Zaman digital semakin canggih, sudah pasti di industri 4.0 ini manusia semakin mempermudah dirinya sendiri dengan adanya internet dan juga alat-alat produksi yang serba memudahkan.

Begitu juga dengan munculnya gadget terbaru yang tentu saja sebagai sarana komunikasi semakin mudah, ketika smartphone menjamur kini smartwatch yang bentuknya lebih simple pun sudah banyak beredar. Tetapi di zaman serba modern ini kelihaian siswa yang mengikuti ujian sekolah untuk berbuat curang pun jadi bertambah smart juga.



Maklum saja, di era digital maling sudah banyak menggunakan teknologi. Tipikal orang-orang yang malas berusaha juga memanfaatkan perkembangan teknologi, begitu juga aksi menyontek yang dulu masih manual kini sudah lebih maju, yaitu dengan smartwatch. Jadi walau siswa di tutupi kardus pun tetap saja masih bisa mencontek.



Tampilan layar yang lebih kecil namun bisa memuat data dan juga browsing internet membuat smartwatch menjadi andalan siswa pemalas dalam mencontek, mereka ingin hasil bagus tanpa berusaha. Maka jangan heran ketika sekolah masih berpatokan pada nilai bukan sebuah karya maka banyak lulusan sekolah yang tak berkualitas.

Bahkan ketika para siswa lulus sekolah pun nilai dan peringkat tinggi ketika masih bersekolah banyak yang tak membantu, sebab ketika melamar pekerjaan akan ada test-test yang harus di lakukan bila dalam test tersebut kita gagal jadi untuk apa nilai tinggi di sekolah? Apa hanya menjadi pajangan saja?





Masalah pendidikan di Indonesia memang menjadi masalah yang kompleks, nilai sekolah masih dianggap penting padahal setiap anak yang bersekolah harus bisa melumat banyak mata pelajaran, bayangkan pelajaran kimia, biologi, geografi, sosial hingga matematika dan juga bahasa daerah harus di telan tanpa boleh ada yang cacat semua mata pelajaran menginginkan hasil yang maksimal.

Padahal seorang guru Biologi saja ketika di test pelajaran geografi bisa pusing tujuh keliling, begitu juga sebaliknya hebatnya siswa harus bisa semua mata pelajaran tersebut dengan nilai memuaskan sudah pasti ujungnya nyontek lebih mudah dan berkah, toh lulus sekolah juga nilai tinggi tidak jadi acuan untuk mencari uang.

Kembali lagi dengan sistem pendidikan yang menurut saya konyol, semoga saja ada pembenahan sistem dimana bakat anak lebih di perhatikan daripada hanya mengusung nilai untuk banyaknya mata pelajaran. Sukses di masa depan tak bergantung pada nilai, tapi kemampuan kita mengolah bakat yang ada dalam diri untuk menghasilkan pundi rezeki.





Waduh daripada ngalor ngidul dari smartwatch, nyontek hingga sistem pendidikan jadi apa pendapatmu mengenai hal ini?

Salam lur, saya c4punk see u next thread.