• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Dari Kulit Sampe Jantung! Ini yang Terjadi pada Tubuhmu Setelah Mengalami Putus Cinta

elviciAvatar border
TS
elvici
Dari Kulit Sampe Jantung! Ini yang Terjadi pada Tubuhmu Setelah Mengalami Putus Cinta
Putus cinta dapat membuat seseorang seolah tidak mempunyai hal lain untuk ditakuti, bahkan bisa berpikir sekarat dan kematian adalah penawar bagi kesakitannya. Benar saja jika demikian, bahwa perpisahan begitu berbahaya dan mempunyai efek fisiologis yang dapat merugikan tubuh.


Berikut yang terjadi pada tubuhmu, fisikmu setelah mengalami sebuah perpisahan atau putus cinta.

1. Fight or flight response


"Fight or flight response"adalah respons bawaan tubuh yang siap secara refleks jika ada ancaman atau serangan terhadap kelangsungan hidup. Reaksi alami ini bukan hanya dipicu oleh keadaan atau ancaman kepada fisik, tetapi juga dapat dipicu oleh trauma emosional atau mental. Menurut Erika M., Psy.D., “Oleh tubuh, perpisahan dianggap sebagai pemicu stres, dan tubuh tidak membedakan apakah pemicu stres itu datang dalam bentuk patah hati atau keadaan bahaya seperti dikejar binatang buas. Tubuh akan merespons keduanya dengan cara yang sama; juga respons terhadap rasa takut, gentar, konsentrasi yang buruk, dan pikiran yang mengganggu. Sementara stres dari ancaman yang ditimbulkan saat dikejar binatang buas bersifat sementara, stres akibat putus cinta berlangsung lebih lama dan dapat menyebabkan kecemasan kronis, dan jika dibiarkan tidak tertangani, dapat menjadi depresi.

2. Sistem kekebalan tubuh semakin lemah


Pernah mendengar tentang orang-orang yang mengatakan putus cinta bagai “tersambar petir”? Jika kamu berpikir perpisahan itu menyakitkan secara fisik, kamu tidak hanya membayangkannya. Patah hati akan mengambil korban fisik pada tubuhmu dengan mematikan beberapa bagian tertentu dari sistem kekebalan tubuh yang membantu melawan virus. Menurut Caddell, “Hormon stres dilepaskan, yang seiring waktu dapat menyebabkan penurunan fungsi kekebalan tubuh dan banyak masalah kesehatan lainnya. Tubuh pada dasarnya lebih lemah setelah putus cinta, dan mungkin lebih sensitif terhadap rasa sakit fisik juga. Orang menggambarkan perpisahan dengan metafora fisik karena ia benar-benar dapat merasakan sakit secara fisik."

3. Jantungmu untuk sementara membesar


Ini bukan kiasan. Ketika kamu mengalami perpisahan, jantungmu benar-benar membesar dalam kondisi yang didefinisikan oleh The American Heart Association sebagai 'sindrom patah hati', sesuatu yang dapat menyebabkan dampak kardiovaskular seperti gagal otot jantung: “Sebagian jantung membesar untuk sementara dan tidak memompa dengan baik, dan bagian jantung yang lain berfungsi normal atau dengan kontraksi yang bahkan lebih kuat." Sindrom ini jauh lebih mungkin memengaruhi wanita, dengan lebih dari 80 persen kasus. Gejala sindrom patah hati mengalami nyeri dada dan detak jantung yang tidak teratur, sehingga sering salah didiagnosis sebagai serangan jantung. Untungnya, biasanya akan hilang dalam beberapa minggu dan umumnya adalah sesuatu yang hanya dialami sekali oleh seseorang.

4. Perubahan pola tidur dan nafsu makan


Hormonmu yang bertanggung jawab atas ini. Ciri khas dari tekanan mental adalah gejala perubahan tidur yang signifikan dan perubahan nafsu makan. Oleh karena perpisahan masuk dalam stresor jangka panjang, pelepasan kortisol mengalihkan darah dari sistem pencernaan sehingga prosesnya melambat dan memicu kondisi seperti iritasi usus besar. Akibatnya, kamu cenderung makan terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Itu belum semuanya. Tidurmu juga bisa berdampak serius. Insomnia atau hipersomnia sering terjadi diakibatkan hilangnya hubungan yang serius, dan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik lainnya, seperti sakit kepala, semangat dan energi rendah, motivasi rendah, kecemasan, stres yang lebih besar, dan depresi.

5. Dopamin terpicu menyebabkan keinginan besar yang impulsif


Sebuah studi para peneliti di Columbia University menunjukkan bahwa ketika kamu mengalami perpisahan dan sangat kehilangan sesuatu yang pernah menjadi bagian penting hidupmu, perasaan itu akan dibaca sebagai keinginan. Sama dengan bagian otak yang distimulasi ketika pecandu kokain mengalami penyetopan. Jenev Caddell, psikolog dan terapis pasangan, menjelaskan fenomena ini: "Pada orang-orang yang jatuh cinta, ada peningkatan aktivitas otak yang menghasilkan neurotransmitter dopamin, yang terkait dengan sistem penghargaan diri. Sayangnya, sama seperti saat jatuh cinta, setelah putus cinta, area otak ini juga diaktifkan. Jadi, kamu mungkin bisa terobsesi dengan orang itu, walau tanpa balasan apa pun.

6. Tingkat kortisol dan tekanan darah meroket


Kortisol adalah hormon stres yang dilepaskan ketika kita mengalami segala situasi stres. Setelah hubungan romantis diakhiri, kortisol mengaktifkan sistem saraf simpati kita, memungkinkan kita untuk mengatasi stresor. Masalahnya, putus cinta adalah stres jangka panjang, dan kortisol yang bertahan lebih lama malah tidak membantu, menyebabkan kecemasan, kekhawatiran, ketakutan, hingga kelelahan fisik.

7. Peradangan kulit


Sepertinya keadaan sekarang banyak yang menyebabkan jerawat, baik dari makanan, atau cuaca. Dan sayangnya, putus cinta juga. Para peneliti Wake Forest, setelah memperhatikan variabel pemicu lainnya seperti cuaca tadi, menemukan bahwa jerawat adalah 23 persen lebih mungkin terjadi ketika orang mengalami tingkat stres yang tinggi. Penelitian mereka membuktikan bahwa stres memang dapat memicu peradangan—dan jerawat adalah penyakit peradangan.

Bagaimana, siap untuk putus cinta dan patah hati?


Referensi: 1, 2| Ilustrasi: google
Diubah oleh elvici 08-12-2019 06:01
4iinch
sebelahblog
081364246972
081364246972 dan 42 lainnya memberi reputasi
43
12.6K
355
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.