.
Bulan Januari ini Indonesia masih berada pada musim penghujan. Duhhh, mana lagi libur kuliah lagi, pengen nanjak lagi mumpung ada waktu libur. Sebenarnya sih mendaki gunung ketika musim hujan tidak disarankan, karena terdapat kemungkinan-kemungkinan insiden yang lebih riskan daripada mendaki gunung di musim kemarau, contohnya hujan yang membuat jalur pendakian licin, kabut yang menutupi pemandangan indah, rawan tersambar petir, serta meningkatnya risiko terkena penyakit seperti hipotermia, AMS, dan lainnya.
.
Akhirnya setelah berbagai pertimbangan dan pengecekan alat-alat, aku memutuskan untuk mendaki Gunung Burangrang, gunung ini berada di Kabupaten Bandung tepatnya di Kecamatan Cisarua. Gunung berketinggian 2050 mdpl ini berada di selatannya Gunung Tangkuban Perahu dan merupakan hasil letusan Gunung Sunda Purba waktu zaman prasejarah. Oiya, gunung ini merupakan gunung pertama yang aku daki di Jawa Barat karena saya kuliah di Yogyakarta jadinya Nanjaknya Gunung Jawa Tengah muluu huehuee.
.
Semoga gunung pertamaku di Jabar ini meninggalkan kesan yang baik, pikirku sebelum memulai pendakian.
.

.
Saya berangkat menggunakan sepeda motor ke Basecamp Legok Haji bersama Juan, rekan pendakian saya kali ini. Kawan lama dulu Pas SMA Gunung Burangrang sendiri setidaknya memiliki 4 Jalur.
1. Legok Haji
2. Pasir Kuning
3. Komando (Sudah Tutup Jalurnya)
4. Masjid (lupa namanya) sebelah Jalur Komando (Sudah Tutup Jalurnya)
.
Ketika kami sampai basecamp kami diberitahu pihak BC Legok Haji bahwa untuk Jalur Komando dan Masjid sudah ditutup yaa. Jadinya bisa naik hanya melalui jalur Legok Haji atau Pasir Kuning.
.
Sekedar Informasi, ini kontak dan instagram resmi basecamp legok haji

.
Basecamp legok haji sendiri berupa sebuah warung yang berada di ketinggian 1250 mdpl, basecamp ini dapat dijangkau dengan kendaraan roda 2. Tapi belum ada akses mobil ke BC-nya. Untuk kawan-kawan yang membawa mobil bisa parkir mobil di rumah warga sebelum basecamp ya..
.
Ini foto basecamp + parkir motornya


.
Karena Basecamp Legok Haji tidak ada di google maps, ini saya berikan titik koordinat nya yaa
.
6°47'33.6"S 107°33'20.5"E
Tugumukti, Cisarua, West Bandung Regency, West Java
https://goo.gl/maps/wkpu5pZmHrCn1nv97
.
Lanjuttt
.
Start naik motor dari bekasi jam 6 sampai di Basecamp jam 11 an, 130 kilometer ternyata bikin capek juga.. Alhasil kami istirahat dan makan siang dulu di Basecamp. Harga makanan juga bersahabat disini, nasi goreng per porsinya cukup 10 ribu rupiah.
.
Setelah shalat dzuhur, saya dan Juan bersiap melakukan pendakian. Untuk biaya parkir motor sebesar 10 ribu per motor dan untuk Simaksi pendakian seikhlasnya saja per orang. Jalur legok haji ini memiliki 4 pos pendakian di sepanjang jalurnya.
.
Di awal jalur (±25 meter dari basecamp) terdapat percabangan, kanan ke Curug Cipalasari, sementara ke kiri ke Jalur Pendakian.

.
Setelah 5 menit berjalan dari basecamp, tibalah kami di area Tanah Mati, sebuah area yang biasa dipakai sebagai bumi perkemahan dengan tanaman hijau di kanan dan kiri area.

.
Setelah 22 menit berjalan, tibalah kami di pos 1. Kawan-kawan tidak akan menemukan shelter di semua pos di jalur legok haji ini. Penanda dari pos 1 adalah sebuah papan kayu bertuliskan pos 1. Untuk jalur menuju pos 1 vegetasinya masih belum rapat dan dengan kemiringan yang masih landai dan minim tanjakan.

.
Bergerak menuju pos 2, mulai ada tanjakan-tanjakan ringan menyambut kedatangan kami. Ciri khas tanjakan di gunung burangrang ini berada diantara akar-akar pepohonan. Vegetasi tanaman sekeliling sudah mulai rapat dan mulai masuk kedalam hutan. Jarak tempuh ke pos 2 sekitar 15 menit saja dari pos 1. Tidak ada lahan untuk mendirikan tenda juga baik disini dan pos 1.


.
Lanjut lagi perjalanan ke pos 3 memakan waktu sekitar 30 menit. Mulai dari pos 2 ke pos 3 - pos 4 itu memang tanpa bonus yaa. Nanjak terus di tanjakan-tanjakan berakar. Hati-hati licin ya.

Pada jalur pendakian juga ada beberapa titik yang rawan sekali terpleset karena kemungkinan dijadikan tempat pendaki merosot kalau turun gunung. Padahal sejatinya merosot di jalur ketika turun gunung dapat merusak dan membuat licin jalur, akibatnya pendaki yang naik pun menjadi kesusahan hehe. Sebuah imbauan agar tidak merosot ketika turun gunung ya kakk


.
Setelah berjalan lagi sekitar 35 menitan, tibalah kami di pos 4, sebuah area datar (sedikit) untuk beristirahat. Disini kami juga bertemu rombongan pendaki yang tektok, setelah sebelumnya sepi sekali tanpa bertemu manusia yang turun gunung. Pos 4 bisa digunakan untuk mendirikan hanya 1 tenda ya..

.
Setelah ngobrol-ngobrol dan istirahat sejenak, kami lanjut lagi meninggalkan rombongan tersebut yang sedang makan siang. Gas teruss sampai puncak memakan waktu 1 jam dengan sedikit istirahat. Di beberapa titik menuju puncak terdapat bonus jalan landai namun di sisi sampingnya terdapat jurang yang cukup dalam, hati-hati ya kak
.
Akhirnya kami berdua tiba di puncak pukul 15.15, sekitar 3 jam pendakian. Puncak Burangrang ditandai dengan sebuah tugu merah dengan bendera merah putih diatas tugu tersebut. Pemandangan gunung Tangkuban Perahu yang diliputi awan pun seakan menyambut kedatangan kami. Syukur deh cuaca cerah selama naik, walau nantinya segera tertutup pula dengan ganasnya hujan dan kabut
.


.
Di puncak juga terdapat persimpangan jalur Pasir Kuning ya.. Kalau dari puncak turun ke kanan itu ke Pasir Kuning, kalau ke kiri ke Legok Haji.
.

.
Berjalan 3 menit dari puncak kita akan sampai di area camp, namun perlu diperhatikan karena jalan menuju tempat camp berkabut dan sangat riskan karena kanan dan kiri jalur terdapat jurang..

.
Selanjutnya saya dan juan mendirikan tarp tent Uttara kami disana. Ternyata cukup tangguh walau tanpa frame


.
Kami bermalam disana dan berencana turun gunung keeseokan harinya.. saat itu hanya ada 2 rombongan yang camp disana, hanya kami dan 1 rombongan asal Bandung yang kami temui sebelumnya.. berikut foto suasana berkabut di area camp (tenda kuning tenda rombongan Bandung)

.
Malam harinya terdapat mistis, Juan bilang katanya dia denger suara langkah kaki diluar tenda.. padahal mah jarak tenda rombongan Bandung juga jauh dari tenda kami.. tapi anehnya yg denger cuman Juan saja saya gk denger Alhamdulillah . Trus katanya pas malem-malem di tenda si juan katanya ditampar di bagian kepala kirinya, pas dia nengok ke saya katanya saya udah tidur (saya juga di bagian kanan dia gk mungkin nampar kiri kan), lalu si Juan tetep positif thinking katanya wkwk. Dia baru cerita di Basecamp pas turun.
.
Lanjut lagi.. besoknya kami turun pukul 7.29, sebenarnya sudah bangun dari jam 5 tapi kabut tak kunjung hilang dan sunrise pun menjadi tertutup, tidak apa-apa yang penting dapat kembali dengan selamat nggih. Setelah packing dan pamitan dengan tenda sebelah kami lanjut turun jalan santai karena habis hujan malamnya trek menjadi sangat licin.
.


.
Semoga catatan perjalanan ini dapat membantu teman-teman yang berencana mendaki Burangrang via Legok Haji. Tetap safety, santuy dan jangan memaksakan pendakian jika cuaca buruk ya.. Puncak mungkin target utama, tapi kembali dengan selamat adalah sebuah keharusan. Oiya terakhir ini ada peta digital gpx jalur pendakian yang saya buat kemarin ketika mendaki.. silahkan disebar luaskan yaa semoga bermanfaat. Panduan penggunaan bisa googling aja ya gan
.

.
Ini linknya : https://drive.google.com/folderview?...Xd-bde2-jC9aC3
.
Sampai bertemu lagi di catatan perjalanan berikutnya. Mohon maaf jika ada kesalahan pada tulisan diatas. Buat yang mau berteman di instagram bisa follow @alifkurniawan3 ya gan.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Cendol ya gann