Cendol dawet, jika membaca atau mendengar kata tersebut pasti kita langsung teringat lagu yang sedang viral saat ini. "Cendol dawet seger, limangatusan!"
Sebenarnya sebelum lagu itu ada, cendol dawet sudah lama ada. Bahkan berdasarkan kilas balik sejarah, cendol dawet ada sejak zaman-zaman kerajaan Nusantara!

Coba kita dengar lagi lagu cendol dawet, di sana mencantumkan harga lima ngatusan (Jawa) yang artinya lima ratusan.
Mungkin di dalam lagu tersebutan dibuat lima ratusan agar sesuai dengan rimanya saja ya, karena minuman segar yang terbuat dari tepung beras dibentuk seperti cacing dan dihidangkan dengan campuran es serut, santan dan air gula merah tersebut saat ini di daerah TS dibandrol dengan harga 3ribu rupiah.

Dengan harga 3ribu rupiah kita sudah bisa mendapatkan satu porsi cendol dawet lengkap, yang pastinya bisa menghilangkan dahaga di tengah panas yang membara!

Berbicara tentang cendol dawet, ternyata di daerah yang satu ini mempunyai tradisi adat dan budaya unik yang berkaitan erat dengan cendol dawet. Bahkan dapat dikatakan langka, karena kebiasaan semacam ini telah lama padam dan kembali dikenal karena ada salah satu video yang viral menyebar di media sosial.

Solo, tradisi ini berasal dari daerah kelahiran Presiden kita Bapak Joko Widodo. Nama tradisi ini adalah dodol dawet kreweng, yaitu tradisi ritual pernikahan di mana ibu dari mempelai wanita berjualan cendol dawet dan para tamu undangan membeli dawet tersebut menggunakan krewengatau dalam bahasa Indonesianya pecahan genting.

Berdasarkan penuturan salah satu sejarawan dan Guru Besar UNS yaitu Bapak Bani Sudardi, M.Hum, beliau menjelaskan bahwa tradisi ini sudah ada sejak lama, sejak ratusan tahun lalu.

Ada pun filosofi menjual cendol dawet ini adalah simbolik dan doa, agar sang mempelai mempunyai keturunan yang banyak seperti cendol yang bertaburan.
Masyarakat Jawa identik dengan "Banyak anak banyak rezeki".

Kenapa yang digunakan untuk membeli adalah pecahan genting?
Tidak lain tidak bukan karena mereka memang mempunyai kepercayaan dan keyakinan yang tidak bisa diganggu gugat. Meski pun genting, mereka akan tetap bersatu.

Untuk apa genting itu nanti?
Pecahan Genting yang digunakan untuk membeli cendol dawet tersebut dikumpulkan oleh orang tua laki-laki dari pengantin wanita, untuk kemudian disimpan di sentong. Tempat penyimpanan khusus pecahan genting!

Jika ada anak yang menikah lagi, pecahan genting akan kembali disimpan di dalam sentong, begitu seterusnya sampai seluruh anaknya menikah.

Setelah semua anak menikah, pecahan-pecahan genting tersebut diberikan kepada anak laki-laki di keluarga tersebut dengan harapan bisa untuk bekal menjalani kehidupan ke depan.

Unik sekali ya GanSis?
Agan dan Sista penasaran untuk melihat video viralnya?
Silakan lihat di bawah ini!

Tradisi yang sangat unik dan menarik ya!
Memang Indonesia adalah Negara yang kaya. Tidak hanya kaya akan sumber daya alam, namun juga kaya bahasa daerah, adat dan budaya, kesenian dan masih banyak lagi.

Maka dari itu kita semua harus bangga, sebab kita menjadi bagian dari Bangsa kita tercinta Indonesia.
Membuktikan rasa bangga dengan melestarikan kebudayaan, menjaga lingkungan hidup, perdamaian dan kedamaian.

Agan TS sendiri melihat viralnya tradisi Dodol dawet krewengsangat bangga, karena Ane juga keturunan Jawa Lampung, meski pun bukan dari Solo.

Agan dan Sista di sini bangga tidak dengan daerahnya masing-masing?
Silakan bagikan kebanggaan GanSis dengan berbagi tradisi dan adat kebudayaan unik dari daerah GanSis di kolom komentar. Agan Ts tunggu ya!

GIF