Belakangan ini beredar kabar mengejutkan dari Rumah Tahanan (Rutan) Perempuan Klas IIA Bandung. Didapatkan informasi jika terdapat seorang narapidana (napi) perempuan berinisial VA (22) yang mengalami kasus pelecehan seksual sesama jenis dari teman satu selnya sendiri. Aksi mesum tersebut dialami VA pada awal Januari 2020 lalu.

Sekilas mengenai VA, ia merupakan napi yang dihukum akibat melakukan tindak pidana penipuan. Pengadilan DKI Jakarta pun menjatuhkan hukuman kepada VA dengan vonis kurungan penjara selama dua tahun. Akibat vonisnya tersebutlah VA harus menghadapi nasib malang, karena ia satu kamar dengan teman selnya yang merupakan seorang lesbian.




Cerita dari kasus lesbian di Rutan Perempuan Klas IIA Bandung ini berawal dari tulisannya dalam sebuah surat. Surat tersebut berisikan aksi lesbian yang terjadi saat VA sedang tidur.

Saat itu VA sedang tidur di bagian tengah, namun temannya minta pindah posisi tidur. Iya yang merupakan napi baru pun langsung mengiyakan permintaan tersebut.

Aksi lesbian pun dimulai sekitar pukul 02:00 WIB. VA yang sedang tertidur seketika terbangun karena merasakan ada hal janggal yang menimpa dirinya. Ia merasakan ada orang yang mengusap rambutnya. Namun VA masih berpikir positif, ia menyangka kalau usapan rambut tersebut adalah bentuk rasa sayang sebatas teman. Apalagi kan memang seringkali terjadi kalau sesama perempuan suka mengekspresikan bentuk sayang sebagai teman dengan cara tersebut. Temen cewek gw pun juga sering banget peluk-pelukan kalau lagi ngumpul bareng. Ya, tapi itu hanyalah sebatas teman saja. Beda urusan kalau cowok yang peluk-pelukan.




Tapi VA gak merasakan itu doang Gan. Dia bahkan merasakan kalau ada orang yang mencium pipi dan bibirnya saat lagi tidur. Merasa risih, VA pun langsung terbangun dan pergi ke kamar mandi. Mungkin karena takut ketahuan, temannya yang lesbian tersebut pun langsung berpura-pura tidur agar aksinya tidak ketahuan oleh VA.

Keesokan harinya, VA pun langsung ceritakan aksi mesum tersebut kepada ibunya. Bahkan, VA juga memberanikan diri untuk melapor ke petugas rutan. Ia merasa ketakutan karena ia bukanlah seorang penyuka sesama jenis. Saking takutnya, VA pun menceritakan kejadian tersebut sambil menangis.




Lantas hal ini pun membuat ibunya khawatir dengan kondisi yang menimpa anaknya. Bahkan ibunya takut jika perilaku lesbian tersebut terus-terusan terjadi, nantinya dapat menularkan perilaku menyimpang tersebut ke VA.

Kekhawatiran orang tuanya tersebut tentunya dapat diwajari. Namun, kalau melihat penelitian tentang lesbian atau homoseksual, orientasi seksual yang menyimpang tersebut tidak dapat menular ke orang lain. Karena udah banyak banget penelitian yang menyebut kalau orientasi seksual tersebut terbentuk sejak masa kandungan, tepatnya ketika masih jadi janin.

Kalau kata dokter spesialis bedah saraf, Roslan Yusni, orientasi seksual tuh bisa diibaratkan sebagai bakat. Mungkin lo emang punya bakal jadi lesbian tapi gak ngumpul dengan orang yang lesbian, ya bakat lesbian lo tersebut belum tentu bakal muncul. Begitu juga sebaliknya, kalau lo gak punya bakat jadi lesbian, dan lo sering ngumpul sama orang yang lesbian, ya lo gak akan tertular lesbian juga. Itu menurut penelitian ilmiah ya.




Kembali ke pembahasan awal, sekarang ini kasus yang menimpa VA sudah ditangani oleh pihak Rutan Perempuan Klas IIA Bandung. Kini napi yang melecehkan VA sedang dalam proses dimintai keterangannya dan dimasukan ke sel isolasi selama seminggu.

Nantinya setelah diadakan pemeriksaan, pihak yang dirugikan bakal dipindahkan agar merasa lebih nyaman.

Ada-ada aje ye.