inal74Avatar border
TS
inal74
Sejarah Singkat Kitab Talmud


Without Torah, Talmud would be meaningless, likewise without Talmud, Torah would be unfathomable, (Reb Mordechai, pemeluk Yahudi Orthodox, 2017)

Mesir Kuno meninggalkan catatan sejarah sangat lengkap perihal budaya dan peradaban mereka yang bisa dilihat dari berbagai artefak dan makam. Hanya saja, sampai dengan hari ini, belum ada sepotong artefak pun yang menunjukkan tentang keberadaan Bani Israil alias kaum Yahudi ketika mereka hidup berdampingan dengan penduduk Mesir. Sejarah mulai mencatat eksistensi Yahudi adalah ketika kedatangan Nabi Musa Alaihisalam (Moses) ke Mesir dan eksodus Yahudi-Mesir ke Kanaan alias Palestina. Seperti kita ketahui bersama, dalam perjalanan memimpin eksodus ini, Nabi Musa Alaihisalam menerima firman Tuhan di Gunung Sinai yang dikenal dengan Taurat (Torah). Peristiwa ini terjadi sekitar abad 12 sebelum masehi.

Menurut keyakinan semua ulama Yudaisme alias rabi Yahudi, Nabi Musa Alaihisalam menerima 2 jenis Taurat atau Torah dari Tuhan, yaitu Torah Shebikfab(firman Tuhan yang tertulis di atas batu-batu di Gunung Sinai) dan Torah Shbeal Peh (penjelasan Tuhan secara verbal tentang Torah Shebikfab). Di jaman sekarang, Torah Shbeal Peh ini dikenal dengan sebutan Kitab Talmud. Maksudnya, Torah Shbeal Peh alias Talmud merupakan kumpulan catatan tentang diskusi para rabi yang mengajarkan perihal bagaimana memahami dan melaksanakan penjelasan Tuhan secara verbal tentang Torah Shebikfab tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Talmud terdiri dari 2 kitab utama, yaitu Kitab Mishnah dan Kitab Gemara.

Kitab Mishnah diyakini bersumber dari Nabi Musa Alaihisalam yang diriwayatkan secara lisan turun temurun oleh para rabi Yahudi sampai dengan munculnya seorang rabi Yahudi bernama Judah Hanasi (135-220 Masehi). Kitab Mishna ditulis dengan bahasa Ibrani Baru (New Hebrew), yaitu bahasa Ibrani yang telah terpengaruhi oleh bahasa Yunani, Latin, dan Parsi. Selain itu, pada masa sebelum lahirnya Nabi Isa Alaihisalam alias Yesus, di Palestina (Kanaan) sebenarnya telah terdapat berbagai sekolah agama Yahudi, dimana seluruh penjelasan dari para rabi Yahudi ditulis pada catatan-catatan untuk memudahkan para pelajar. Catatan-catatan khusus ini di kemudian hari dikumpulkan menjadi satu, dan pada saat itulah muncul Kitab Mishnah dan Gemara.

Kitab Mishnah terdiri dari 6 risalah, yaitu:
  • Zeraim (risalah tentang peraturan agama yang berhubungan dengan pertanian). Risalah ini terbagi lagi ke dalam 11 risalah.
  • Moed (risalah tentang peraturan agama yang berhubungan dengan puasa dan hari-hari besar). Risalah ini terbagi lagi ke dalam 12 risalah.
  • Nashim (risalah tentang peraturan agama yang berhubungan dengan wanita, seperti perkimpoian, perceraian, cara beribadah wanita, dan segala masalah yang berhubungan dengan kewanitaan). Risalah ini terbagi lagi ke dalam 7 risalah.
  • Nezikin atau Nazikin (risalah tentang peraturan agama yang berhubungan dengan masalah kejahatan atau kriminalitas, baik perdata maupun pidana). Risalah ini terbagi lagi ke dalam 10 risalah.
  • Kodashim (risalah tentang peraturan agama yang berhubungan dengan sesembahan dan semua upacara keagamaan). Risalah ini terbagi lagi ke dalam 11 risalah.
  • Tahorot atau Toharoth (risalah tentang peraturan agama yang berhubungan dengan kesucian fisik dari benda-benda najis). Risalah ini terbagi lagi ke dalam 12 risalah.

Mishnah merupakan bagian pertama dan utama dari Talmud. Oleh sebab itu, Talmud, dalam bahasa Ibrani, disebut juga dengan Shas yang merupakan singkatan dari Shishah Sedarim (Hukum Yang Enam). Para Rabi Yahudi penyusun Kitab Mishnah memiliki sebutan khusus:
  • Tannaim, yaitu para rabi Yahudi yang menyusun Mishnah mulai dari tahun 10 Masehi sampai dengan tahun 200 Masehi.
  • Saboraim, yaitu para Rabi Yahudi yang menggabungkan Mishnah dan Gemara dalam satu kitab pada tahun 500 Masehi dan tahun 600 Masehi.
  • Juyunim, yaitu para Rabi Yahudi yang menafsirkan Talmud, dan mereka adalah pemimpin suatu perkumpulan atau tempat ibadah.
  • Posekim, yaitu para Rabi Yahudi yang menafsirkan Talmud, tapi mereka bukan pemimpin suatu perkumpulan atau tempat ibadah.
  • Amoraim, yaitu para Rabi Yahudi penyusun penjelasan terhadap Mishnah. Penjelasan ini kemudian dinamakan Gemara.

Kitab Gemara muncul sebagai akibat adanya berbagai perdebatan dan perbedaan pendapat dari para rabi Yahudi tentang kandungan Kitab Mishnah. Semua catatan perdebatan tersebut lantas dikumpulkan ke dalam satu kitab baru yang terpisah dari Kitab Mishnah, dan diberi nama Gemara. Proses membukukan Kitab Gemara diperkirakan memakan waktu 4 abad (mulai dari abad ke-2 Masehi sampai dengan akhir abad ke-6 Masehi). Sumber lain mengatakan bahwa orang pertama yang menyusun Kitab Gemara adalah 2 orang putra Rabi Judah Hanasi, yaitu Rabi Gamaliel dan Rabi Simeon. Kemudian dilanjutkan oleh Rabi Ashi di sebuah kota yang terletak di tepi sungai Eufrat pada tahun 365 Masehi sampai dengan 435 Masehi. Lalu disempurnakan Rabi Abino dan Rabi Jose pada tahun 498 Masehi. Gemara bersumber dari 2 aliran besar agama Yahudi:
  • Aliran Yahudi Palestina. Meskipun tidak ditulis di Palestina namun kumpulan catatan perdebatan para rabi Yahudi Palestina dalam menjelaskan Mishnah ini lebih terkenal dengan sebutan Talmud Palestina atau Talmud Yerusalem alias Talmud Baitul Maqdis. Sebutan ini muncul karena proses pengumpulan catatan (bukan penulisannya) untuk penyusunan Talmud Palestina dilakukan pada abad ke-4 di Palestina.
  • Aliran Yahudi Babilonia yang kemudian lebih terkenal dengan sebutan Talmud Babilonia. Kumpulan catatan perdebatan para rabi Yahudi Babilonia dalam menjelaskan Mishnah ini merupakan buah tangan para rabi Yahudi dari jaman yang berbeda-beda. Talmud Babilonia disusun pada tahun 500 Masehi.

Gemara disebut juga sebagai Talmud Negeri Israel, karena Gemara dipahami pula sebagai hasil analisis para rabi Yahudi terhadap Mishnah selama 200 tahun di sekolah-sekolah agama Yahudi di Israel (terutama di Tiberias dan Kaisarea). Semua sumber sepakat bahwa para rabi Yahudi dari kelompok Yahudi Phareesis (Al-Farisiyyin) adalah para penyusun Talmud. Kelompok Yahudi yang sudah ada dari tahun 200 Sebelum Masehi ini adalah kelompok Yahudi yang paling berpengaruh dan paling banyak anggotanya hingga sekarang. Kelompok Yahudi Phareesis menyusun Talmud dengan mengikuti tradisi para penulis Tokoh-Tokoh Besar Synagogue (Men of Great Synagogue) yang mengakui bahwa Ezra adalah guru besar Yahudi setelah Nabi Musa Alaihisalam. Kitab Talmud disusun dengan menggunakan bahasa Ibrani berdialek Aramaic.

Setelah mengenal Mishnah dan Gemara di atas, maka bisa dipahami bahwa penggabungan antara Kitab Mishnah dengan Kitab Gemara di dalam satu kitab inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya satu kitab baru bernama Talmud. Lalu, seperti apakah isi ajaran Talmud tersebut? Sebelum masuk lebih dalam untuk sedikit mengetahui isi ajaran Talmud, terdapat fakta sejarah menarik yang terlebih dulu harus diketahui, yaitu adanya hujatan dan penolakan terhadap kitab Talmud.

Pada masa abad pertengahan, Kitab Talmud dihujat habis-habisan karena kitab ini dipandang memotivasi kaum Yahudi untuk menentang otoritas pemerintah dan agama Nasrani secara rahasia maupun secara terbuka. Selain itu, sesuai dengan Konsili Paus Ke-30, para paus yang berani mengutuk isi Kitab Talmud secara terbuka, yaitu Paus Paulus III (pada tahun 1534), Paus Pious IV (pada tahun 1554), Paus Paulus IV (pada tahun 1555), Paus Gregorius XIII (pada tahun 1572), Paus Clementinus VIII (pada tahun 1592), Paus Alexander VII (pada tahun 1655), Paus Benedictus XIV (pada tahun 1724), Fakta-fakta lainnya yang layak untuk diketahui adalah sebagai berikut:
  • Pada tahun 553 Masehi, Kaisar Justinian mengharamkan penyalinan dan penyebaran Talmud ke seluruh pelosok kekaisaran.
  • Pada tahun 1200-an, Paus Gregorius IX dan Paus Innocentinus IV mengecam keras Kitab Talmud karena kitab tersebut mengandung unsur penghinaan terhadap ajaran Nasrani. Akibatnya, dua paus ini memerintahkan untuk membakar Kitab Talmud karena kitab tersebut dipandang penyebar bid’ah agama alias heretodoksi.
  • Pada masa pemerintahan Raja Ludwig alias Louis The Pious (1226-1270) di Perancis, sang raja pernah mengeluarkan perintah untuk membasmi semua Kitab Talmud yang beredar di wilayah kerajaannya.
  • Pada tahun 1700-an, Johan Pfefferkorn (seorang Yahudi yang pindah agama ke Kristen) mengungkap secara gamblang ajaran-ajaran dalam Kitab Talmud. Akibatnya, terjadi penindasan terhadap kaum Yahudi, dan pembasmian kitab-kitab beserta perpustakaan mereka. Diantaranya terjadi di kota Brandenburg, Jerman dan di Polandia.
  • Pada tahun 1887, Paus Leo XIII mengeluarkan resolusi bahwa Talmud dan kitab-kitab Yahudi lainnya dinyatakan sebagai buku terlarang dan harus dicabut dari peredaran lalu dimusnahkan.

Oleh sebab itu, wajar jika seorang Uskup Anglican di Palestina, Joseph Barclay (1831-1881), semasa hidupnya pernah menyatakan: The Talmud often contradicts Holy Scriptures (Talmud seringkali bertentangan dengan ayat-ayat dalam Alkitab). Berkaca dari kejadian pahit di atas, maka para rabi dan pemimpin Yahudi pada tahun 1631 mengadakan musyawarah besar di Polandia yang menghasilkan keputusan bahwa semua penggalan ayat di dalam Talmud yang menyinggung umat Nasrani harus diganti dengan kode-kode atau isyarat-isyarat tertentu yang hanya dipahami oleh para rabi Yahudi. Kitab Talmud hasil “revisi” dan penuh dengan kode-kode tertentu ini dicetak pertama kali di kota Basel pada rentang tahun 1578 sampai dengan tahun 1581. Oleh sebab itu, wajar jika muncul pertanyaan: benarkah isi Kitab Talmud itu berbahaya?

Kaum Yahudi adalah umat yang selamanya merasa lebih unggul daripada umat lainnya, karena meyakini sebagai Umat Pilihan Tuhan atau The Chosen People. Oleh sebab itu, semua kitab keagamaan Yahudi pun mengandung ajaran superior ini, termasuk Kitab Talmud. Dalam Kitab Talmud terdapat kode atau istilah untuk membedakan Yahudi dengan non Yahudi. Dalam kamus bahasa Inggris, istilah non Yahudi adalah “gentile”. Dalam Talmud, istilah yang mengacu kepada non Yahudi adalah Abhodah Zarah, Akum, Obhde Elilim, Minim (ahli bid’ah), Edom, Goim atau Goj (Goyyim), Nokhrim, Amme Harets, Basar Vedam, Apikorosim, dan Kuthim. Istilah gentile atau non Yahudi mengacu pada semua orang di dunia ini yang tidak memeluk agama Yahudi, contoh: Muslim, Nasrani, umat Buddha, umat Hindu, umat Konghucu, dan lain-lain. Bangsa Israel atau orang berdarah Yahudi yang telah meninggalkan agama Yahudi (Yudaisme) dan pindah ke agama lain termasuk ke dalam golongan non Yahudi.

Sekelumit isi ajaran Talmud bisa dilihat pada Talmud terjemahan bahasa Inggris karya William Davidson di bawah ini:
  • Kebanggaan Yahudi terhadap keunggulan dan kesucian ras mereka bisa dilihat dalam bagian Moed, risalah Scabbath atau Shabbat 105a: We are honest (nekhonim), we are righteous (tzaddikim), we are pure (tehorim), we are innocent (dakkim), we are holy (kedoshim).
  • Seorang Yahudi boleh merampok seorang non Yahudi dalam bagian Nezikin atau Nazikin, risalah Sanhedrin 57a: With regard to robbery, the term permitted is relevant, as it is permitted for a jew to rob a gentile.
  • Di bagian Nezikin atau Nazikin, risalah Bava Metzia 33a tertulis: for those who engage in the study of Bible, it is a virtue but not a complete virtue.
  • Hukuman karena melanggar sabda the Sages alias para ahli Taurat (para rabi Yahudi) jauh lebih berat daripada hukuman karena melanggar ayat-ayat Taurat (Torah). Ini bisa dilihat pada bagian Moed, risalah Erubin atau Eruvin 21b: For the words of the Torah include positive and negative commandments, the violation of many of them is punishable only by lashes. Whereas with respect the words of the Sages, anyone who transgresses the words of the Sages is liable to receive the death penalty.
  • Di bagian Nezikin atau Nazikin, risalah Avodah Zarah 26b tertulis: A jewish woman may not deliver the child of a gentile woman, because in doing so she is delivering a child who will engage in idol worship.


Terjemahan Risalah Baba Kamma 113a dari bahasa Ibrani ke bahasa Jerman oleh Auguste Rohling


Pada tahun 1994, Rabi Tzvi Marx dari Shalom Hartman Institute di Palestina pernah menyatakan bahwa kaum Yahudi di masa lalu telah membuat dua versi Kitab Talmud, yaitu: Kitab Talmud asli sebagai bahan pelajaran bagi para siswa di sekolah-sekolah (kollel) Talmud, dan satu lagi Kitab Talmud yang telah disensor dan direvisi sebagai bahan bacaan bagi kaum non Yahudi. William Popper berpendapat bahwa proses sensor dan revisi tersebut dilakukan tidak hanya mengahapus ayat-ayat atau kalimat yang panjang, tetapi juga penghapusan satu kata atau mengganti satu kata.

Di jaman sekarang, mayoritas universitas-universitas di Israel memiliki fakultas atau jurusan Talmudic Literature atau Rabbinic Literature sebagai wadah bagi kaum muda Israel yang tertarik untuk menjadi seorang rabi dan memperdalam kajian Talmud beserta kitab-kitab agama Yahudi lainnya. Fakta tentang pentingnya posisi Talmud dalam agama Yahudi ini bahkan telah diingatkan oleh Auguste Rohling sekitar 135 tahun lalu: Le Talmud constitue l'etude principale des seminaires rabbiniques.

Sumber:
Muhammad Abdullah Asy-Syarqawi, TALMUD: Kitab “Hitam” Yahudi Yang Menggemparkan, Penerjemah: Alimin, Zainal Arifin, Rezki Matumona, Sahara Publusher, Jakarta, 2006.

William Popper, The Censorship of Hebrew Book, The Knickerbocker Press, New York, USA, 1899.

Joseph Barclay, LL.D, The Talmud, Albemarle Street, London, 1878.

Auguste Rohling, Le Juif Selon Le Talmud, Nouvelle Librarie Parisienne, Paris, 1889.

Auguste Rohling, Die Polemik und Menschenopfer des Rabbinismus, Verlag der Bonifacius-Druckerei, Paderborn, German, 1883.

https://www.algemeiner.com/2017/08/1...xt-in-judaism/

Sefaria.org
Diubah oleh inal74 11-12-2019 09:50
teagaja
fan.kui
dellesology
dellesology dan 44 lainnya memberi reputasi
45
18.2K
149
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & Xenology
icon
6.5KThread10.3KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.