Christopher Columbus adalah pelaut dan pedagang dari Spanyol yang banyak dipercaya sebagai orang yang pertama kali menemukan benua Amerika. Namun, para sejarawan telah mengungkap fakta bahwa telah banyak orang yang mendatangi benua yang satu ini. Bahkan, para sejarawan bisa membuktikan para pelaut China-lah yang pertama kali menjejakkan kakinya di benua Amerika pada abad ke-11.

Terlepas dari bukti-bukti terbaru itu, pernahkah terpikirkan bagaimana para penjelajah tersebut bisa mengarungi lautan dan menemukan dunia baru? Kuncinya adalah peta dan penunjuk arah. Dan tidak banyak yang tahu bahwa peta dunia terlengkap sudah pernah dibuat oleh Laksamana Piri Reis dari armada perang Kekhalifahan Turki Usmani (Kerajaan Ottoman) pada tahun 1513.




Berawal pada tahun 1929, di sebuah sudut ruangan di Istana Topkapi, Istanbul, Turki, secara tidak sengaja ditemukan sebuah mahakarya yang terlukis dalam selembar kulit rusa berukuran 90 x 65 cm. Sebuah peta yang mencengangkan dunia kartografi modern. Betapa tidak, peta tersebut benar-benar digambar dengan lengkap dan cukup detail. Dari hasil analisis karbon menunjukkan peta ini dibuat tahun 1513 oleh seorang admiral Turki bernama Piri.

Muhyiddin Piri (begitu nama aslinya) diperkirakan lahir antara tahun 1465 dan 1470 di Gallipoli, dekat Pantai Aegea, Turki. Menghabiskan masa kanak-kanak hingga remajanya bersama Kemal Reis, pamannya, yang juga seorang pelaut terkenal di Kekhalifahan Turki Utsmani. Pamannyalah yang mendorong Piri mencintai laut, memperkenalkan pelayaran, dan memahami kartografi. Dan Piri pun menjadi pelaut, navigator, dan kartografer terkemuka di abad ke-16 dan dipercaya sebagai laksamana perang Kerajaan Ottoman di masa kekuasaan Raja Sulaeman II.



Bagaimana Piri Reis menggambar peta dunia dengan sangat akurat di masa itu, masih menjadi misteri hingga sekarang. Piri Reis mengakui petanya dibuat secara manual dengan menggabungkan beberapa peta yang sudah ada pada saat itu, dan ditambah rekaman perjalanan Piri sendiri ke beberapa tempat di dunia. Ia menyebutkan menggunakan 34 sumber peta yang berbeda; 20 peta berasal dari zaman Iskandar yang Agung, 8 peta karya ahli geografi Muslim, 4 peta Portugis, dan 1 peta hasil karya Columbus.

Selain handal membuat peta, Piri Reis juga menulis sebuah buku navigasi, Kitab-i Bahriye (Book of Navigation). Kitab-i Bahriye adalah salah satu buku navigasi paling terkenal sebelum zaman modern. Buku ini berisi informasi rinci mengenai pelabuhan-pelabuhan penting dunia, teluk, gua, tanjung, pulau, selat, dan lokasi ideal untuk perlindungan di Laut Tengah, juga teknik-teknik navigasi, dan astronomi kelautan.



Kitab yang dibuat antara 1511 hingga 1521 Masehi ini telah direvisi beberapa kali. Sejumlah informasi ditambahkan pada buku ini, seperti jenis-jenis badai, teknik menggunakan kompas, tabel dan peta, rincian garis pantai dan pelabuhan, metode menemukan arah menggunakan bintang, karakteristik utama samudra dan pulau-pulau di sekitarnya. Tentu saja hasil karya Piri ini berkontribusi banyak pada penjelajahan yang dilakukan Christopher Columbus, Vasco da Gama dan pelaut lainnya dalam mencari jalan ke India dan negeri Asia lainnya.

Pada 1524 dan 1525 Kitab-i Bahriye oleh Piri Reis dipersembahkan sebagai hadiah kepada sang penguasa Kekaisaran Ottoman saat itu, Sultan Sulaiman II. Salinan Kitab-i Bahriye kini tersimpan di banyak perpustakaan dan museum di seluruh dunia.

Sejak pertama kalinya ditemukan, peta Piri Reis telah mengundang banyak kontroversi karena keakuratan datanya, dan yang menakjubkan adalah mampu memetakan kawasan-kawasan asing dan misterius di masanya.

Demikian kiprah seorang laksamana perang Turki Utsmani yang berkontribusi besar dalam membuat peta dunia. Semoga bermanfaat.

Sumber: 1 dan 2
Sumber gambar 1, 2, dan 3