babygani86Avatar border
TS
babygani86
Bagi para Hooligan, Sepak bola bahkan lebih penting dari urusan Hidup dan Mati
Banyak pengertian tentang suporter. Satu hal yang pasti bahwa suporter adalah
pemain ke 12 dari sebuah tim sepak bola, bahkan lebih dari itu. Elemen teramat penting yang selalu memberikan suntikan semangat dan metiyasi bagi para pemain yang sedang berlaga. Maka tak heran jika kemenangan sebuah tim biasanya lebih sering diraih di kandang sendiri.

Hampir di seluruh negara di belahan dunia memiliki suporter sepak bola yang siap mendukung timnya. Termasuk di Indonesia yang memiliki barisan Suporter Siap mati demi timnya. Namun thread ini akan membahas fanatisme di Indonesia, Skotlandia, Spanyol atau Italia, melainkan menjurus ke fanatisme Suporter ditanah Inggris. Hooligans, para berandal yang bersatu kala tim kesayangan mereka yang juga dikenal dengan sebutan dengan The Three lions berlaga.



Tak jarang para berandal yang sebagian besar gemar minum alkohol ini Suka melakukan kekacauan sebelum dan seusai pertandingan selesai baik merayakan kemenangan maupun pemberontakan kala timnya kalah. Hal ini Sering terjadi di jamuan laga internasional antar negara seperti Piala Dunia, Piala Eropa, dan gelaran sepak bola internasional lainnya. Dan pada kenyataannya kekerasan hooligan di Inggris itu punya sejarah panjang dan umur yang sama dengan olahraga Sepak bola itu sendiri.

Arwah fanatisme tingkat tinggi para suporter Inggris tak hanya ada saat tim Inggris berlaga. Hooliganisme pun merambah pada klub—klub mereka yang berlaga di liga utama mereka. Setiap klub memiliki fans garis keras yang hidupnya kental dengan aroma pertarungan di jalanan. Di Film The Green Street Hooligans, diceritakan bagaimana kehidupan para fans fanatik klub West Ham United. Mereka hidup dan bertarung di jalan—jalan kota Londen atas nama kesetiakawanan, loyalitas. harga diri dan kebanggaan. Bukan Semata—mata penonton yang beli tiket dan berteriak memberi dukungan pada tim kesayangannya saat bertanding.

WeSt Ham United dan Millwall merupakan salah satu persaingan paling lama di Inggris, walaupun mereka hanya bertemu beberapa kali. Namun persaingan East London Derby ini telah berkurang, karena kedua klub telah bermain di divisi yang berbeda dalam jangka Waktu cukup lama. Peluang kedua tim bertarung adalah melalui pertandingan Piala FA dan Carling. Ketika kedua tim bertemu dalam pertandingan Piala Carling tanggal 25 Agustus 2009, kerusuhan pun tak terelakkan lagi. Bentrokan pecah di dalam dan di luar Stadium Upton Park. Pemain West Ham memproyekaai fans Milwall yang timnya kalah dengan skor 1-3. Di luar stadion dilaporkan seorang pendukung Milwall ditikam oleh fans West Ham.

Di London Utara, Arsenal dan Tottenham hanya terpisah jarak lima mil Satu sama lain. Persaingan dimulai pada tahun 1919 ketika Arsenal promosi ke diyisi utama dan Tottenham ketika itu sedang mengalami maaa kejayaan. Persaingan kedua tim diperparah dengan pengkhianatan Sol Campbell yang menyeberang dari Spurs ke
Arsenal pada tahun 2001. Padahal saat itu Campbell menjabat sebagai kapten Spurs. Ia pun dilabeli “Judas" oleh pendukung Spurs Yid Armys.

Di London Barat, derby seru kerap terjadi saat Chelsea jumpa Fulham. Sedangkan di London Selatan, derby panas adalah milik Charlton Athletic, Crystal Palace, dan Wimbledon. Terutama saat Wimbledon masih bermarkas di Selhurst park (kandang
Crystal Palace]. Wimbledon dikenal dengan permainan kasarnya hingga diberi
Julukan The Crazy Ganks. Namun seteleh Wimbledon pindah markas ke Milton
Keynes, derby London Selatan tidak sepanas dulu lagi.

Kota Liverpooll dan Manchester juga menjadi basis suporter terfanatik di inggris.
Kebesaran nama kedua tim tersebut tak luput dari prestasi timnya dan tentu saja para suporternya. Liverpool yang bermarkas di Anfield sejak tahun 1884 memiliki jumlah supporter yang sangat banyak dan fanatik. Sejak kehadirannya, klub yang berjuluk the reds ini sudah banyak menorah prestasi gemilang. Hingga pada 29 mei 1985 terjadi sebuah tragedy yang menodai Liverpool dan fanatisme hooligan inggris.

Tragedi yang dikenal dengan tragedy Heysel ini terjadi kala hooligan Liverpool bertemu dengan supporter Juventus pada pertandingan final piala champions di stadion Heysel belgia. Peristiwa ini bermula dari pendukung masing masing klub yang saling mengejek dan melecehkan. Kemudian pada pendukung Juventus mulai melemparkan kembang api ke arah pendukung Liverpool, dan terjadilah baku hantam massal di dalam stadion.



Bahkan pagar pembatas yang memisahkan merekapun rubuh dan total 39 orang tewas akibat bentrok tersebut. Fifa lalu menjatuhkan skorsing bagi semua klub inggris untuk tidak mengikuti seluruh kompetisi eropa yang diadakan UEFA sebagai imbas dari tragedy tersebut. Namun para penghuni The kop (area paling militant di stadion Anfield) tak akan lelah untuk terus menyanyikan lagu kebangsaannya yang berjudul you’ll never walk alone demi mendukung tim kesayangan mereka.

Rivalitas, derby dan seteru abadi memang menjadi salah satu factor utama yang membakar semangat fanatisme. Kita dapat melihat bagaimana gilanya semangat setiap pemain Liverpool saat menjamu seteru abadi mereka, Manchester United di Anfield, begitu pula sebaliknya. MU juga punya sejarah rivalitas yang panjang dengan Leeds united dan Manchester city. Hamper di setiap pertandingan antara MU dan Leeds selalu dihiasi dengan bentrokan antar supporter mereka. Sejarah mencatat pada tanggal 14 september 2002, duel premier league antara MU kontra leeds united membuahkan kerusuhan berdarah antar supporter kedua tim di Ellan road. Fans leeds pun dibikin sakit hati bukan main saat pemain pujaan mereka, rio Ferdinand dan alan smith hijrah ke MU.

Di kota Manchester, para citizens (fans Manchester city) sama sekali tak menganggap Manchester united sebagai bagian dari kota Manchester. Manchester is blue, kata mereka. Mantan personel Oasis, Liam dan noel Gallagher, adalah penggemar berat city yang paling terkenal dan suka menulis lagu untuk city. Mereka pun kerap melontarkan kebenciannya kepada united. Di old Trafford, kandang MU, para supporter sering membentangkan spanduk bertuliskan Manchester united is my religion, old Trafford is my church, kala MU bertanding di lapangan hijau.

Namun mereka semua pada kenyataannya dapat bersatu tanpa perseteruan saat tim nasional Inggris berlaga di kancah internasional. Dengan banyaknya ancaman sanksi yang diberikan oleh Fifa, para hooligan Inggris berpikir 2 kali untuk melakukan tindakan anarkis karena takut dikenai sanksi yang dapat merugikan tim dan mereka sendiri. Bagaimanapun juga, bagi para hooligan, seperti kata Bill Shankly, sepak bola bahkan lebih penting dari urusan hidup dan mati.




Spoiler for Referensi:


milktoasthoney
nona212
tien212700
tien212700 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
3.1K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Soccer & Futsal Room
Soccer & Futsal Room
icon
5.5KThread8.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.