priakuta
TS
priakuta
MUI Jatim Larang Muslim Kecuali Wapres, Ucapkan Selamat Natal
Surabaya, CNN Indonesia -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur (Jatim) meminta umat Muslim tidak mengucapkan selamat Natal kepada umat Kristiani yang merayakannya. Namun, imbauan tersebut tak berlaku untuk Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris MUI Jatim, Mochammad Yunus. Menurutnya pengucapan selamat Natal atau selamat hari besar agama lain, bisa merusak akidah Islam.

[table][tr][td]Lihat juga:
 MUI Jatim Jamin Tak Ada Sweeping Ormas Jelang Natal
[/td]
[/tr]
[/table]
"Jadi mengenai ucapan Natal karena ini masuk wilayah akidah, ketika kita mengucapkan selamat kepada peringatan itu. Ini berpotensi merusak akidah kita," ujar Yunus, di Surabaya, kemarin.


Ia menambahkan ketika seorang Muslim mengucapkan selamat Natal maka orang tersebut membenarkan ajaran agama lain.

"Ucapan Natal itu kan perayaan lahirnya anak tuhan, karena itu masuk wilayah akidah. Ketika kita mengucapkan selamat kepada peringatan itu sama saja kita memberi selamat atas lahirnya putra tuhan," ujarnya.

Kendati demikian, imbauan itu kata dia, bisa saja tak berlaku bagi pemimpin negara, salah satunya Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

"Ya beliau (Ma'ruf Amin) susah juga ya. Ulama juga pemimpin. Tapi ya beliau pasti punya pertimbangan sendiri," ujarnya.

Yunus yang juga Sekjen Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jatim ini pun menyarankan kepada pemerintah sebaiknya menunjuk pejabat yang seiman untuk mengucapkan selamat kepada mereka yang merayakan Natal.



"Kepemimpinan itu tidak tunggal, tidak perseorangan, ada sekretaris, ada strukturalnya. Kemenag misalnya, ada Binmas agama-agama lain. Kalau misal dia (pemerintah) hati-hati, dia akan memerintahkan Binmas agama lain yang merayakan Natal untuk mengucapkan selamat," katanya.

[table][tr][td]Lihat juga:
 Menag Sebut Ucapkan Selamat Natal Tak Ganggu Akidah
[/td]
[/tr]
[/table]
Ia juga meminta masyarakat untuk memahami makna toleransi dengan benar. Menurutnya bentuk toleransi adalah saling menghormati perbedaan, bukan mencampuradukan ajaran agama.

"Toleransi itu sepakat dan setuju di dalam masing-masing agama, sehingga ketika orang tidak mengucapkan selamat hari Natal, menggunakan atribut perayaan mereka itu jangan disebut intoleran," katanya. (frd/wis)


sumur :
https://www.cnnindonesia.com/nasiona...selamat-natal

Kalau di rumah kampung , di sekolah agama , isinya tetangga atau teman cuman 1 agama saja , ya gapapa ini diikuti.......urusan tuhan , ya beribadah dengan tuhan, ga ada ceritanya mengucapkan itu merusak akidah, dilihat dari sudut pandang pemimpin, warganya wberagama majemuk. Dilihat dari sudut bertetangga, rasanya indah itu toleransi beragama.....justru himbauan ini , jadi perdebatan bila didasarkan kebinekaan kita.....kecuali memang Indonesia itu sekuler........indahnya kalau semua saling menghormati, apa kata - kata larang ini nantinya tidak menjadi stimulus ketidaksukaan satu dengan lainnya, bagaimana kalau muncul himbauan larangan mengucapkan selamat hari raya idul fitri di kalangan agama lain....rasanya jadi ngga teduh lagi.....bisa saling mengumpat, memaki dan sebagainya .

Jaya Indonesia......merdeka. wassalamualaikum, 
nomoreliessebelahblog4iinch
4iinch dan 3 lainnya memberi reputasi
4
3.4K
79
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.2KThread39.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.