista sudah tahu dan paham akan hal itu.

Memang sejak akhir bulan desember 2019, virus ini mewabah. Kabarnya berasal dari pasar hewan di Wuhan, China. Namun lama kelamaan menyebar hingga ke 28 Negara lebih, di seluruh Dunia.

Memang virus corona ini lebih berbahaya dari virus-virus yang telah terlebih dahulu ada dan menjangkiti manusia. Hingga WHO memberikan himbauan peringatan waspada virus corona.

Puji syukur di Negara kita tercinta tidaj terdampak virus corona ini, bahkan para mahasiswa dan pembantu WNI yang dipulangkan dari China serta menjalani masa isolasi dan observasi selama 14 hari di Natuna pun dinyatakan aman.

Berdasarkan penjelasan dari team kedokteran, virus corona ini dapat menular atau ditularkan melalui cairan baik liur, ludah, bersin, bahkan keringat dari penderita gejala virus corona.
Untuk mencegah penyebaran virus tersebut, maka banyak orang saat ini mulai sadar akan pentingnya menjaga kebersihan tubuh.
Mulai aktif mencuci tangan setelah beraktifitas dan mengenakan masker kemanapun pergi.

Berbicara penggunaan masker untuk mencegah terkena virus corona, ternyata saat ini mulai dimanfaatkan oleh para oknum kurang bertanggung jawab.
Bahkan di Indonesia sendiri, yang sampai saat ini tidak ada korban virus ini pun juga menerima dampak dari para oknum tersebut.

Masker yang saat ini menjadi barang kebutuhan primer, mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi.
Pemerintah mulai mengusut siapa yang bermain di belakang kenaikan harga masker tersebut.

Namun di luar dugaan para warganet, saat wartawan menanyakan tentang kenaikan harga masker kepada Menteri Kesehatan RI, Bapak Agus Putranto.
Sebab Beliau menjawab, "Salahmu sendiri, kok beli?".

Ujar beliau, masker itu digunakan untuk yang sakit agar tidak menulari orang yang sehat. Bahkan WHO pun juga berpendapat demikian, bahwa orang sehat tidak perlu menggunakan masker untuk antisipasi virus corona.
Masker hanya wajib dipakai bagi mereka yang sakit dan terinfeksi virus Corona.

Memang benar tanggapan dari Bapak Agus Putranto ini. Hanya saja karena warganet itu banyak karakter, maka dianggap bahwa Bapak Agus Putranto menyalahkan para pembeli masker, saat mengetahui bahwa harga masker melonjak tinggi.

Bisa jadi masyarakat antusias menggunakan masker saat keluar dari rumah, ini karena mereka belum tahu tentang penyebaran dan penularan virus corona.
Atau mungkin terlalu parno akan virus yang memang menjadi momok bagi kebanyakan orang.

Dari pada penasaran dengan tanggapan Pak MenKes, lebih baik tonton langsung di bawah ini!

Warganet itu kadang bikin dilema, saat melihat harga masker melonjak tinggi, ribut dan bingung. Giliran dikasih tau kalau pakek masker dalam keadaan sehat itu gak perlu, dengan nada agak "menyalahkan" dibilang gak perhatian.
Coba gimana maunya?

Menurut Agan TS sih alangkah lebih baiknya jika pemerintah memberikan sosialisasi pengertian lebih jauh tentang virus corona dan cara pencegahannya.
Karena jika dilihat, memang masih banyak orang yang belum paham dan tidak tahu menahu sama sekali tentang virus ini!
Apa lagi di pelosok desa, masih banyak yang ketinggalan informasi tentang hal tersebut.

Semoga saja lekas ada jalan keluar terbaik, bisa saling memahami dan tidak saling menyalahkan.
Karena yang terpenting saat ini adalah bagaimana caranya agar virus corona tersebut segera hilang dan apa yang bisa dilakukan untuk menindak oknum yang memainkan harga masker ini.
Jika itu sudah terselesaikan, maka tidak akan ada lagi keributan atau saling menyalahkan.

Tulisan ini dibuat bukan untuk mengadu domba, hanya untuk saling mengingatkan bahwa tidak ada gunanya saling menyalahkan. Apa lagi karena salah paham!

Untuk GanSis yang ada tanggapan, bisa silakan komentar di bawah dengan tertib dan sopan. Terima kasih

GIF