calonpenulisAvatar border
TS
calonpenulis
Salju Terakhir Di Bumi Khatulistiwa


Terlihat para pendaki yang sedang mendaki Puncak Jayawijaya, sumber: warungkopi.okezone.com


Salju terakhir di bumi khatulistiwa, hampir semua orang berpikir bahwa di bumi khatulistiwa kita ini tidak akan mungkin dan hal yang mustahil akan memiliki salju. Seperti yang kita ketahui negara kita berada di garis khatulistiwa membuat negara kita beriklim tropis yang hanya mengenal dua musim yaitu musim hujan dan kemarau. Namun hukum ini sepertinya tidak berlaku untuk Puncak Wijaya, daya tarik dari Puncak Wijaya yaitu merupakan satu - satunya gunung yang puncaknya diselimuti salju di bumi khatulistiwa kita ini. Puncak Jayawijaya menjadi satu-satunya tempat di Indonesia yang diselimuti dengan salju. Puncak tertinggi di Indonesia yang berada di Taman Nasional Laurentz, Papua, ini juga menjadi incaran para pendaki gunung di berbagai belahan dunia. Puncak Jayawijaya merupakan gunung yang memiliki ketinggian hingga mencapai 4.884 meter di atas permukaan laut. Yang terletak pada titik koordinat S 04°04.733 dan E 137°09.572.  Gunung yang menjulang tinggi ini merupakan salah satu atap dari Indonesia dan menjadi titik tertinggi yang ada di Papua atau bahkan di Oseania dan Benua Australia. Puncak Jayawijaya adalah titik tertinggi yang meliputi Andes dan Himalaya, serta disebut – sebut sebagai puncak cartstensz pyramid.

Dilansir dari https://katalogwisata.com . Gunung ini juga termasuk dalam tipe Alpine Glaciation jika dilihat dari tipe gletsernya. Sedangkan di tempat yang lebih rendah dari puncak tertinggi, dapat dikategorikan kedalam tipe Valley Glacier. Valley Glacier merupakan gletser yang mencair sehingga turun dan mengalir ke tempat yang lebih rendah. Dapat dipastikan, di wilayah pegunungan ini juga terdapat sungai es. Fenomena ini tidak akan bisa anda temui di belahan bumi manapun. Sangat unik dan mengagumkan. Puncak Jayawijaya masuk dalam “Seven Summit” yaitu tujuh puncak benua dan biasa dikenal sebagai Piramida Carstenz. 

Puncak Jayawijaya ditemukan pertama kali oleh pria bernama Jan Carstensz pada tahun 1623. Ia adalah seorang petualang dari negeri Belanda. Karena penemuan itulah, Puncak Jayawijaya lebih dikenal dengan nama Carstensz Pyramid oleh dunia. Pengambilan nama tersebut awalnya berasal dari nama “Carstensz” sendiri untuk menghargai jasanya dan Pyramide berarti puncak. Sedangkan nama Puncak Jayawijaya, merupakan nama yang diberikan oleh Ir. Soekarno setelah berhasil membebaskan wilayah Papua barat dari jajahan Belanda. Awalnya tidak ada yang percaya dengan temuan  Jan Carstensz. Sebuah gunung yang di selimuti oleh es di daerah yang tropis. Memang jika dipikir kurang masuk akal. Namun setelah 3 abad dari penemuan ini, warga dunia barulah percaya jika gunung tersebut benar – benar ada. 
Puncak Jaya Wijaya merupakan salah satu impian dari semua pendaki di negeri ini, sesuatu yang sangat diimpikan semua pendaki untuk melihat sisi lain dari Indonesia. Es abadi Indonesia itu sebenarnya sudah menjadi impian para pendaki. Namun lokasinya yang sulit terjamah, dibutuhkan biaya mahal dan persiapan yang tak main-main. Dalam perjalanan menujuu puncak  dibutuhkan 7 hari perjalanan, sebenarnya kita juga dapat menyewa transportasi udara menggunkan helikopter, akan tetapi dibutuhkan budget hingga 55 juta perorang. Akan tetapi saat ini, keabadian esnya akan perlahan-lahan menghilang selamanya. Secara umum, penyebab utama berkurangnya es di Puncak Jayawijaya adalah karena terjadinya proses pemanasan global yang dapat mencairkan es baik di kutub maupun di pegunungan tropis.
Dilansir Antara, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengatakan jika Indonesia akan kehilangan salju abadi itu. Hal ini diperkuat dengan observasi yang telah dilakukan 2010, 2015 dan 2016 silam. Observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengukur kecepatan penurunan tebal es akibat pemanasan oleh atmosfer. Pada Juni 2010 tebal es puncak Jayawijaya 31,49 dan menyusut menjadi 26,23 meter pada November 2015. Mengalami laju penurunan tebal 1,05 meter per tahun sejak 2010. Tahun 2015 tebal es pada bulan November adalah 26,23. Yakni berkurang sekitar 1,05 meter sejak 2010.Pada Mei 2016 tebalnya menjadi 20,54 meter atau menyusut 4,26 meter dari November 2015. Faktor lain yang menyebabkan penyusutan es karena el nino yang terjadi pada 2015 dan 2016.
Tentunya kita tidak ingin salju yang ada di bumi khatulistiwa kita ini menghilang, untuk itu marilah kita bersama menjaga lingkungan dan menghindari hal - hal yang dapat memicu terjadinya pemanasan global seperti pengrusakan hutan, penggunaan emisi bahan bakar fosil pada kendaraan dan pabrik pabrik yang menumpuk di atmosfer, efek rumah kaca, dan lain - lain.

denbagoes01
nurulnadlifa
nona212
nona212 dan 48 lainnya memberi reputasi
49
11.5K
204
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Outdoor Adventure & Nature Clubs
Outdoor Adventure & Nature Clubs
icon
2.9KThread4.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.