DinopecelAvatar border
TS
Dinopecel
Proposal (Tunangan)
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar

Laa ilaha illa Allahu Allahu Akbar . . .

'Idul Fitri 2017

Hari pertama lebaran.

Semarak umat muslim merayakan hari kemenangannya.

Anak-anak bersuka cita atas salam tempel dari keluarga dan tetangga.

Keluarga kecil dan besar silaturrahim.

Tring.. chat dari Anjani.

Jam 10 kita ke rumah Ustad Asmuni, habis itu ke rumah Ustadz Yunus.

Siaapp. balasku.

                                                             ***

Makanan telah berjejer di meja kediaman Ustadz Asmuni .

Aku, Anjani, Dafiq, Ustad Qayyim dan keluarganya menikmati hidangan yang tidak akan pernah kami sia-siakan.

Tentu ada opor ayam salah satunya.

Ngalor ngidul obrolan kami.

Jam 11.30 tidak kami rasa.

Pamitan.

"Ini Anjani sudah ada calonnya belum?" Tanya Ustad Asmuni 

"Masih kuliah ustad." Jawabnya ringkas

"Kalau Dino sudah ada belum?" Tanya Ustadz Asmuni  padaku

"Belum Ustad. Adakah calonnya ustad? Hhh" jawabku bercanda

"Baru selesai S2 Dino Ustad." Timpal Ustad Qayyim

"Alhamdulillah. Kalau mau ada anak panti nih. Hafidzah. Tinggal di asrama." Tawar Ustad Asmuni.

"Nahh.. bisa itu ustad. Hafidzah lagi. Mantab itu" ucap Ustadz Qayyim tersenyum lebar melihat saya.

"Bisa nanti saya atur." Kata ustad Asmuni 

Pelan-pelan kami meninggalkan kediaman beliau sambil ngobrol kembali tentang hafidzah itu. Hehehe..

12.30

Memasuki Pondok Istiqomah ke asrama putri menuju rumah Ustad Yunus. Sebab rumah beliau tepat di belakang asrama putri. 

Nampak akhwat-akhwat dengan jilbab besarnya masih berkeliaran sambil bercengkrama dengan kawannya.

Mereka tidak meninggalkan asrama karena mungkin belum bisa pulang kampung untuk 'idul fitri kali ini.

Adzan zuhur telah berkumandang.

Saya, Anjani dan Dafiq menuju masjid terlebih dahulu. Ustad Qayyim langsung melintir ke rumah ustad Yunus.

Usai sholat kami pun langsung menuju kediaman Ustadz Yunus. Bersalaman dan tentunya. . . makan lagi. hhhh

Sambil menyantap makanan untuk yang kesekian kalinya,  sembari itu ustad Yunus meminta untuk berfoto bersama.

Perut kenyang dan kami pamit pulang.

Berjalan menuju kendaraan, Ustad Qayyim lirih berkata.

"No. Ustad Yunus mau kamu loh."

"Hah? Maksdunya Ustad?!" Tanyaku penuh keheranan

"Dia melamar kamu. Menjodohkan kamu dengan anaknya."

"Apa sih ustad ni."

"Beneran. Tadi beliau sendiri yang berucap seperti itu sebelum kalian datang."

Sedikit kaget, Ku rangkul Dafiq  dari sebelah kiri yang berjalan sejajar dengan diriku.

"Laki-laki kayak aku gini. Apa sih. Masih banyak banget kurangnya. Laki-laki macam apa aku ni. Bentukan dan kelakuannya kayak gini. hhhh.." Ucapku menutup keheranan dan rasa tak percaya

"Yaudah. Sekarang kamu fikirkan. Kamu dilamar Ustad Yunus loh. Bagus itu. Masya Allah."

Penutup kalimat dari Ustad Qayyim.

Kami pulang ke kediaman Ustad Qayyim terlebih dahulu.

Sambil membawa motor aku membonceng anak Ustadz Qayyim yang pertama, mengantarkan ia pulang sebelum aku kembali ke rumah.

I am so speechleas.
Aku baru selesai pendadaran tesis.
Dijodohkan dengan anak ustad.

Di motor aku menangis bahagia.

Apa yang kamu rencanakan ini ya Allah. 

Air mata menetes dan mulai membasahi pipi.

yaaa.. aku berfikir sederhana saja. Rezeki yang Allah berikan tidak pernah diduga. 

Ada juga rasa ingin menikah. Tapi tidak secepat ini.

Di samping itu aku masih ingin meniti karir sebagai dosen.

Ya. selama melanjutkan studi S2, aku sebagai dosen di kampusku sendiri.

Sambil membawa motor hatiku benar-benar berkecamuk tak karuan.

Bagaiman kalian merasakan seperti itu wahai pria yang membaca tulisan ini??

Pria yang dilamar oleh bapak perempuan.

Sedangkan aku tidak pernah tahu anaknya yang mana? Namanya siapa? Usianya berapa? Pasti banyak pertanyaan yang muncul.

It's logic.

Aku kembalikan kepada sang Maha Menjodohkan.
Ini benar-benar kuasa Allah.
Kun fayakun.
                                                                 ***

Go Home

Aku pulang. Melihat keponakan sedang ngobrol dengan Ibu. Keponakan dari anak sepupuku. Tinggalnya di Palaran. 30 menit dari Samarinda.

Keponakan pamit pulang kembali ke rumahnya setelah silaturahim k rumah mbahnya yaitu Ibu ku.

Tak lama kemudian aku memeluk Ibu dan berbisik di telinga Ibuku.

"Aku dilamar." 

"Hah!?" Ibu terkejut "Siapa yang ngelamar kamu?!"

Kakak dan Ipar pun kaget.

Karena tepat mereka juga ada di ruang tamu.

"Hah?! Siapa yang ngelamar kamu?" Tanya Kakakku

Ku ceritakan kembali kejadian tadi.

"Aduuhh.. anakku kok malah dilamar. Bukan melamar."

"Hhhhh..." Kakak dan Ipar ikut ketawa

"Oshin. Om dilamar shin." Ucap Kakak ajak ngobrol anaknya.

Ibu shock. Sungguh shock.

Aku telepon Ustad Qayyim untuk dapat menjelaskan lebih lanjut perihal itu.

Ada sesegukan yang ku lihat dari wajah ibu saat berbicara dengan Ustad Qayyim ditelpon.

Entah apa yang mereka bicarakan. Yang pasti ibu masih shock.

Bersambung . . . 
Gimi96
NadarNadz
nona212
nona212 dan 17 lainnya memberi reputasi
18
4.2K
32
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.