missforget21Avatar border
TS
missforget21
Black Eye.2
  
Setelah polisi melakukan pemeriksaan dan tidak menemukan apa-apa, akhirnya aku kembali sendiri di rumah dan mulai berfikir tentang kejadian aneh malam ini.
Dan entah mengapa aku teringat akan pria aneh yang kutemui tadi.
Dan lagi..
Pria itu memang berdiri di depan rumah keluarga Jonson..

"Jangan-jangan..."

Fikiranku langsung menjadi negatif.. Pria aneh itu memang mencurigakan. Tapi aku tidak tau bagaimana rupanya... Dan bagaimana aku melaporkan kejadian itu ke polisi jika aku sendiri tidak yakin dengan yang kulihat.

*****

. Setelah malam yang mencekam itu berlalu, aku kemudian menghubungi keluarga ku untuk memintanya segera kembali dari rumah bibi.
Tapi sial..

Mereka masih akan tinggal sampai minggu depan.
"Aahh.. F**k.. Bisa mati aku sendiri di sini..."

Jujur.. Rasa takut dan khawatir memenuhi rongga dadaku. Bukan tanpa alasan..
Tapi keberadaan si Psico itu yang membuat ku dan tentunya warga lain resah.
Bagaimana tidak, jika seorang pembunuh berdarah dingin berkeliaran di lingkungan kami tanpa di ketahui pasti siapa dan di mana dia. Siapa saja bisa menjadi korban selanjutnya.. Tidak terkecuali..
Aku..

*****
. Sama seperti kasus Larry dan keluarganya sebelumnya. Kejadian kelam itu tentu menjadi buah bibir masyarakat sekitar. Dan jujur hal itu membuat ku tidak nyaman. Hal itu tanpa mereka sadari akan membuat si psico semakin senang karena dia ditakuti dan tentu dia akan semakin berani melancarkan aksinya.

Aku yang masih saja diselimuti rasa takut akhirnya menelfon salah seorang temanku untuk menemani ku tinggal di rumah sampai keluarga ku kembali. Dan untungnya dia bersedia.

Yah.., Laura memang teman yang selalu bisa ku andalkan setiap waktu. Kami memang sudah bersahabat sejak kami duduk di bangku SD. Yah.. Perjalanan persahabatan kami tidak mudah memang.. Tapi tidak begitu sulit jika kami saling percaya.

*****

Yups..
Akhirnya malam ini aku tidak lagi sendiri di rumah, Laura akan tidur bersamaku malam ini dan begitu juga malam-malam selanjutnya.
Banyak perbincangan yang kami bicarakan sebelum tidur.., mulai dari pelajaran sekolah sampai dengan urusan asmara.
Aku rasa semua orang juga melakukan hal yang sama saat dia bersama sahabatnya.

"Jadi berapa lama orang tuamu berlibur..?"
Tanya laura.

"Mereka tidak sedang berlibur laura.. Mereka sedang menghadiri pernikahan bibi ku di luar kota..."

"Ups.. Ku fikir mereka sedang berlibur..."

"Dasar kau.. Hanya tau libur saja.."

Malam kami memang menyenangkan. Tidak ada waktu sulit saat bersama. Tapi kebahagiaan kami itu pecah saat bunyi sirine itu kembali terdengar.

Untuk kesekian kalinya dalam sepekan.. Polisi melakukan patroli wajib di lingkungan kami. Aku tidak tau harus merasa bagaimana dengan keadaan itu..

Keberadaan polisi memang sedikit membuat aman.
Tapi itu juga membuat ku sadar bahwa kami sedang dalam bahaya.

"Mi.. Polisi itu memang rutin ya mantau di lingkungan sini..??"

"Ngak juga sih Ra.. Tapi sejak pembunuh berantai itu.. Polisi jadi super waspada.."

"Maksud kamu pembunuh keluarga larry masih berkeliaran di daerah sini..??"

"Bukan hanya keluarga Larry Ra.. Tapi juga keluarga adik kecil yang dulu biasa naik sepeda di depan rumah.."

"Ya Tuhan.. Mia kamu jangan nakut-nakutin donk.."

. Laura memang seorang penakut sejati. Jika ada lomba takut.. Maka dialah juaranya.
Tapi sebenarnya bukan hnya laura yang takut. Tapi aku juga.
Aku bahkan tidak menceritakan saat aku melihat pria aneh pada malam itu.
Aku takut jika laura menjadi panic dan memilih pulang ke rumahnya. Oleh karena itu aku memilih diam dan merahasiakannya.

*****

Pagi pun datang dengan sinar yang bersahabat. Tapi siapa sangka, dibalik sinarnya yang bersahabat itu. Menyimpan jeritan kelam di baliknya.

Yah.. Saat aku dan Laura tertidur. Ternyata psico gila itu kembali memakan korban.
Kali ini korbannya tepat berada di depan rumah ku.
Tetangga yang tadinya tinggal di depan rumahku kini telah tiada.
Dan kembali, dengan kondisi yang sama mengerikannya dengan korban-korban yang lain.

Kedua matanya hilang.

Hal ini menjadi PR berat utuk pihak berwajib. Menangkap dan mengungkap kasus kasus mengerikan ini.

Wajah Laura penuh dengan ketakutan. Aku tau apa yang ada difikirannya.
Karena aku juga memiliki fikiran yang sama.

"Bagaimana jika.. Rumahku selanjutnya..." ucapku pelan.

*****

. Laura tidak berbicara lewat mulutnya kala itu. Tapi dia menatapku tajam dan penuh rasa takut. Tentu dia takut. Kami takut. Kami takut menjadi selanjutnya.

Akhirnya aku dan laura memutuskan untuk tidak berangkat ke sekolah.
Aku menarik tangan laura kedalam rumah dan memintanya untuk mengemas barangnya.
Aku memintanya untuk pergi. Aku takut jika hal buruk terjadi padanya.

"Kamu harus pulang Ra.. Di sini sudah tidak aman.. Kamu bisa dalam bahaya kalau terus di sini.."

" Iya Mi.. Aku pergi kalau kamu pergi.."

"Jangan Ra.. Aku ngak bisa ninggalin rumah dan biarin rumah ini kosong.. Bisa jadi si Psico itu bakalan ngumpet di sini kalau kosong.."

"Tapi bagaimana dengan kamu Mi.., dan lagi.. Psico itu tidak perduli rumah ini kosong atau tidak.. Dia bakal lakuin apapun semau dia.."

"Ngak bisa Ra.. Bagaimana kalau keluarga aku balik ntar malam..? Aku ngak mau mereka dalam bahya.."

. Aku yang khawatir dan takut terus saja  mengemas barang Laura dan memintanya pergi. Dan saat itu laura memegang tanganku dan berkata...

"MI.. kita ini sahabat.. Dan sahabat ngak bisa ninggalin sahabatnya sendiri dalam susah.. Kalau aku pergi.. Itu artinya kamu juga.. Kalau kamu tinggal.. Maka aku juga..."

"RA..."

"Mi.. Itu kita.. Ngak ada hal yang sulit saat kita bersama.. Ingat kan..??"

. Aku memeluk Laura. Aku memeluk jiwaku yang ada pada raga berbeda.
Sangat beruntung rasanya memiliki teman seperti Laura. Dia bersedia ada pada moment terburuk sekalipun.

*****

. Malam ini, aku dan Laura memutuskan untuk tidak tidur. Adapun kami lelah, maka kami akan saling menjaga. Tapi entah mengapa malam itu, Laura bercerita tentang Larry yang dia anggap agak aneh. Dan itu mengingatkan ku tentang benda aneh yang dimiliki oleh Larry.

"Oh ya Ra.. Dulu aku juga nemu benda-benda aneh di laci mejanya Larry.."

"Batu..??" Saut laura.

"Ia.. Dan batu itu agak aneh.. Bentuknya seperti mata tapi hitam.."

"Benar sekali Mi.. Itu juga batu yang dulu kulihat dia simpan di saku bajunya... Bukankah itu aneh mi..?"

"Ra.. Apa menurut kamu.. Semua kejadian aneh ini ada hubungannya dengan batu itu..?"

"Mungkin aja sih mi.. Lagi pula.. Keluarga Larry adalah korban pertama bukan..?"

*****

. Kecurigaan muncul dan memenuhi fikiran kami. Terutama aku. Karena tepat sehari setelah aku menemukan ke anehan pada Larry.. Keluarga larry mengalami insiden itu. Dan lagi.. Tulisan aneh dari darah itu.. Dan induk kalung berbentuk mata hitam itu. Dan kenapa semua korban mengalami hal yang sama. Kehilangan kedua mata.

Hal ini benar-benar membuatku penasaran.

Next.
Gimi96
NadarNadz
nona212
nona212 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
2.4K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.