i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Indeks Kerukunan Beragama 2019 Versi Kemenag: DKI, Jabar, Aceh Posisi Bawah


Indeks Kerukunan Beragama 2019 Versi Kemenag: DKI, Jabar, Aceh Posisi Bawah

Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) merilis Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) untuk tahun 2019. Hasilnya nilai rata-rata nasional di angka 73,83 untuk rentang 1 sampai 100.

Survei untuk KUB itu dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Bimbingan Masyarakat Agama dan Layanan Keagamaan pada Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan (Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat) Kemenag. Merujuk pada angka KUB nasional 73,83 terdapat sejumlah provinsi yang berada di bawah rata-rata nasional.

"Indeks ini menarik beberapa rumusan. (Salah satunya) kerukunan umat beragama adalah keadaan atau kondisi kehidupan umat beragama yang berinteraksi secara harmonis, toleran, damai, saling menghargai, dan menghormati perbedaan agama dan kebebasan menjalankan beribadah masing-masing," ujar Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi dalam perilisan hasil survei itu di kantor Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (11/12/2019).



Pelaksanaan survei disebutkan pada 16 Mei-19 Mei 2019 dan 18-24 Juni 2019. Terdapat jumlah responden 13.600 orang dari 136 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi. Metode survei menggunakan penarikan sampel secara acak berjenjang dan margin of error kurang lebih 4,8 persen. Ada 3 hal yang disoroti dalam survei yaitu toleransi, kesetaraan, dan kerja sama di antara umat beragama.

Kembali pada keterangan Fachrul. Dia menyebut KUB juga menyoroti soal tidak boleh merendahkan agama satu atas agama yang lain. Menurutnya, hal ini terlihat dengan adanya kesetaraan para pemeluk agama dalam menjalankan ajaran agamanya dan tidak mencampuradukkan dan melanggar norma-norma agama masing-masing.

Selain itu Fachrul juga menyebut KUB terwujud pada kerja sama dalam membangun masyarakat dalam prinsip saling bahu-membahu dan sama-sama mengambil manfaat dan eksistensi bersama dalam mencapai tujuan bersama bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.



Berikut skors Indeks KUB tahun 2019:
- Skors Indeks KUB di atas rata-rata nasional:
1. Papua Barat: 82,1
2. Nusa Tenggara Timur: 81,1
3. Bali: 80,1
4. Sulawesi Utara: 79,9
5. Maluku: 79,4
6. Papua: 79,0
7. Kalimantan Utara: 78,0
8. Kalimantan Tengah: 77,8
9. Kalimantan Barat: 76,7
10. Sumatera Utara: 76,3
11. Sulawesi Selatan: 75,7
12. Sulawesi Tengah: 75,0
13. Jawa Tengah: 74,6
14. DI Yogyakarta: 74,2
15. Sulawesi Barat: 74,1
16. Sulawesi Tenggara: 73,9
17. Jawa Timur: 73,7
18. Kalimantan Timur: 73,6
19. Gorontalo: 73,2
20. Kepulauan Bangka Belitung: 73,1
21. Lampung: 73,1
22. Kepulauan Riau: 72,8
23. Maluku Utara: 72,7
24. Kalimantan Selatan: 72,5
25. Sumatera Selatan: 72,4
26. Bengkulu: 71,8
27. DKI Jakarta: 71,3
28. Jambi: 70,7
29. Nusa Tenggara Barat: 70,4
30. Riau: 69,3
31. Banten: 68,9
32. Jawa Barat: 68,5
33. Sumatera Barat: 64,4
34. Aceh: 60,2
sumber



Lumayan, DKI Jakarta bukan juru kunci.
Jika kita menyikap hasil survey ini, terlihat disana, bahwa propinsi yang indeks toleransinya besar justru adalah wilayah dimana non muslim menjadi mayoritas.
Kenapa bisa begini? Jawaban rilnya adalah, mereka tidak terlalu sibuk mengurusi urusan akherat orang lain. bahwa urusan iman adalah urusan antara manusia dengan Tuhannya. Dan mereka tidak menggunakan kekuatan mayoritas mereka di wilayah tersebut untuk gampang menganggap sesuatu yang berhubungan dengan keimanan harus digembar-gemborkan. Sedikit ada masalah langsung dianggap penistaan agama.

Seharusnya mereka yang menjadi mayoritas dimana wilayahnya dianggap besar intoleransinya mau merefleksikan diri mereka, berkaca pada diri masing-masing, punya rasa malu, dan mau memperbaiki diri. Tak boleh ada sebuah agama merasa lebih eksklusif dibanding agama lain.

Bahwa pada dasarnya tak ada 1 agamapun yang menganjurkan ummatnya untuk menghina-hina agama lain. JIka ada sebuah sarkas atau sindiran, jangan serta merta memposisikan diri sebagai pembela agama.Jika mempunyai keyakinan bahwa sebuah agama datangnya dari Tuhan, maka yakinlah Tuhan akan tetap menjaga sampai akhir masa.

Sehina-hinanya manusia adalah mereka yang merasa lebih tinggi derajatnya dibanding manusia lain, padahal derajat manusia itu bukan manusia itu sendiri yang menilai.

Sayangnya banyak, bahkan terlalu banyak orang yang merasa memegang kunci surga. Merasa menjadi panitya masuk surga. Ya silakan saja, asal jangan merendahkan mereka yang memandang dengan sebelah mata.

Untukku agamaku, untukmu agamamu.
Kalau sudah ada perintah yang tertulis dalam Kitab Suci, kenapa juga masih saja merecoki agama orang lain? Dia kafir? ya biarin. Dia nyaman koq. Dia muslim tapi dianggap kafir? Ya biarin. Kan situ yang menganggap kafir. Apa lantas keimannya akan hilang atau akan runtuh begitu saja setelah situ menganggap kafir? Gak. Justru situ yang hilang keimanannya karena terlalu mudah menganggap orang lain kafir. Lalu situ merasa paling alim? Merasa paling berakhlak? Ya silakan saja. Biar Allah yang menilai.

Semua ucapan kebesaran Tuhan seharusnya diucapkan dengan lemah lembut, dengan penuh keikhlasan, bukan dengan teriakan atau amarah. Apa dipikirnya Tuhan bagi mereka atau Allah bagi dirimu merasa senang dengan teriakan amarah seperti itu? Yang benar saja.

Kalau urusan surga dan neraka menjadi urusan pribadi. Kalau urusan pertanggungjawaban di akherat menjadi urusan pribadi masing-masing manusia, kenapa kalian masih saja sibuk dengan urusan dunia akherat orang lain?

Jangan pandir. Tak usah berdebat.
Pahami saja semuanya dengan hati yang bersih.


Diubah oleh i.am.legend. 11-12-2019 06:24
raafirastania26
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 44 lainnya memberi reputasi
43
8.6K
124
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.