Konflik di perairan Natuna antara Indonesia dengan Cina kini semakin memanas. Bahkan di media sosial isu tersebut ikut menyeret Malaysia dalam polemik ini. Beredar informasi yang menyatakan bahwa Malaysia secara diam-diam menggeser patok perbatasan Indonesia hingga 1 kilometer saat konflik Indonesia dan Cina di perairan Natuna mencuat. Narasi tersebut dibagikan oleh pengguna Facebook bernama “Mblo On” pada Senin, 6 Januari 2020. Dalam narasinya, pengguna Facebook tersebut mengunggah tangkapan layar yang memuat gambar karakter kartun Tom disertai gambar bendera Malaysia di bagian pojok kiri atas. Selain itu, dalam caption-nya juga tertulis: “Hehe… Gak sengaja slurr”.



Sontak, narasi tersebut menjadi perdebatan warganet. Hingga kini, unggahan pengguna Facebook tersebut telah direspon lebih dari 8 ribu kali, dikomentari lebih dari seribu kali, dan dibagikan lebih dari 500 kali.

Lantas benarkah Malaysia memang menggeser patok perbatasan Indonesia hingga 1 kilometer disaat ketegangan antara Indonesia dan Cina memanas? Kali ini Hansip Hoax akan membeberkan fakta terkait narasi tersebut!


PEMERIKSAAN FAKTA
Melansir dari fakta-fakta yang Hansip Hoax temui dari Tempo.co, didapatkan informasi bahwa pemberitaan terkait hal tersebut sebenarnya sudah pernah dipublikasikan oleh media arus utama pada Maret 2019 lalu. Salah satu situs yang mengangkat pemberitaan terkait isu tersebut adalah Antaranews.com. Artikel yang dimuat oleh Antaranews.com menjelaskan bahwa bergesernya patok perbatasan antara Indonesia dan Malaysia itu terjadi di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, tepatnya di Desa Ajikuning, Kecamatan Sebatik Tengah.

Saat itu menurut Asisten Intelijen Komando Armada Timur II, Kolonel Laut Jatiar Sinaga, patok perbatasan di Desa Ajikuning itu seharusnya berdiri pada koordinat 4.10 derajat. Namun, setelah ditelusuri, patok perbatasan itu berada 1 kilometer di dalam wilayah NKRI.

Jatiar menyatakan, saat menyusuri jalur sungai Desa Ajikuning, timnya dikabarkan masuk di wilayah kedaulatan Malaysia. Padahal, jika merunut pada titik koordinat yang sebenarnya, patok perbatasan tersebut berdiri di sebelah sungai itu.

Menurut Jatiar, fakta yang ditemukan di lapangan soal patok perbatasan ini pun akan dilaporkan kepada pimpinannya dan pemerintah Indonesia. Tujuannya, agar dapat diselesaikan bersama demi kedaulatan NKRI.

Polemik mengenai hal tersebut memang sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Maka dari itu, untuk menyelesaikan polemik yang terjadi, pada 14 Juli 2019 dilakukan upaya pengukuran, pengecekan, serta pemetaan batas kedua negara untuk menentukan batas terbaru oleh Badan Informasi Geospasial Indonesia bersama lembaga Jabatan Ukur dan Pemetaan Malaysia.

Pengecekan yang berlangsung selama tiga hari tersebut dimulai dari patok di wilayah timur hingga barat Pulau Sebatik dengan melewati 10 patok kelanjutan dari program nasional dari Direktorat Topografi Mabes TNI.