• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Sunda EMPIRE dan Keraton AGUNG, Ini Serius Ada Atau Cuma Buat Bahan Sensasional?

ilham513Avatar border
TS
ilham513
Sunda EMPIRE dan Keraton AGUNG, Ini Serius Ada Atau Cuma Buat Bahan Sensasional?


Quote:


MOJOK.CO – Sunda Empire dan Keraton Agung Sejagat. Bagi para orang yang tengah depresi, dua “cult” tersebut adalah ekstasi. Bagi netizen, ya sumber kelucuan.

Kalau punya waktu luang, coba baca-baca komentar netizen soal penangkapan Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat oleh polisi. Kebanyakan netizen menyangkan penangkapan itu. “Kok buru-buru ditangkap. Baru juga lucu.”

Setelah viral, polisi bergerak cepat menangkap Pak Totok Santoso, Sang Sinuhun Keraton Agung Sejagat dan istrinya. Menurut polisi, ada indikasi penipuan di dalam “kerajaan” itu. Para pengikut Keraton Agung Sejagat diminta setor uang yang akan diganjar dengan jabatan. Ada yang setor Rp3 juta hingga Rp110 juta. Modus penipuan ini masih dalam penyelidikan polisi.

Suara.com melakukan penelurusan lebih lanjut. Mereka menemukan kalau Keraton Agung Sejagat punya hubungan dengan Sunda Sunda Empire atau yang juga disebut sebagai Earth Empire. Hubungan itu terlihat dari unggahan Pak Totok di Instagram pribadinya. Terlihat di sana Pak Totok mengenakan seragam ala militer dengan baret biru seperti seragam Sunda Empire.

Sunda Empire itu sebuah perkumpulan yang yakin kalau tatanan dunia akan bubar jalan pada 15 Agustus 2020. Setelah itu, kehidupan masyarakat dunia akan jadi lebih baik dan sejahtera. Tahukah kamu, Sunda Empire-Earth Empire adalah kekaisaran matahari. Pantesan cuaca belakangan ini gerah betul. Apakah ada hubungannya dengan kemunculan Sunda Empire?

“Sunda Empire-Earth Empire itu adalah kekaisaran matahari, kekaisaran bumi. Juga diartikan Sunda itu Suku Sunda tapi ini adalah tindakan, proses turun temurun kekaisaran dari dinasti ke dinasti dan saat ini dinasti Sundakala,” ucap HRH Rangga, salah satu petinggi, seperti dikutip Detik.



Paham nggak kamu sama omongan HRH Rangga? Enggak? Ya sama. Tapi tunda dulu kebingungan itu karena masih ada lagi yang lebih absurd:

“Kedua, Sunda Nusantara adalah tatanan negara di mana tatanan tersebut dimulai dari benua Australia, Papua New Guinea, Indonesia di dalamnya, Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam benua China seluruhnya. Mongolia, kemudian Rusia di dalamnya dari beberapa negara, kemudian Jepang. Kemudian sampai ke Korea Selatan dan Korea Utara. Kurang lebih Sunda Nusantara meliputi 54 negara di dunia. Selanjutnya Sunda Eropa, kemudian Sunda Pasifik, kemudian Sunda Archipelago, kemudian Sunda Mainlek,” kata Pak Rangga.

Masih menurut Pak Rangga, Sunda Empire-Earth Empire berada di bawah pimpinan Perdana Menteri Dunia atau Grand Prime Minister. Di bawahnya, ada Gubernur Jenderal yang memimpin Sunda Nusantara.  “Bicara nusantara bukan bicara Indonesia, ada 54 negara. Kalau itu dia adalah Gubjen Eropa itu the king of king. Istilah kerennya Gubjen,” katanya.


Polisi sih sudah akan mengusut Sunda Empire. Cepet betul, setelah sebetulmnya menundukkan Raja Keraton Agung Sejagat. Namun, menurut saya, perkumpulan “cult” seperti Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire itu dibutuhkan. Terutama buat orang-orang desperate atau kehilangan minat dengan suramnya kehidupan.

Kenapa, sih, orang bisa tertarik jadi rakyatnya Keraton Agung Sejagat dan anggota Sunda Empire? Nggak main-main, lho. Ada orang-orang pintar yang menjadi anggota dan mungkin ikut menyetor uang jutaan rupiah biar dapat jabatan di sana.

Ada beberapa teori. Misalnya, mereka memang menyukai sesuatu yang “murni dan tertutup” dan awalnya menyukai teori-teori konspirasi. Nah, ada juga penyebab personal, berasal dari dalam diri sendiri.

Misalnya ketika kamu kehilangan tujuan hidup. Mungkin stres karena masalah ekonomi atau keluarga. Mereka seperti menemukan solusi instan dari Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire.

Mereka sadar sudah mengeluarkan sejumlah uang dengan nominal tidak sedikit. Nominal yang sebetulnya berat untuk mereka keluarkan. Namun, karena sudah “terjebak” dalam “tujuan hidup yang baru”, mereka akan melakukan segala upaya. Mengajukan utang, menjual barang berharga, menjual warisan, dan lain sebagainya.





Saya kenal dengan seseorang yang sudah menghabiskan banyak uang untuk mengejar benda-benda gaib. Mereka sudah seperti “menyembah” benda itu. Mereka berusaha sekuat tenaga, membakar uang dan waktu, untuk mengejar benda gaib orisinal. Maklum, jika dijual lagi, harganya konon sangat mahal.

Jadi, pada titik tertentu, Sunda Empire dan keraton Agung Sejagat bisa menjadi semacam “obat” akan depresi. Saya tidak katakan kalau dua “cult” ini baik. Toh semua obat pasti punya efek samping. Untuk Sunda Empire dan Keraton Agung Sejagat, dua “cult” ini membuat pengikutnya “trance”, membuat mereka lupa dengan kesulitan hidup dan bodoh di sisi lain.

Bukankah berkumpul bersama orang-orang yang satu pemikiran dan cita-cita itu selalu menyenangkan? Rakyat Sunda Empire dan Keraton Agung Sejagat saling bertukar cerita. Soal impian mereka kelak ketika “investasi” awal sudah terbayarkan. Punya banyak uang untuk membangun rumah, plesiran, dan investasi logam mulia. Misalnya.

Punya jabatan tinggi berkat investasi hingga Rp100 juta di awal. Tukar cerita tentang enaknya punya jabatan tinggi di tatanan dunia baru. Bertukar imajinasi untuk melenakan mereka dari utang yang menumpuk dan listrik yang dua bulan belum terbayarkan.

Ketika pemerintah tidak bisa menjamin ratanya kesejahteraan, mereka mencari sendiri. Dan kok ya kebetulan nemu yang absurd: Sunda Empire dan Keraton Agung Sejagat. Bagi orang-orang ini, dua “cult” adalah ekstasi. Bagi netizen, ya sumber kelucuan.




Spoiler for Sumber Referensi:


Diubah oleh ilham513 22-01-2020 08:25
anasabila
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.3K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.