dewiqori
TS
dewiqori
Jalan Lahir Rusak! Kok Bisa?
Rectovaginal Fistula

Assalamu'alaykum, jumpa lagi dengan DeQor di thread kedua. Sesuai janji ane, yang selanjutnya mau bahas penyebab anak kedua ane harus dilahirkan melalui operasi caesar.




Anak pertama ane dilahirkan melalui proses persalinan secara normal. Dengan berat 3.000g dan panjang 45cm. Ane baru tau kalo dijahit tuh engga dibius. Bidan cuma bilang, "gigit kain, Bu!" walhasil ane teriak-teriak kesakitan saat proses penjahitan vagina yang dirobek kanan-kiri. Bidan lanjut bilang, "jangan teriak-teriak, Bu!" Ane balesin, "ya sakiiiit!"

Kebetulan saat itu bulan Ramadhan, ane sempat puasa dulu sebelum lahiran, sampai jam 12an lah. Pukul 17.30 WIB bayi ane lahir. Darah yang keluar saat persalinan hingga proses penjahitan cukup banyak, hingga bidan bilang, "minum teh manis dulu, Bu, buat tenaga. Darahnya banyak keluar soalnya!" Proses penjahitan dihentikan sesaat, ane minum teh manis hangat yang dibawakan oleh salah satu perawat.

Sedang menikmati teh, tanpa aba-aba bidan memulai kembali proses penjahitan. Sontak ane marah, untung engga terlempar cangkir tehnya. Bidan mengatakan jahitannya diobras! Huuuwaaa, pantesan aja. Saat proses kelahiran sangat terasa digunting kanan-kiri, mungkin itu yang menyebabkan jahitan harus diobras.




Permasalahan tidak sampai di situ, pulang dari rumah bersalin, terjadi kejanggalan. Saat buang air besar seperti ada yang mengganjal di jalan lahir. Perlahan ane coba raba dengan telunjuk. Ada benda lunak di sana. Ane keluarkan, ternyata feses!

Keesokan harinya ane periksakan ke dokter kandungan di rumah bersalin tempat ane melahirkan. Ternyata ada lubang yang membuat usus besar terkoneksi ke jalan lahir, otot dubur pun ada yang putus. Ane tanya ke dokter, apa penyebabnya? Dokter hanya jawab sambil melirik sinis ke bidan yang mendampinginya, kebetulan dia salah satu bidan yang menangani persalinan ane, "jahitannya jelek!"

Ane yang engga ngerti sama sekali saat itu hanya bingung sekaligus khawatir dampak dari lubang yang ada. Akhirnya, ane dijadwalkan untuk menjalani operasi perbaikan jahitan yang pertama, tepat sebulan setelah melahirkan. Dokter khawatir feses yang keluar dari jalan lahir juga, akan mengkontaminasi rahim.




Gan, Sis, operasi repair pertama itu perihnya luar biasa. Jahitan dibuka, jaringan yang sudah terkena jahitan diiris dan dibuang, lalu dijahit kembali dengan rapi. Oleh karena itu, ane dibius total supaya tidak ada sedikit pun pergerakan yang dapat mengacaukan operasi. Eh tapi sepertinya obat anestesinya berlebih, ane lama sadarnya. Udah gitu, setelah sadar, perawat lupa memberikan obat penghilang nyeri. Saat efek anestesi hilang sempurna, sempurna juga rasa perih yang ane rasakan. Ah, semoga ga terulang lagi.

Karena rasa sakit dan lama sadar, ane trauma. Cukup lama ane menolak melakukan operasi repair yang kedua. Hingga akhirnya ane siap, ternyata ane hamil anak kedua. Dikhawatirkan lubang malah melebar sementara operasi repair belum selesai tahapannya, maka melahirkan dijadwalkan secara caesar. Selama belum repair kedua, itu kondisi masih tersisa lubang berdiameter kurang lebih 1cm, dan otot dubur belum disambung. Jadi ane kalo (maaf) kentut, suka keluar dari jalan lahir juga, terus kalo diare keluar gitu aja ga bisa ditahan. Tersiksa, GanSis! emoticon-Sorry

Banyak spekulasi di otak ane dan suami kenapa itu bisa terjadi. Kami pikir salah satu penyebabnya mungkin karena banyaknya darah yang keluar, sehingga menutupi penglihatan para bidan saat itu, jadi tidak sengaja turut tergunting atau jahitnya menjadi tidak rapi. Namun, ane ga mau nuntut siapa pun. Toh udah ditolong. Saat itu dokter belum tiba akibat terjebak kemacetan ibukota.

Jadi begitu ceritanya kenapa anak kedua harus dilahirkan secara caesar. Oh iya, kasus ane namanya Rectovaginal Fistula. Berikut keterangannya yang ane ambil dari DokterSehat.com:




Rectovaginal Fistulamerupakan kondisi abnormal pada saluran antara bagian bawah usus besar atau rektum dengan vagina. Karena kondisi ini, isi usus bisa bocor melalui fistula sehingga penderita dapat mengeluarkan gas atau tinja lewat vagina.

Adapun penyebabnya dalam artikel tersebut disebutkan sebagai berikut:
– Cedera selama proses melahirkan
– Penyakit Crohn atau penyakit peradangan usus lainnya
– Pengobatan kanker atau radiasi di daerah pinggul
– Operasi yang melibatkan vagina, perineum, rektum dan anus berikut komplikasinya
– Penyebab lainnya seperti infeksi anus atau rektum; diverkulitis; ulcerative colitis; atau cedera vagina lain yang tidak disebabkan proses melahirkan

Ane jadi masuk point pertama penyebabnya. Pengobatan yang disarankan hanya dua:
– Obat-obatan seperti antibiotik dan infliximab
– Operasi

Nah, begitu ceritanya. Semoga Sista-Sista tidak mengalami kejadian seperti yang ane alami, ya. Sekarang kondisi ane udah normal setelah dilakukan operasi repair yang kedua pada 10 Desember 2011. Di bawah penanganan Dr. dr. Tofan Widya Utami, Sp. OG (K) di RS Bunda Margonda Depok, operasi repair yang kedua sukses dilakukan dan mengakhiri penderitaan ane akibat rectovaginal fistula.


Sumber: Opini pribadi (dewiqori), https://doktersehat.com
Sumber gambar: Pinterest, https://howshealt.com
Diubah oleh dewiqori 12-01-2020 21:56
trifatoyahtata604MienHessel
MienHessel dan 21 lainnya memberi reputasi
22
14.7K
87
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Women’s Health
Women’s Health
icon
1.4KThread4.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.