Berbagi makanan di bawah terik sinar mentari, tak masalah. Malah itu sudah biasa. Bahkan, nyaris sudah setahun ini mereka lakukan. 

Meski itu hanya bisa berbagi nasi box. Tetapi, orang-orang yang tergabung dalam komunitas satu ini ikhlas. Dijamin tanpa pamrih. Lagian di zaman now ini, mana ada yang serba gratis.

Orang-orang yang peduli sesama ini sebenarnya tergabung dalam komunitas yang mereka namai, Seumat. Singkatan dari Sedekah Jumat.

Komunitas ini berbagi rezeki tiap hari Jumat dan murni organisasi sosial. Tidak ada unsur politisnya. Apalagi kepentingan pribadi.

Sutriani, salah seorang pelopor komunitas seumat ini mengatakan, organisasi umat ini sebenarnya sudah berdiri sejak 2018 lalu. Saat ini sudah ada 80 relawan yang sering bergabung.

Ada enam orang yang terdorong membangun organisasi ini. Salah satu, Sutriani ini. Bersama dengan A Hasri, Irani, Risma, Hamria, dan Shinta.

"Kita ada enam semua boleh dibilang sebagai pelopornya. Alhamdulillah, ternyata hadirnya organisasi ini mendapat banyak respon. Banyak yang mau bergabung saat awal dibentuk," akunya, Jumat, 29 November 2019 disela berbagi nasi box kepada sejumlah tukang becak.


(FOTO: DOK. PRIBADI)

Sutriani pun menegaskan, komunitas ini betul-betul murni sosial Tak ada pamrih sedikit pun. Malah kedepan ia berharap, komunitas ini bisa tersebar di wilayah Sulsel," harapnya.

Sutriani dkk masih ingat betul saat turun berbagi pada Jumat, 16 Agustus 2019 lalu. Yah, seperti biasa Sutriani dan kawan-kawan kembali melaksanakan kegiatan berbagi Jumat mereka.

Masih seperti biasa. Berbagi nasi dos. Hanya saja, kali ini di jalan. Bukan di masjid. Sama seperti yang mereka lakukan pada Jumat, 29 November ini.

Jumlahnya pun kali ini bahkan jauh lebih banyak dibanding pekan-pekan sebelumnya. Ada 300 box nasi. Lengkap dengan air mineralnya.

"Jadi sebenarnya gini. Kita ini berbagi tidak hanya di masjid ya. kadang di jalan atau kalau ada musibah misalnya, kita fokus disitu. Tetapi berbaginya di hari Jumat ya," bebernya.

Dan yang disasar paling diutamakan untuk diberikan nasi dos itu adalah orang-orang dhuafa. Misal, tukang becak, anak jalanan, ibu-ibu yang jompo, atau lansia. "Yah, kadang juga kalau misal di jalan ada orang naik motor. Kita samperin. Kita kasi nasi dosnya. Semoga berkah. Amin," harapnya.


(FOTO: DOK. PRIBADI)

Shinta, rekan Sutriani membeberkan, sebenarnya komunitasnya ini sudah punya planning. Yaitu apa program kerja rutin setiap jumat.

Jadi di planning ini, tak hanya ada bagi-bagi nasi box untuk tukang becak, tukang ojek, petugas kebersihan, kaum dhuafa, anak-anak panti asuhan dan tahfidz Quran.

Tetapi sebenarnya juga punya program memberi bantuan kepada warga yang tertimpa musibah. Seperti bagi-bagi sembako, pakaian, atau keperluan lainnya.

"Bantuannya ini ya murni dari donasi teman-teman ya. Bahkan banyak pula yang dari non-anggota yang percayakan bantuannya ke kita. Insyaallah amanah," ujarnya.

Shinta pun membeberkan, proses pengumpulan donasi di luar anggota. Itu sejauh ini biasanya melalui postingan di media sosial. "Kalau untuk laporan itu agar lebih terpercaya. Semuanya kita up di fanpage Facebook kami. Yah, nama Fanpagenya itu, Seumat-Sedekah Jumat Pinrang. Disitu lengkap laporan kegiatan kami," bebernya.

Semua anggota pun berharap, komunitas ini bisa lebih banyak lagi merangkul orang-orang yang mau tergerak hatinya untuk peduli sesama. Sebab, di luar sana ada banyak orang yang masih membutuhkan uluran tangan para penderma.

Apalagi saat ini aktivitas pekerjaan kian padat. Jadi, jika memang tak punya waktu tetapi punya kemauan berbagi. Tak ada salahnya memberikan kepercayaan materi Anda di komunitas ini. (*)

Sumber: Pengalaman Pribadi, Dokumentasi Pribadi

TASTETHELOCAL, INSPIRING PEOPLE/PRODUCT/PLACE/COMMUNITY, MLDSPOTKONTENHUNT dan KASKUSXMLDSPOT