Desain
Desain smartphone terbentuk tentunya dari permintaan pasar; Tipis, terasa premium, dan terlihat berbeda. Maka dari itu, muncul smartphone dengan bagian belakang kaca bahkan keramik, tidak tebal, nyaman digenggam, dan terlihat mahal. Kamu gak bisa menikmati kelebihan tersebut dengan baterai lepas pasang.

Fitur
Beberapa smartphone punya fitur tahan air. Sertifikasi P2i dan IP digunakan untuk melakukan klasifikasi terkait seberapa kuat perangkat "diserang" dengan air. Desain tahan air sulit diterapkan dengan desain baterai lepas pasang.
Debu dan pasir dapat masuk lebih mudah dengan desain baterai lepas pasang. Tidak begitu berbahaya namun bisa merusak beberapa komponen smartphone.

Desain baterai lepas pasang juga butuh lebih banyak ruang. Dengan baterai tanam, smartphone dapat disematkan fitur yang berguna seperti kamera tambahan, speaker stereo, atau sederhananya baterai yang lebih besar.

Ruang ekstra untuk fitur dan komponen lain
Jika produsen smartphone masih menggunakan baterai lepas, maka smartphone masa kini mungkin tidak memiliki tingkat ketipisan seperti banyak HP saat ini. 

Alasannya simpel, baterai lepas membutuhkan lapisan proteksi tambahan untuk perlindungan ketika digunakan sehari-hari. Ini tentunya berakibat adanya ketebalan ekstra yang ditambahkan produsen smartphone.

Daripada menggunakannya untuk lapisan pelindung baterai ekstra, produsen smartphone bisa mengadaptasi komponen lain.

Bisa meningkatkan kepuasan pelanggan, lewat fitur yang lebih baik seperti speaker stereo dengan komponen yang lebih besar daripada speaker mono, wireless charging, pemindai sidik jari, dan lain sebagainya.

1. Kurang otomatis
Sebagian orang menganggap dengan baterai tanam cukup rumit untuk urusan penggantian, semisal baterai cadangan.
Beberapa orang mungkin lebih senang dengan baterai yang bisa dicopot karena lebih memudahkan ketika membawa dua betarai sekaligus ketika bepergian.

2. Baterai Drop
Seiring usia baterai dan smartphone sudah tua dimana penurunan kualitas baterai.
Dengan penurunan ini tentu hal yang harus dilakukan adalah mengganti baterai, namun untuk mengganti baterai juga bukanlah hal mudah.
seperti kasus diatas, mengganti baterai tanam harus dibawa ke service center atau tukang servis jika Anda tidak berani membongkarnya sendiri di rumah.
Hal itu masih menjadi salah satu permasalahan yang sering dialami oleh kebanyakan orang  saat ini, tentu berbeda dengan baterai copot yang tentu setiap orang berani untuk menggantinya sendiri.

3. Smartphone hang atau error
permasalahan satu ini mungkin sangat menjengkelkan, ketika smartphone sedang asik digunakan tanpa disadari hang dengan tiba-tiba. Hal ini mungkin sering dirasakan oleh beberapa orang, tidak ada cara untuk mengatasi hal ini, kecuali kita menunggu sampai smartphone kita tidak error atau hang baru bisa digunakan.
Beda dengan ponsel baterai copotan, ketika hang tinggal copot saja baterainya tentu permasalahan sudah selesai dan smarphone tinggal dinyalakan ulang, beres.

4. Biaya mahal
Penggunaaan elemen yang lebih baik yakni Li-Polymer, sedangkan baterai Copotan menggunakan komponsel Li-ion, yang terkesan lebih jadul.

Namun dengan komponen yang lebih baik tentu biaya pembuatan akan lebih mahal, dan hal inilah yang akan terasa ketika kita mengganti baterai tanam.

Biayanya tentu tidak semurah ketika mengganti baterai copotan, seperti contoh baterai tanam dijual paling murah kisaran Rp 100 Ribuan, sedangkan baterai copot seharga Rp50 Ribu Anda sudah bisa mendapatkannya.

5. Konektor rusak ponsel dianggap mati.
Permasalahan ini mungkin jarang dijumpai, namun ini sangat fatal dan anda tidak bisa berbuat banyak kecuali menyservis smartphone.

Konektor adalah lubang colokan untuk mengisi daya smartphone, nah jika rusak tentu ponsel tidak bisa mengisi, dan ketika baterai habis ponsel akan mati dan tidak ada solusi selain diservis.

Namun, berbeda dengan baterai copotan masih ada solusi sederhana yaitu copot saja baterainya dan cas dengan menggunakan dekstop masalah akan teratasi.