Gadis berdaster Polkadot Penunggu Sungai
Quote:
Sore itu kami berencana pukul tujuh atau setelah isya untuk mencari angin segar dan menikmati segelas kopi, oh iya perkenalkan namaku Arif, aku sendiri masih duduk dibangku Sekolah menengah Atas, nanti malam aku berencana keluar denhan salah satu temanku yang bernama Karloz.
Quote:
Untuk kondisi wilayah dan geografis kami berdua tinggal dipedasaan, mayoritas penduduk kampungnya berprofesi sebagai seorang petani, sehingga lahan - lahan pertaniab disini masih teramat sangat luas, lanjut kembali keceritaku pukul tujuh malam pun telah tiba, setelah melakukan sholat isya, aku bersiap untuk rencanaku yaiti ngopi, kegiatan ngopi di Desa dan sekitarnya telah msnjadi kegaiatan yang merambak bagaikan makanan sehari - haru baik dari kalangan bocah - bocah seumurankan sampai dengan orang tua yang membahas tetang pertanian dan obrolan lain disela-sela ngopi mereka, di era ini juga belum ada namanua handphone seperti sekarang ini komunikasi kami kita masih saling menemui antar rumah kerumah.
Quote:
Kukeluarkan motor bututku yaitu motor kesayangan, motor ini bernama Fiz R, , walau kondisi motor ini tinggal kerangka khas anak - anak sekolahan dan masih utuh dan melekat kenlapot cemprengnya, tak lupa sebungkus rokok kesukaan kuselipkan dilipatan sarung, lalu berangkatlah menuju kerumah si karloz, tidak sampai 5 menit akupun telah sampai di rumahnya karena jarak rumah kami cukup dekat yang berada 1 desa namun berbeda Rt .
Quote:
Malam ini kondisi cuacapun cukup tidak bershabat jalanan cukup sepi sejak sore tadi desa dan sekitanya diguyur hujan tidak henti - hentinya, kita berdua berangkat dengan berboncengan melewati jalan -jalan yang agak rusak, karena kondisi jalan yang masih memakai batu kapur, jalan dari rumah kami ke tempat tujuan pun cukup jauh dan dipisahkan dengan ladang - ladang persawahan dan tanah pekuburan.
Quote:
Tak sampailah 15 menit samapailah kita ditempat tujuan, langsung kuparkirkan motorku disamping barisan pohon -pohon jati, warung yang sangat sedeharana ini adalah tempat favorit untuk para pemuda, karena tempatnya terletak di penghujunh desa, jadi ketika bercanda gurau dengan suara keras tidak ada masalah.
Kopi kali ngge pak de ( kopi dua ya pak de)
kusapa pakde penjual kopi dan buyarlah lamunan didepan televisinya
Oh iyo cung mung cah loro? ( kok cuman berdua nak? )
Sahut pakde penjual kopi
Ngge paling podo kademen pakde ( paling ya lagi pada kedinginan pak ) sambil tertawa kecut dan berjalan keluar warung dan duduk dikursi yang terbuat dari bambu, kukeluarkan rokok kretek kesukaan dari lipatan sarung dan kuambil satu lalu kunyalakan, sambil menikmati hisapan demi hisapan kunikmati malam dingin sehabis hujan, sedangkan temanku si karloz asik duduk didalam warung menikmati televisi berukuran 14 inch.
-Bersambung-
Terimakasih
Sumber refrensi :
Ane Sindiri : Amrulseven
Sumber ilustrasi :
disini
mampir di tread ane yang lain gan
Quote: