hal hal yang mencederai nilai estetika, khususnya kawula muda zaman ini.


1. minum kopi

minum kopi sudah budaya dari dulu, seperti ketika bertamu ke tempat sanak famili, atau ke tempat teman, akan disuguhi, "mau minum apa, kopi, apa teh" pertanyaan basa basi yang sudah melekat hingga menjadi candu tersendiri bagi penikmat kopi.
namun seiring waktu budaya ngopi lebih kepada sebuah tempat seperti cafe, atau tongkrongan warkop.
Anak muda millenial lebih memilih cafe, dengan desain tempat klasik, elegan dan nyaman. Tak lupa pamer di story beserta kalimat kalimat pujangga seolah benar benar seorang kopi ulung.
padahal mereka bukan benar benar seorang penikmat kopi, yang sebenarnya hanyalah ingin mendapatkan citra seorang proffesional kopi.

Bagi penikmat kopi, mereka ga ambil pusing, mau ngopi di cafe, di warkop, atau pun bikin sendiri. bagi mereka kopi ya kopi, tanpa embel apapun.

2. Pendaki gunung

Pun dulu saya seorang yang mempertanyakan nyali seseorang buat mendaki gunung. Apa yang kau cari, apa yang kau dapat, berletih letih pergi, dan capek ketika turun, dan nyatanya pertanyaan saya itu malah memacu saya untuk mendaki kala itu.


Dewasa ini bisa kita liat, khususnya anak muda banyak yang mencintai hobi ini, hobi nanjak katanya.
banyak hal yang mencederai aktifitas menantang ini, umumnya bagi anak millenial saat ini
beberapa dari mereka pergi tanpa izin dari orang tua, berbuat jahil, merusak, dan mengotori alam sekitar.

apa sebenarnya yang mereka cari?

Tak lain kembali pada satu hal, pamer.
Bangga telah mendaki banyak gunung dan mengabaikan patuhan patuhan alam, namun terlihat begitu sangat dewasa sekali ketika mengunggah nya di kotak kotak Instagram.


Salam Rimba, Gunung, Kopi, dan Rokok adalah satu paket yang membuat kedamaian