mangendol
TS
mangendol
The Haunted
  
The Sypnosis:  Haunted

 

 

Sebuah cerita yang tidak terduga dapat terjadi di kehidupan seseorang yang tidak pernah memperkirakan bahwa roh-roh bergentayang itu memang ada. 

Dan  berencana menghalau dengan hanya mempergunakan tekad dan keberanian diri sebagai senjata, yang sangat jelas bukan merupakan tindakan yang memadai, yang mana seharusnya  sangat membutuhkan sebuah kognisi dan kesadaran yang pasti terhadap segala bentuk kehadiran dan keinginan mereka di dunia mereka yang 

 

 
Bab 1 :
  
Kepergian……
 
Ketika langkah-langkah kaki panjang Penny menginjak di bandara International Ngurah Rai, Bali, terasa kepenatan yang dirasakan selama perjalanan dari Jakarta hilang seketika, dan keceriaan tercermin dengan jelas terukir  diwajahnya yang berseri. 

Bibirnya selalu tampak tersenyum indah memperlihatkan jiwanya yang cerah dan dengan langkah yang tertata rapih, gemulai bagaikan seorang peragawati.  Penny berjalan menyusuri lorong panjang dengan kaca tembus pandang, menampilkan bangunan khas Bali di kiri dan kanan, dan suara gamelan Bali menyambut di setiap langkahnya menuju bagian kedatangan.

Pesawat berbadan lebar yang dia tumpangi, hampir terisi penuh padahal hari itu bukan hari diujung pekan, sehingga Penny harus sedikit mengeluarkan ekstra waktu untuk mencari dua kopor besarnya di tempat dimana semua barang dari pesawat di turunkan. 

Penny bertubuh semampai dan cukup tinggi untuk ukuran seorang wanita.  Bola matanya bundar, dihiasi bulu mata panjang nan lentik. Bulu alisnya melengkung indah bagaikan busur panah menghiasi wajahnya ditambah dengan pipinya yang sedikit berisi serta rahangnya yang panjang dan besar, mencerminkan kepribadian yang cukup tegar dan tegas. 

Secara keseluruhan Penny berwajah sangat cantik dengan tubuh yang sangat proposional dengan lehernya jenjang menggantung di bahunya yang melengkung indah. Tubuhnya yang berisi di balut kaos berwarna kuning polos serta warna hijau muda berbentuk daun menghiasi baju bagian bawahnya. Ikat pinggang kuning ketat melingkar di pinggangnya yang langsing menambah lekukan tubuhnya jelas dapat terlihat mempesona setiap pria yang melihat.

Tapi penny tidak perduli akan hal itu, dia tetap berdiri di Conveyer belt yang berputar,  mencari kopornya. Tiba-tiba seorang porter datang menghampiri, menawarkan jasanya.

Oh...boleh pak, tolong dua kopor saya besar berwarna merah, ya...?”. Kata Penny dengan suara lembut sambil memberikan nomor bagasinya, lalu dia menjauhi ‘conveyer belt’ dan berdiri di keramaian orang-orang yang juga tengah menunggu  koper mereka masing-masing.

Dia merasakan dengan jelas, bahwa setiap laki-laki sedang memperhatikan dirinya, ditambah lagi dengan orang-orang asing yang selalu memenuhi bandara yang bertaraf Internasional itu, hilir mudik melihat dirinya dari ujung kaki sampai ujung rambutnya seakan-akan ingin menelan. Lama kelamaan perasaan risih menyelinap di hatinya, Penny berjalan perlahan, dan masuk di salah satu konter yang berjajar.

Beberapa pramuniaga menyambutnya dengan ramah, Penny membalasnya dengan senyuman sambil tangannya bergerak cepat memilih kaos khas buatan Bali, bergelantungan.

”Hmm....”. Gumannya sendiri

Seorang pramuniaga menghampirinya.

Yang ini bagus, miss...... dan warna nya cocok buat kulit seputih miss...”. Sapanya dengan logat Bali yang kental.

Wah, cukup mahal disini, ya...?. Katanya kalau di pasar-pasar bisa lebih murah...”. Jawab Penny tanpa melihat wajah pramuniaga, yang sejak dari tadi memperhatikan Penny dengan seksama tanpa berkedip.

”Lah, kwalitasnya juga lain, miss... Dari bahan, warna dan juga coraknya. Coba nanti bisa dibandingkan. Kalau pakai yang ini tidak terasa panas, tapi kalau yang di pasar pasti panas...”.

Penny tersenyum. Basi...

Yah... sudah, saya beli 2 yang ini. Buat jalan jalan nanti sore. Kalau pakai kaos seperti ini pasti panas, ya...?”.

Pramuniaga itu mengangguk kaku sambil tak lepas matanya menatap Penny.

Ada tambah yang lain, miss..?”.

Penny menggelengkan kepalanya dan berjalan kearah kasir yang di ikuti oleh pramuniaga tersebut dari belakang.

Keadaan kasirnya tidak jauh dari pramuniaga yang melayani,  menatap Penny dengan seksama, walaupun Penny sudah tersenyum, kasir itu tetap menatapnya dengan kagum.

”Ng...,miss...”. Kata pramuniaga yang masih berdiri setia menemani Penny di tempat kasir.

Ya..”.  Jawab Penny singkat yang kali ini berusaha untuk menatap balik dua pramuniaga dihadapannya.

Miss, artis dari jakarta, ya...?”. Tanyanya polos.

Penny tertawa renyah memperlihatkan sederetan giginya yang putih.

Iya..., miss ini artis. Saya suka melihat foto-fotonya di majalah... Iya kan, miss...?”. Potong kasir yang berwajah bulat.

Aku bukan artis. Aku peragawati. Tapi itu 20 tahun yang lalu, maksudnya Aku sudah pensiun sekarang...”. Jawab Penny ringan, menerangkan sambil jari jemarinya  mencari uang di dompet.

Tapi, saya masih suka melihat miss ada di beberapa majalah..........”. Sambut ke duanya hampir bersamaan.

Yah... sekali-kali. Tapi di majalah saja, sudah tua, dan sudah punya anak...!”. 

Tapi, miss... masih cantik sekali. Tidak kelihatan sudah punya anak...”. Kata kasir menempali.

Putri tersenyum bangga. Hm.... masih cantik.

Anak nya berapa, miss,...?”. Rasa penasaran masih menjera kedua gadis Bali itu.

Satu, laki-laki...”. Jawab Penny pendek.

Pasti cakep, ya...miss..?.”.

Penny tertawa, memperlihatkan kembali sederetan gigi putihnya, bersinar......

Sudah, ah.... nanti Aku ga bisa tidur ...”. Kata Penny berbasa basi

Tapi, emang iya, miss.... liat tuh...!, semua laki-laki ngeliatin dari tadi, juga bule-bulenya, apalagi bule yang disana.., tuh...!”.

Secara refleks Penny melihat sekelilingnya, dan ternyata benar, semua lelaki sedang menatapnya, terutama orang asing yang ditunjuk yang juga tengah menatapnya, malah melemparkan senyum. Sangat tampan..!

Sialan...!”. Gerutu Penny dalam hati, segera mengalihkan pandangan, dan terpampang kedua gadis Bali yang lugu, tersenyum....

Ah...kalian, sih...!. Jadi Aku lihat mereka, tuh... memalukan....!”.

Kedua gadis itu tertawa cekikikan, yang disusul oleh Penny.

Mereka tidak pernah melihat perempuan secantik miss, jadi pada bengong begitu..”. Gurau keduanya.

Ah..., bikin Aku jadi risi, nih.....”. Kata Penny seraya membalikkan badannya.

Tiba tiba pada saat itu, muncul porter dengan 2 buah koper merah yang berukuran besar.

Okay, ladies.... kalau begitu Aku pergi dulu sampai ketemu, ya...”. Kata Penny ramah dan dengan langkah gemulai meninggalkan ke duanya,  melewati para lelaki yang masih menatapnya, termasuk laki-laki asing yang berwajah tampan itu.

Di luar pintu bandara, seorang lelaki memegang papan bertuliskan beberapa nama.

Dari Kahlia Resort...?”. Tanya Penny ketika membaca namanya diantara nama-nama lainnya.

Iya, betul.., miss”. Jawab lelaki dengan seragam Hotelnya, sangat ramah.

Bis berwarna kuning,  silahkan......” Katanya lagi sambil menunjuk ke tempat parkir.

Ada luggage...?”.

Iya ada.., tapi biarin ”mas porter” ini saja yang bawa. Mau kan, mas...?”.

Porter itu mengangguk dan berjalan mengikuti Penny dari belakang menuju Bis yang terpakir di parkir area, di seberang jalan.

Bis tidak langsung bergerak, dan kemungkinan telah lebih dari 10 menit  Penny  duduk bertiga dengan sepasang bule yang asyik berbincang tanpa merasa terganggu dengan Bis yang belum juga berangkat. Tak lama kemudian, terlihatlaki-laki yang membawa papan nama itu  berjalan agak cepat yang di ikuti dari belakang oleh seorang laki-laki remaja berparas  tampan.

Penny tertegun sejenak, memandang dari balik kaca jendela bis. Teringat anaknya yang kemungkinan usianya sama dengan pemuda itu. Tanpa terasa, Penny masih sedikit berusaha melirik, ketika dia melintas didepan dan mengambil tempat duduk dibelakangnya.



Diubah oleh mangendol 29-02-2020 05:25
lina.whsomeshitnessGimi96
Gimi96 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
3.4K
37
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.